Rabu, 24 April 2019

Khotbah Keb. R. Tangga 23-24 Apr 2019 Maz 21: 1-7 Memiliki iman kepada Allah


Nats kita ini berbicara tentang kemenangan Raja Daud. Berbagai kejayaan dan kesuksesan ia peroleh, sehingga ia menjadi raja yang besar dalam sejarah bangsa Israel. Namun, ia sangat sadar bahwa kemenangannya datang dari Tuhan (ayat 2). Oleh karena itu, ia mengembalikan semua kemuliaan hanya bagi Tuhan. Hasilnya, ia bersukacita. Bukan karena kemenangannya, melainkan karena kesadaran yang ia miliki tentang siapa yang memberi kesuksesan tersebut, yakni Tuhan. Dari mazmur ini kita belajar tentang cara menyikapi kesuksesan. Pertama, kita harus selalu menyadari bahwa kita sukses bukan melulu karena kita hebat, tetapi lebih utama karena anugerah Tuhan. Dalam rencana-Nya, Allah memercayakan berkat yang lebih kepada kita. Karena itu kita tidak boleh menjadi sombong. Kedua, kesuksesan bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk disalurkan kepada sesama. Sama seperti segala berkat yang lain, Tuhan ingin kesuksesan kita dipakai untuk memberkati orang lain dan memuliakan nama-Nya. Dengan demikian, kita akan menjadi orang sukses yang bahagia 
Ketika Daud ada dipuncak kejayaannya, ia menyadari bahwa ia ada di sana bukan karena kemampuannya semata-mata, tetapi karena dia percaya kepada Tuhan (ayat 8). Hal itu bukan berarti tidak perlu berusaha untuk berhasil. Tetapi Daud sadar bahwa kemampuannya menjadi berarti karena dia percaya kepada Tuhan sehingga ketika dia berhasil bukan menjadi sebuah beban yang menyusahkan dirinya seperti kebanyakan orang yang sukses di dunia ini.
Menyadari bahwa sukses itu adalah karena Anugerah 
Memang Daud memiliki senjata, dan pasukan serta kecakapan untuk berperang. Tetapi dia menyadari penuh bahwa kemenangan-kemenangan yang dia raih semata-mata karena anugerah Allah (ayat 2).
                Memang kerja keras dibutuhkan untuk sukses, tetapi ingatlah bahwa kerja keras bukanlah segalanya. Kalau bukan Tuhan yang menganugerahkan keberhasilan itu pada kita, maka sekuat apapun kita berusaha kita tidak akan pernah berhasil. Lihatlah kenyataan bahwa banyak orang yang kerja keras tetapi tidak berhasil.
 Jadi Hanya ALLAH SUMBER DAMAI SEJAHTERA RAJA: MAZMUR 21
Judul Mazmur ini dalam Alkitab kita ialah “Nyanyian syukur karena kemenangan raja.” Jadi tampak suatu kaitan tematis dan isi dengan mazmur terdahulu. Memang mazmur ini adalah nyanyian ucapan syukur, sebuah “eucharistia.” Maka tidak mengherankan bahwa nada-nada syukur itu terasa dari awal hingga akhir, dari ayat ke ayat.
Secara tertentu mazmur ini boleh juga disebut sebagai “mazmur politik,” karena ia membicarakan tentang legitimasi kekuasaan raja. Di sini digambarkan bahwa raja adalah penguasa atas tatanan dan realitas politik, dengan cakupan batas-batas wilayah geografis tertentu. Kekuasaan raja itu mempunyai beberapa legitimasi, justifikasi, dan pendasaran. Seluruh mazmur ini sebenarnya mencoba melukiskan legitimasi teologis kekuasaan seorang raja atau penguasa politis tertentu. Inti legitimasi itu dapat dilukiskan secara singkat sbb: Raja dapat berkuasa karena Allah berkenan kepadanya. Dengan kata lain, raja dapat berkuasa karena kuasa itu diberikan dari atas kepadanya. Kalau tidak, maka ia tidak dapat berkuasa. Raja bersukacita karena kuasa yang berasal dari atas atau dari Allah. Raja bersorak kegirangan karena Tuhan memberinya kemenangan (ayat 2). Ayat 3 melukiskan pengalaman doa yang terkabulkan.
Jalan pikiran ini dilanjutkan dalam ayat 4-6. Diyakini bahwa raja mendapat berkat, mendapat mahkota, mendapat rahmat hidup dan umur panjang (dalam bahasa perjanjian lama itulah beberapa unsur “shalom” Allah bagi manusia), dari Allah semata-mata, bukan dari sumber-sumber lain. Raja mendapat kemuliaan besar dari Allah karena kemenangan. Pada gilirannya, raja mampu menjadi berkat atau shalom bagi yang lain. Kemampuan menjadi berkat atau shalom bagi yang lain itulah yang bisa melestarikan kekuasaan sang raja: ia mampu menjadi “summum bonum” bagi rakyat. Bukan malah menjadi pembawa bencana bagi rakyat (ayat 7) seperti yang sedang terjadi pada kita saat ini, di mana pemerintah sepertinya tidak berdaya lagi mendatangkan kesejahteraan sosial bagi rakyat. Dalam konteks seperti ini legitimasi kekuasaan biasanya semakin merosot dan itulah pertanda awal bencana bagi mereka.
Dalam ayat 8 dilukiskan pendasaran teologis kekuasaan raja. Dikatakan secara singkat bahwa Raja kokoh dan makmur karena imannya dan karena kasih karunia (charis) dari Allah semata-mata. Ayat 9-13, melukiskan pengalaman itu secara negatif. Artinya kalau kini sang raja kokoh dalam kekuasaanya, hal itu tidak lain karena Allah mengalahkan musuh-musuhnya. Dengan kata lain, dalam gugusan ayat-ayat ini dilukiskan apa yang dibuat atau dikerjakan Allah kepada atau atas musuh-musuh raja. Perhatikan baik-baik bahwa semua kata kerja dalam gugusan ayat-ayat ini hanya melukiskan satu hal, yaitu sang raja berjaya karena dan intervensi (campur tangan) Allah dalam percaturan politik kekuasaan sang raja (Band JOKOWI)Dgn PRABOWO 3X Calon ngak pernah Menang.. Atas dasar pengalaman dan keyakinan itu maka si pemazmur dalam ayat 14 bisa berseru dengan lantang kepada Allah: “Bangkitlah, ya TUHAN, di dalam kekuasaanMu! Kami mau menyanyikan dan memazmurkan keperkasaanMu.” Semoga anda tidak asing dengan kutipan ayat ini sebab inilah salah ayat mazmur yang diangkat sebagai lagu mazmur antar bacaan: Bangkitkanlah ya Tuhan kegagahanMu, dan datanglah menyelamatkan kami. Amen
Kitab yg penuh Mujijat; Ironi dan Sulit utk diterima akan 40 Penulis; 1600 Thn
Nubuatan Kebangkitan: Maz 16:8-11;Dari mulai Kelahirannya Kej 3:15; Gal. 4:4; Dilahirkan di Betlehem Mika 5:1;Luk 2:4-6; Akan dilahirkan dari seog perawan Yes 7: 14; Luk 1:26; Taida ttg Kematiannya.  Tangan akan ditusuk Zak 12:10; Membuang Undi atas pakaiannya Maz 22:18; Tulang2 tdk dipatahkan Kel 12:46; Matinya dgn Penjahat2 Yes 53:9






Khotbah Ke. Lansia 23 Apr 2019 Matius 28:1-9 Yesus Telah Bangkit.


Ch. Barth seorg Teolog dalam bukunya Teologia Perjanjian Lama mengungkapkan bahwa tradisi Paskah merupakan tradisi iman Israel yang paling kuna yang berkaitan langsung dengan identitas mereka sebagai umat Allah baik secara teologis maupun politis melalui peristiwa keluaran dari tanah perbudakan yaitu Mesir. Mengapa tradisi Paskah bukan sekedar perayaan teologis namun juga politis? Menurut catatan sejarah Eusibius dari Kaisarea, umat Israel ditindas Firaun Ramses II selama 430 tahun. Oleh sebab itu jelaslah sudah bahwa peristiwa Paskah bukan sekedar berita yang bernada rohani saja tetapi ini adalah sebuah perayaan politik bahwa dibalik kemustahilan yang amat panjang dalam perjalanan sebuah bangsa, masih ada secercah harapan. Dalam perkembangan selanjutnya, tradisi Paskah berdampingan erat dengan berita politik seperti yang terjadi lima ratus tahun kemudian (490 sM) dimana imam Ezra menyerukan kembali perayaan Paskah sebagai ungkapan syukur karena bebasnya mereka dari pembuangan Babilonia selama 50 tahun.
Sikap politis Yesus sebelum dan sampai kebangkitanNya
Peristiwa Paskah di dalam Perjanjian Lama bukan hanya bermakna teologis namun juga politis. Lantas bagaimana dengan jaman Yesus? Jaman Yesus merupakan jaman yang secara politik carut marut dan sulit. Lagi-lagi Palestina berada dalam penjajahan. Saat itu Romawi menjajah Palestina dan memberikan status “imperial provinces” yang artinya propinsi yang dianggap pembangkang dan mudah memberontak kepada Kaisar Romawi. Jaman Yesus juga menjadi jaman multipartai politik, tidak beda dengan kondisi kita saat ini. Terlepas dari motivasi keagamaan yang kuat yang mendorong partai-partai ini, sebenarnya mereka masing-masing memperjuangkan kemerdekaan negaranya dari penjajahan Romawi dengan caranya sendiri-sendiri. Sayap politik nasionalis dimotori oleh Kaum Zelot yang berupaya membebaskan kaum Yahudi dari penjajah dengan kekuatan militer. Kelompok lain yang sangat berpengaruh adalah Kelompok Farisi. Awalnya kelompok ini merupakan kelompok sosial-keagamaan, namun seiring perkembangan waktu dan perkembangan dalam kelompok ini, maka Kelompok Farisi ini berubah wujud menjadi kelompok politik bernafaskan agama. Disamping dua kelompok di atas yang dapat dianggap sebagai kelompok oposisi terhadap pemerintah dan penjajah Romawi, saat itu ada dua kelompok yang pro-pemerintah dan penjajah Romawi. Yang pertama adalah Kelompok Herodian, memang kelompok ini jarang disebutkan dalam Alkitab (Mat. 22:16 dan Mark. 3:6, 12:13). Namun dalam kenyataannya kelompok ini adalah kelompok yang kuat karena menjadi penyokong utama dinasti Herodes. Kelompok lainnya adalah Kelompok Saduki. Kelompok ini adalah penguasa Bait Allah. Kelompok ini sangat liberal dalam pengajaran dan sangat kompromistis dalam praktik hidup sesehari.Di tengah situasi politik yang carut marut itu, Yesus hadir dengan sikap politiknya. Dia tidak tergiur untuk menjadi relevan, populer dan merengkuh kekuasaan dan pengaruh dengan mengikuti salah satu kelompok, namun Dia setia melakukan kehendak Bapa-Nya yaitu memberikan perhatian pada mereka yang tersisih, tertolak dan terpinggirkan di masyarakat. Walaupun pada akhirnya Dia menjadi tumbal dari kompromi politik tingkat tinggi antara Pilatus, Herodes, dan para pemimpin parpol agama Yahudi. Pupuskah harapan mereka? Peristiwa Paskah diawali oleh Injil Matius dengan suatu kesaksian, “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria lainnya , menengok kubur itu” (Matius 28:1). Apa yang para perempuan itu pikirkan ketika mengunjungi kuburan Yesus? Apakah mereka memiliki harapan bahwa Yesus akan bangkit dan bersama-sama dengan mereka? Tentunya jelas terlihat bahwa mereka tidak memiliki bayangan bahwa Yesus akan bangkit, mereka datang dengan hati pilu hanya ingin mengurapi jenazah Yesus dengan rempah-rempah dan minyak pengharum sebagai tanda kasih dan penghormatan mereka pada Yesus. Mereka juga tidak memiliki harapan bahwa Yesus akan bangkit. Ketika kita menghadiri sebuah upacara pemakaman atau sekedar mengunjungi makam saudara, kita akan menatap batu nisannya dan menyadari bahwa kehidupannya sudah berakhir. Yang kita lakukan biasanya adalah mengenang (flash back) kepada kehidupan masa lalu mereka yang sudah tiada. Mereka sudah tiada dan tidak dapat hadir secara fisik menemani kita. Demikian pula sikap para perempuan tatkala mengunjungi kubur Yesus. Mereka merasa sedih, berduka dan sangat kehilangan dengan kematian Yesus. Apa yang tersisa? Apa lagi yang dapat diharapkan? Semua sudah berakhir!! Sungguh mengejutkan, peristiwa Paskah justru diawali dengan tiadanya harapan, walaupun sebelumnya mereka mendengar sendiri dari Yesus bahwa Dia akan bangkit pada hari yang ketiga.
Namun simaklah kisah selanjutnya. Harapan mereka yang sudah pupus itu kini bangkit. Sebab Allah mengutus seorang Malaikat-Nya untuk memberitakan kabar kebangkitan Yesus, “Janganlah kamu takut sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada disini, sebab Ia telah bangkit sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring”(Matius 28:5-6). Harapan para perempuan yang tadinya hanya ingin mengurapi jenazah Yesus dengan rempah-rempah dan minyak wangi berubah menjadi harapan yang baru dan penuh sukacita. Di depan kubur Yesus itulah harapan para perempuan berubah drastis, Pahlawan mereka sudah bangkit!! Lihatlah reaksi para perempuan itu, awalnya mereka datang dengan hati dirundung pilu sekarang “mereka segera pergi dari kubur itu dengan takut dan sukacita yang besar berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya pada murid-murid Yesus “ (Matius 28:8). Peristiwa Paskah bermakna transformasi pengalaman iman yang mengubah kesedihan menjadi sukacita dan mampu mengubah kehidupan yang penuh keputusasaan menjadi penuh pengharapan. Perkataan pertama dari Yesus yang bangkit adalah, “Salam bagimu” (Matius 28: 9). Ucapan salam dari Tuhan Yesus tentunya memiliki makna yang dalam. Sebab Tuhan Yesus telah bangkit dan menyatakan realita “syaloom” dari Allah yaitu realita Damai Sejahtera. Tuhan Yesus datang menjumpai para murid dalam keadaan damai sehingga mereka dibebaskan dari rasa takut. Yesus melanjutkan perkataanNya, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu supaya mereka pergi ke Galilea dan disanalah mereka akan melihat Aku” (Matius 28:10). Yang sangat menarik adalah Yesus menyuruh mereka berjumpa lagi dengannya di Galilea. Mengapa di Galilea? Pada jaman itu orang Israel pada umumnya tahu bahwa Galilea adalah daerah yang dianggap terbelakang, Amen
Nubuatan Kebangkitan: Maz 16:8-11;Dari mulai Kelahirannya Kej 3:15; Gal. 4:4; Dilahirkan di Betlehem Mika 5:1;Luk 2:4-6; Akan dilahirkan dari seog perawan Yes 7: 14; Luk 1:26; Taida ttg Kematiannya.  Tangan akan ditusuk Zak 12:10; Membuang Undi atas pakaiannya Maz 22:18; Tulang2 tdk dipatahkan Kel 12:46; Matinya dgn Penjahat2 Yes 53:9

Khotbah Paskah Subuh 21 Apr 2019 Yoh 11:17-27. Yesus Kebangkitan Dan Hidup


 Berita tentang kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari kematian adalah hal yang sangat menakutkan bagi Iblis dan merupakan kebencian bagi orang-orang yang sesat.  Sudah sejak zaman para rasul Kristus banyak ahli Taurat dan pemuka agama yang menyangkal kebangkitan Kristus ini.  Dan sampai hari ini pun Iblis terus berusaha meyakinkan manusia yang ada di bumi ini bahwa Yesus Kristus itu tidak bangkit dari kematian sebab Dia tak pernah disalibkan.  Memang banyak pendapat dan teori manusia yang dipaksa-paksakan untuk memutarbalikkan fakta tentang penyaliban dan juga kebangkitan Yesus Kristus.  Yang pasti, teori penyangkalan manusia akan kebangkitan Yesus Kristus itu didalangi oleh roh Iblis karena Iblis tahu benar bahwa apabila manusia mengerti kuasa kebangkitan Kristus, manusia dapat menggunakan kuasa itu untuk mengalahkan semua tipu muslihat Iblis yang berusaha untuk membinasakan setiap segi kehidupan manusia.  Mengahadapi semua itu biarlah kita tetap bersikap tenang dan tak perlu menanggapi teori-teori atau berita yang bertentangan dengan firman Tuhan.  Jangan sedikit pun ragu akan kebenaran Injil.      Rasul Paulus berkata,  "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu."  (1 Korintus 15:14).  Umumnya gereja-gereja hanya membahas dan membicarakan soa kebangkitan Kristus pada hari Raya Paskah saja.  Salib dan kebangkitan merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan saling terkait.  Tanpa kebangkitan, salib tak punya arti apa-apa.  Tanpa kebangkitan Kristus, salib hanya merupakan suatu tragedi memilukan dan sebuah kekalahan belaka.  Jika Kristus terus terbaring di dalam kubur dan tidak bangkit, dunia tetap berada di dalam kegelapan dan hidup manusia tidak berarti apa-apa.
     Itulah yang dilakukan Iblis yaitu meracuni pikiran manusia sehingga manusia tidak percaya bahwa Kristus disalibkan dan pada hari yang ketiga telah bangkit.
Dengan ketidakpercayaannya kepada Kristus manusia pasti akan mengalami kebinasaan kekal.  Sebaliknya, barangsiapa yang percaya kepada Kristus akan diselamatkan!
Betani adalah sebuah desa kecil tiga kilometer dari Yerusalem. Lazarus sahabat Yesus tinggal di sana. (Yohanes 11:18) Beberapa minggu sebelum Yesus dipantek, sebuah tragedi terjadi. Lazarus tiba-tiba sakit parah dan akhirnya meninggal.
Sewaktu Yesus mendengarnya, ia memberi tahu murid-muridnya bahwa Lazarus sedang tidur dan ia akan membangunkannya. (Yohanes 11:11) Namun, murid-murid tidak mengerti apa maksudnya, jadi Yesus mengatakan dengan terus terang, ”Lazarus telah mati.”—Yohanes 11:14. Yesus tiba di Betani empat hari setelah Lazarus dimakamkan. Ia segera menemui Marta, adik Lazarus, untuk menghiburnya. ”Seandainya engkau ada di sini,” kata Marta kepada Yesus, ”saudaraku tidak akan mati.” (Yohanes 11:17, 21) Yesus menjawab, ”Akulah kebangkitan dan kehidupan. Ia yang memperlihatkan iman akan aku, meskipun ia mati, ia akan hidup.”—Yohanes 11:25.
”Lazarus, marilah ke luar!”
Untuk membuktikan kata-katanya, Yesus mendekati makam Lazarus dan berseru, ”Lazarus, marilah ke luar!” (Yohanes 11:43) Dan keluarlah Lazarus, disaksikan orang-orang yang tercengang dan terbelalak.
Sebelumnya, telah dua kali Yesus membangkitkan orang mati. Salah satunya adalah putri Yairus. Persis sebelum membangkitkannya, Yesus juga mengatakan bahwa anak perempuan itu sedang tidur.—Lukas 8:52.
Menarik, Yesus menyamakan kematian Lazarus dan putri Yairus dengan tidur. Mengapa kematian itu cocok disamakan dengan tidur? Sewaktu tidur, seseorang beristirahat dalam keadaan tidak sadar. Sama seperti itu, orang mati tidak tahu apa-apa dan sedang ”beristirahat” dari rasa sakit dan penderitaan. (Pengkhotbah 9:5; lihat kotak  ”Kematian Seperti Tidur Nyenyak”.) Murid-murid Yesus masa awal memahami keadaan orang mati. Encyclopedia of Religion  and Ethics menyatakan, ”Para pengikut Yesus percaya bahwa kematian adalah tidur, dan kuburan adalah tempat beristirahat . . . bagi mereka yang mati dalam keadaan beriman.” *
Kita pasti lega setelah tahu bahwa orang mati seperti sedang tidur dalam kubur dan tidak menderita. Kematian bukan lagi suatu misteri yang menakutkan bagi kita.
Menjelang hari raya Paskah Yesus tiba di Betania, dan didapat-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania itu tidak jauh dari Yerusalem, kira-kira dua mil. Di situ banyak orang Yahudi telah datang untuk menghibur Marta dan Maria berhubung dengan kematian saudaranya itu. Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya. Kata Yesus kepada Marta, "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya, "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Yesus menjawab, "Akulah kebangkitan dan hidup; Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta, "Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
 YA, TUHAN, AKU PERCAYA
Kematian merupakan sesuatu yang menakutkan bagi setiap orang. Bahkan ketika hal itu terjadi pada anggota suatu keluarga seakan dunia gelap bagi seluruh keluarganya. Apalagi jika yang meninggal itu masih muda bahkan yang tua sekalipun.  Iman keluarga orang yang meninggal itu pun seakan ikut mati seiring dengan meninggalnya sanak keluarga mereka. 
Peristiwa serupa terjadi dalam Injil hari ini. Ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Orang-orang Yahudi pun datang kepada Maria dan marta untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan seandainya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati, dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku tidak akan mati selama-lamanya." Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
Apakah kita percaya pada jawaban Yesus itu? Jika kita percaya maka kita tidak perlu takut pada kematian. Maka percayalah seutuhnya pada Yesus sang pemberi kehidupan dan kematian. Dengan mengucapkan "Ya, Tuhan, aku percaya" kita telah meyakini dan mempercayai bahwa Yesus sungguh berkuasa atas diri kita. Jika demikian, masihkan kita takut akan kematian?. Amen



Khotbah Jumat Agung 19 April 2019 Mark 15:22-32 Yesus Terkutuk Karena Dosa2 Kita


Jika kita mengikuti perjalanan salib, mungkin akan ada banyak pertanyaan yang muncul dalam benak kita. Dia mati dengan hinaan dan olok-olok dan juga mati dengan siksaan yang kejam. Mengapa Yesus membiarkan semuanya itu terjadi dalam diriNya? Namun demikian Firman Tuhan ingin menyapa kita, bahwa pertanyaan itu sejak lama sebelum Yesus disalibkan sudah dijawab. Bahwa kasih setia Tuhan adalah kekal dari mulanya. Penderitaan Yesus yang kita saksikan itu adalah pernyataan perasaan yang dialamiNya ketika manusia yang dikasihiNya jatuh kedalam berbagai penderitaan karena dosa. Maka dapatlah kita lihat melalui penderitaan Yesus adalah bentuk solidaritas Yesus atas penderitaan kita, bahwa kasihNya mengatasi segala sesuatunya.
Bisa juga akan muncul pertanyaan berikutnya, “Mengapa harus kematian jalan yang dilakukan Yesus menyelamatkan manusia, apakah tidak ada jalan lain?” Inilah yang hendak kita lihat, bahwa Firman Tuhan itu kekal dari mulanya bahwa setiap orang yang berdosa akan mati (Kej. 2:17). Karena kasihNya yang begitu besar, maka Ia memberikan diriNya menjadi tebusan banyak dosa. Karena manusia tidak lagi dapat lepas dari dosanya jika hanya mengandalkan kekuatannya.
Maka jika kita mengikuti perjalanan penderitaan Yesus dengan seksama, maka akan ada banyak adegan-adengan yang mengarahkan kita untuk memberikan penilaian tentang penyebab Yesus mati tersalib. Mungkin ada yang mengatakan itu karena Pontius Pilatus, itu karena para Imam Yahudi, itu karena Yudas Iskariot dan lain sebagainya. Namun apa yang dialami Yesus dalam penderitaanNya bukanlah karena itu semua, sebab kita dapat mengacu sebagaimana apa yang dikatakan oleh Yesus kepada Pilatus “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas” (Yoh. 19:11).
Walaupun Yesus memberikan diriNya disiksa dan mati tersalib, bukan artinya bahwa Dia tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi Allah mengijinkan semuanya itu terjadi supaya genaplah segala rencana Tuhan atas dunia ini. Maka terjawablah segala pertanyaan olok-olok yang disampaikan kepada Yesus “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!”. Namun itulah yang sebenarnya terjadi, bahwa Yesus tidak dapat melepaskan diriNya dari kasihNya yang besar kepada manusia sehingga Dia harus menanggung segala dosa manusia.
Ketika Yesus bersuara dari salibNya yang mengatakan “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Kita dapat melihat, bahwa yang disuarakan Yesus itu tidak lagi memakai kata “Bapa” tetapi “Allah”. Sebab apa yang terjadi padaNya saat itu bukan lagi perbuatan seorang bapa kepada anaknya, tetapi perbuatan Allah yang berkuasa yang menghukum seorang yang berdosa. Allah yang telah memalingkan mukaNya terhadap seorang pendosa. Suara Yesus di kayu salib itu adalah rintihan dosa manusia yang dibawa oleh Yesus di kayu salib. Sakit dan derita karena dosa itu telah dipikul Yesus.
Saat kematian Yesus itu tiba, sesuatu yang dahsyat telah terjadi. Momen titik pembaharuan kehidupan manusia sedang terjadi, yaitu tabir bait suci terbelah dua. Tabir itu adalah pemisah tempat yang kudus ke tempat yang paling kudus dalam bait suci. Siapapun tidak ada yang dapat masuk kedalamnya kecuali Imam, itupun hanya sekali dalam setahun untuk membawa korban pengampunan dosa. Tabir itu adalah seperti yang dikatakan Yesaya “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu” (Yes. 59:2). Namun saat ketika Yesus mati, tabir itu terbelah dua, itulah tabir dosa yang memisahkan manusia dengan Allah. Maka terbukalah jalan untuk memasuki kekudusan Tuhan, tidak lagi ada dosa yang menjadi pemisah manusia dengan Allah. Seperti yang Yesus katakana di kayu salib “Sudah selesai” (Yoh. 19:30). Maka berakhirlah kuasa dosa yang memisahkan kita dengan Allah.
Setelah Yesus mati, kita juga melihat muzijat lain terjadi, bahwa kepala pasukan yang melihat kematian Yesus berkata “Sungguh orang ini adalah Anak Allah”. Ini adalah suatu pengakuan banyak orang yang kemudian percaya kepada Yesus. Dan ini juga menjadi pengakuan kita akan apa yang kita saksikan tentang kematian Yesus. Bahwa dengan memperingati dan merenungkan kematian Yesus, iman kita akan semakin bertumbuh untuk lebih giat dan semangat karena kita menyaksikan perbuatan Allah yang luar biasa atas kehidupan kita.
Apa yang kita saksikan tentang penderitaan dan kematian Yesus, Dia tidak melawan, tidak berkuasa dan melawan atas apa yang diperbuat terhadap diriNya. Namun inilah yang hendak kita lihat, sesungguhnya kelemahan kitalah yang hendak diperlihatkan oleh Tuhan, bahwa tidak ada kekuatan kita melawan dosa. Kita diarahkan untuk melihat betapa hinanya, bodohnya, menderitanya kita karena dosa itu. Namun di sisi lainnya kita dapat melihat seperti itulah besarnya kasih Tuhan atas diri kita, yang mau menanggung semua penderitaan itu, bahwa hanya Yesus yang dapat menyelamatkan kita.  

injil Markus 15:22-41 menjelaskan tentang kebenaran firmannya, Ada beberapa Poin yang perlu kita akui bahwa Yesus adalah Anak/Utusan Allah, antara lain:
1. Dia di salibkan walaupun tidak berdosa (Jam sembilan pagi)
Menurut Nats kegenapan Alkitab, bahwa saat anak manusia disalibkan (Yesus), Dia berada di tengah-tengah atau diantara kedua orang penyamun dan durhaka yang disalibkan pada waktu itu. Alasan mengapa Yesus di hukum dan disalibkan sesuai dengan tulisan yang terpasang diatas kayu salib adalah “sebagai Raja Orang Yahudi” (Markus 15:26). Itu memberikan pembuktian bagi setiap kita umat yang percaya kepada Yesus, bahwa walaupun Yesus tidak melakukan pelanggaran, kesalahan seperti orang-orang penyamun dan durhaka, tapi dia rela disalibkan untuk melaksanakan kegenapan firman Tuhan.

Dalam proses penyaliban Tuhan Yesus, banyak sekali yang menghujatnya, dan ingin mencoba-cobai Dia supaya dapat membebaskan diriNya dari penyaliban, dan juga imam-imam kepala bersama-sama ahli taurat, mengolok-olok Dia, mereka mengatakan bahwa ”Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!” (markus 15:31). Tetapi walaupun Yesus sebenarnya bisa melakukannya seperti yang mereka katakan tetapi ImanNya Kepada Tuhan tetap Teguh, dan selalu menjalankan misinya sebagai Anak Allah untuk menggenapi Firman Tuhan itu sendiri, karena jika Yesus tidak di salibkan dan mati maka umat manusia di dunia ini, tetap memiliki jarak yang jauh untuk berhubungan dengan Tuhan dan sekaligus manusia tetap orang berdosa di hadapan Tuhan.
Inilah yang membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan juruselamat dunia, Dia rela disalibkan untuk menebus dosa umat manusia melalui darahnya yang tertumpah dikayu salib karena hanya melalui darahNyalah, dosa kita akan terampuni oleh Tuhan.

2. Setelah Yesus disalibkan,  Jam dua belas Siang kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai tiga jam (markus 15:33)
Ini adalah membuktikan bahwa Yesus adalah anak Allah/Utusan Allah, pada saat yesus disalibkan jam
Kesaksian Alam Saat Yesus Disalibkan
sembilan pagi ada banyak Iblis yang ingin mencobai dia tapi Yesus tetap teguh dalam menjalankan misinya sebagai anak manusia untuk tidak membebaskan diri dari penyaliban, dan pada saat yesus diatas kayu salib tepatnya jam dua belas siang, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai tiga jam, ini membuktikan bahwa dunia ini sudah dikuasai oleh kegelapan dan manusiannya sudah terikat dengan kelakuan-kelakuan yang penuh dengan dosa dan gelap iman, dan tidak memiliki mata hati untuk melakukan yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan.
3. Yesus Menyerahkan Nyawanya dan Saat itu Tabit Bait Suci terbelah dua dari atas sampai kebawah jam tiga sore(markus 15:37-38)
Inilah yang membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah/Utusan Allah selain peristiwa yang terjadi pada jam dua belas siang saat yesus di atas kayu salib dan kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai tiga jam, pembuktian dan pengakuan serta kesaksian yang dinyatakan oleh setiap yang ada pada saat itu adalah setelah yesus menyerahkan Nyawanya kepada Tuhan, Yesus mengatakan “Ya Tuhan kepadamulah kuserahkan hidupku”, ketika itu tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai kebawah (Markus 15:38). Ini menandakan bahwa tidak ada lagi pembatas atau pemisah hubungan kita dengan  Tuhan karena Yesus telah menyucikan kita dari belenggu dosa melalui kematiaanNya diatas kayu salib, pengorbananNya untuk menanggung semua dosa-dosa kita umat manusia merupakan kegenapan firman Tuhan saat Yesus di Dunia supaya hubungan kita dengan Tuhan tidak ada jarak pemisah dan supaya tidak ada kuasa apapun yang dapat memisahkan kita dengan Tuhan.
Kemudian yang menjadi kesaksian lagi pada saat Yesus mati diatas kayu salib, “Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia (Yesus) melihat matinya demikian, berkatalah Ia “Sungguh orang ini adalah anak Allah” (Markus 15:39). ini menandakan Yesus disalibkan dan mati membuktikan bahwa Dia anak Allah.
APA YANG PERLU KITA AMBIL SIKAP DARI PROSES YESUS DISALIBKAN DAN MATI MEMBUKTIKAN BAHWA DIA ANAK ALLAH (MARKUS 15:22-41)? Setelah kita mengetahui bahwa Yesus adalah anak Allah yang mengorbankan diriNya disalibkan untuk menebus Dosa-dosa kita, harus kita kita sadari bahwa kita adalah manusia yang terbelenggu dengan dosa, patut kita sembah sujud dihadapanNya karena pengorbanan dan kemurahan hatinya kepada setiap kita umat yang percaya kepadanya dan maupun dunia. Melalui kegelapan kita menjadi terang oleh darahnya yang tertumpah di kayu salib.Tidak ada lagi jurang pemisah antara saya, anda dan kita semua untuk berhubungan dengan Tuhan Allah. Amen

Khotbah Kamis Putih 18 Apr 2019 Lukas 22:39-46 Jadilah KehendakMu


Hari Minggu 14 Apr yg lalu kita sdh memasuki  Minggu Palmarum  yg disebut pembuka Pekan Suci yang di ikuti dengan Selasa daging (lemak)! Umat masuk dalam sikap penyembahan dengan berkata selamat tinggal untuk keinginan daging. Rabu Abu! Kepala umat ditaburkan abu daun palem sebagai simbol pertobatan, penyesalan dan untuk mengingatkan umat bahwa manusia berasal dari debu dan kembali kepada debu. Dan malam ini kita masuki Kamis Putih! Dimana di beberapa gereja Di dalam sikap penyembahan  dilakukan Perjamuan Kudus dan Pembasuhan Kaki sebagai peringatan Perjamuan Malam yang dilakukan oleh Yesus  bersama dengan para Murid-muridnya, dan hidup rendah hati di dalam hidup saling melayani. Jumat Agung (devosi salib)! Umat datang berdiam diri masuk dalam sikap penyembahan mengenang penyaliban Kristus. Sabtu sunyi! Tidak ada aktivitas semuanya sunyi mengingatkan kesunyian Yesus di dalam kubur. Minggu Paskah! Umat menyanyikan Gloria In Excelsis Deo sebagai ungkapan sukacita, kemenangan Yesus yang bangkit dari kubur. Demikianlah Gereja memaknai Pekan Suci dalam ranah spritualitas menyatu di dalam jalan salib dan kebangkitan Kristus. Firman kita sore hari ini adalah tentang sebuah pergumulan Yesus di taman Getsemani. Di taman tersebut Yesus sedang berdoa dan bergumul dengan luar biasa tentang penyaliban-Nya. Tuhan tahu bahwa Dia akan disalib dan akan meninggalkan murid-murid-Nya sendirian. Oleh karena itu Tuhan meminta para murid agar mereka berdoa di taman Getsemani tersebut. Sebab kedepan para murid akan berjalan sendirian tanpa Tuhan Yesus. Dengan berdoa juga, iman kita akan tetap dikuatkan dan tidak sampai jatuh dalam pencobaan yang ada.
berdoa bukan hanya memanjatkan apa yang kita harapkan kepada Tuhan. Terlebih lagi berdoa juga dapat membuat iman kita tetap teguh dan membuat kita tidak jatuh dalam pencobaan yang ada. Berdoa akan senantiasa menjaga dan menuntun hidup kita untuk tetap ada di jalan yang telah dipilihkan oleh Allah kepada kita.
Melalui Nats ini Yesus telah memberikan satu teladan kepada kita tentang kehidupan doaNya, di mana Dia senantiasa menyediakan waktu untuk bercakap-cakap dengan Bapa saat pagi masih gelap. BagiNya Bapa adalah segalanya. Keintiman dengan Bapa inilah yang menjadi kekuatan dalam pelayanan Yesus. Alkitab tidak pernah mencatat Yesus merasa bosan atau jemu berdoa. Justru Dia begitu teguh menjalankan waktu-waktu tetapNya berdua dengan Bapa dalam doa.
Berbicara kepada Bapa melalui doa bukalah sekedar runinias atau kebiasaan bagi Yesus, melainkan suatu kerinduan yang dalam untuk bertemeu, memandang wajahNya dan memahami kehendakNya karena, "...Aku hidup oleh Bapa," kata Yesus (Yohanes 6:57).Saat berada di Yerusalem Tuhan Yesus biasa berdoa di taman Getsemani di bukit Zaitun. Kata biasa menunjukkan keteraturan (rutininasNya) berdoa di situ. Di tempat itu pula Dia sering berkumpul dengan murid-muridNya. Tuhan Yesus sangat disiplin dalam hal waktu; Ia berdoa secara teratur di pagi hari guna mempersiapkan hati dan mempertajam kepekaanNya terhadap kehendak Bapa.
Hal ini juga dilakukan Daud, seperti katanya, "Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!" (Mazmur 57:9). Daud mencari hadirat Tuhan terlebih dahulu sebelum memulai segala sesuatu. Daniel pun memiliki tempat dan waktu khusus di mana ia secara teratur berdoa. "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11b).
Berdoa teratur dan disiplin adalah kunci memiliki hidup berkemenangan! Demikianlah yang di lakukan Yesus Malam sebelum ditangkap, Yesus berdoa ditaman Getsemani dan diakhir doa-Nya Ia berkata kepada Bapa-Nya: “…bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Perkataan ini tidak berarti Yesus putus asa dan menyerah, tetapi kemanusiaan-Nya diselaraskan dengan kehendak Bapa di sorga.
1.Berdoa “Jadilah Kehendak-Mu” ini sulit kita lakukan karena berarti membalikkan hasrat pribadi kita dan menyerahkannya kepada kehendak Allah. Manusia alami kita setiap saat ditarik untuk memuaskan keinginan daging yang berdosa. Berserah itu bukan kata yang indah bagi ego dan kesombongan manusia.
2.Berdoa “Jadilah Kehendak-Mu” ini sulit kita lakukan karena berarti menyerahkan kendali hidup kita sepenuhnya kepada Allah. Manusia alami kita tidak suka diatur dan dipimpin Roh Kudus, maka berdoa “Jadilah kehendak-Mu” membutuhkan kerendahan hati dan penyangkalan diri yang sangat serius.
3.Berdoa “Jadilah Kehendak-Mu” ini sulit kita lakukan karena berarti mempercayai, bahwa kehendak Allah bagi kita adalah yang terbaik. Kesombongan manusiawi kita menilai segala sesuatu berdasarkan akal budi, pengalaman dan selera diri kita yang sangat tidak sempurna, maka untuk berkata, “Jadilah Kehendak-Mu” membutuhkan iman yang sungguh-sungguh.
4.Berdoa “Jadilah Kehendak-Mu” ini sulit kita lakukan karena berarti kita bersedia menerima berkat sekaligus juga siap menderita bagi Allah. Sebagai manusia kita pasti senang kalau menerima berkat dan tidak suka dengan penderitaan, tetapi ketika kita berkata, “Jadilah Kehendak-Mu” maka berarti kita siap menderita karena kita percaya kepada-Nya.
5.Berdoa “Jadilah Kehendak-Mu” ini sulit kita lakukan karena berarti kita siap meninggalkan posisi kita yang nyaman demi misi Allah. Seperti Yesus “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (filipi 2:6-7) kitapun bersedia menyerahkan hak dan mengosongkan diri demi misi Kerajaan Allah yang kita jalani.
Penderitaan berat yang menakutkan seringkali memaksa kita memilih untuk berkata “Jadilah Kehendak-Mu” dan indahnya ini menjadi saat yang istimewa bagi kita mengalami kehadiran-Nya secara nyata menguatkan kita. Amen




BUKU ACARA
PEKAN KELUARGA
GKPI JEMAAT KHUSUS CILIWUNG BANDUNG
TAHUN 2018


Kata Sambutan Pendeta Resort
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus Raja Gereja, karena kasih-Nya yang memberi kesempatan kepada seluruh warga jemaat untuk mewujudkan kebersamaan melalui Pekan Keluarga dan kegiatan olahraga antar sektor, semua ini kita programkan bukan semata untuk memperoleh hadiah atau mencari kejuaran tetapi dengan madsud agar semua warga jemaat saling mengenal dan tumbuh kebersamaan/cinta kasih, terutama di antara keluarga agar terbentuk hubungan yang baik, sebab firman Tuhan berkata dalam Mazmur 133: 1 – 3 “Sungguh alangkah baik dan indahnya, apabil saudara saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala yang meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab kesana TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Ibadah itu sangat berguna dan bermanfaat dalam Ibrani 10: 25 “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,  dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Karena itu marilah kita mempergunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, dan jangan sampai ada keluarga yang melewatkannya. Tuhan pasti memberkati setiap keluarga.
Dan melalui Pekan Keluarga ini setiap warga jemaat hendaknya terpanggil untuk:
1. Setia mengikuti Kebaktian di Gereja,
2. Setia dan proaktif memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga jemaat yang baik,
3. Setia membaca Alkitab dan berdoa,
4. Setia mensyukuri berkat Tuhan yang telah diterima oleh setiap keluarga.
Tuhan Memberkati.
Bandung. -------------- 2018


Pdt. R. H. L. Tobing, S.Th., MA



TATA IBADAH PEKAN KELUARGA
Senin, ---------------- 2018
Thema:  “Keluarga yang Berbahagia”
1. Panggilan Beribadah :
P          : Beribadah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorai-sorai, masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya.
AK      : Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun (Mzm 100:2).
2. Pujian Menghadap Tuhan : Bernyanyi KJ. No. 15: 1-2
1. Berhimpun semua menghadap Tuhan dan pujilah Dia, Pemurah dan benar. Berakhirlah segala pergumulan, diganti dengan kedamaian yang besar.
2. Hormati namaNya serta kenangkan mujizat yang sudah dibuatNya. Hendaklah t'rus syukurmu kau nyataka,n di jalan hidupmu seluruhnya.
3. Berdoa (Salah seorang peserta ibadah)
4. Bernyanyi  : KJ. 454 : 1- 2
1. Indahnya saat teduh menghadap takhta Bapaku: kunaikkan doa padaNya, sehingga hatiku lega. Di waktu bimbang dan gentar, jiwaku aman dan Segar; ku bebas dari seteru di dalam saaat yang teduh.
2. Indahnya saat yang teduh, dengan bahagia penuh, Betapa rindu hatiku, kepada saat doaku. Bersama orang yang kudus, kucari wajah Penebus; Dengan gembira dan teguh kunanti saat yang teduh.
5. Khotbah (Dibaca kepala keluarga)
The Saturday Evening Post pernah menerbitkan sebuah artikel berjudul “True Love”. Demikian petikannya: “Untuk membuktikan kesungguhan cintanya, seorang suami membuktikannya dengan mengarungi sungai yang terdalam, melintasi gurun pasir yang terluas, dan melintasi gunung yang tertinggi. Tetapi apa hasilnya? Istrinya menceraikannya. Karena apa? Karena sang suami tidak pernah dirumah”. Sang istri tidak merasakan “true love” dari suaminya.
Tatkala Yosua bersama umat Israel menyeberangi Laut Teberau, melintasi gurun pasir, mengintari Kanaan, menyeberangi sungai Yordan, bahkan sampai memasuki negeri Kanaan, semuanya itu, baik peristiwa besar maupun kecil, mereka tetap melihat Tuhan selalu hadir dan menyerati mereka. Mereka sungguh melihat “true love” Tuhan secara nyata. Ini yang membedakan “True love” manusia dengan Allah. True love Allah sangat tidak terbatas oleh tempat dan waktu, sedangkan manusia sangat terbatas. Sungguh patutlah kita bersyukur. Demikianlah true love Allah sungguh nyata dengan kehadiranNya di tengah tengah umatNya. Karena itu jugalah di akhir hidupnya, Yosua kembali menantang bangsa Israel untuk tetap menyembah Tuhan “……. Pilihlah kepada siapa kamu akan beribadah hari ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24: 15 b).

Pertanyaan Diskusi :
Baca Mazmur 136 : 1. Apa makna ayat tersebut bagi saudara? Dan bagaimana saudara menerapkan itu dalam keluarga saudara?
Seandainya saudara berada di tenagh-tengah umat Israel pada zaman Yosua, mendengar bagaimana Yosua mengajukan pilihan (Yosua 24: 15), mana saudara pilih? Jelaskan!
Dalam kehidupan kita, dalam segala hal yang sudah kita lalui, apakah kita merasakan betul kasih dan penyertaan Tuhan? Pada saat kapan? Sharingkan!
6. Bernyanyi  : KJ. 410 : 1- 2
  1. Tenanglah kini hatiku: Tuhan memimpin langkahku.
    Di tiap saat dan kerja, tetap kurasa tanganNya.
Refrein: Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.
  1. Di malam yang gelap benar, di taman indah dan segar,
    di taupan dan di laut tenang, tetap tanganku dipegang.
Refrein: Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.

7. Persembahan : (Ay. Roma 12: 1), dibaca oleh yang membawa Firman
8. Doa Persembahan dan Doa Bapa Kami

---------------- Selamat Beribadah Tuhan Yesus Memberkati -----------------














Tata Ibadah Pekan Keluarga
Selasa, …………….. 2018
Thema : Jangan Cari Kesalahan Orang lain.
1. Panggilan Beribadah :
P          : Pujilah Tuhan hai jiwaku, Pujilah namaNya yang kudus hai segenap batinku.
AK      : Pujilah Tuhan, hai jiwaku dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya
P          : Dia yang mengampuni segala kesalahanmu
AK      : Yang menyembuhkan segala penyakitmu.
2. Pujian menghadap Tuhan : KJ. 10 : 1 – 2
1 Pujilah Tuhan sang Raja yang maha mulia
Segenap hati dan jiwaku pujilah Dia Datang berkaum,
b'rilah musikmu bergaung
Angkatlah puji-pujian
2. Pujilah Tuhan segala kuasa pada-Nya
Sayap kasih-Nya yang aman mendukung anak-Nya
Tiada ter'pri yang kepadamu dib'ri
Tidak kah itu kau rasa

3. Berdoa (Salah seorang anggota keluarga)
4. Bernyanyi : KJ. 439 : 3
Bila kau memandang harta orang lain, ingat janji Kristus yang lebih permai Hitunglah berkat yang tidak terbeli, milikmu di Sorga tiada terperi, Ref: Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau 'kan kagum oleh kasihNya.
Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

5. Khotbah :
Bacaan: Matius 7:3 "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu ..." Sebuah puisi menulis seperti ini : Jangan mencari kesalahan orang yang timpang Atau tersandung-sandung di sepanjang jalan kehidupan, Kecuali engkau sudah mengenakan sepatu yang dipakainya, Atau menanggung beban yang dipikulnya Mungkin ada paku dalam sepatunya yang melukai kakinya, Meski tersembunyi dari pandanganmu, beban yang ditanggungnya, bila kaupikul di punggungmu, mungkin 'kan membuatmu tersandung pula. Jangan terlalu keras pada orang yang melakukan kesalahan Atau melempari dia dengan kayu atau batu Kecuali engkau yakin, ya, sangat yakin, Bahwa kau sendiri tak punya kesalahan. * Saya memiliki kebiasaan buruk, yang hampir semua dari Anda memilikinya juga. Menilai orang lain dengan poin yang sangat rendah. Dengan mudah kita akan berkata, begitu saja tak bisa, tak becus, dasar o'on, bodoh, tolol dan perkataan menyakitkan lainnya. Saat melihat orang lain melakukan kesalahan, dengan mudahnya kita mengetokkan palu layaknya hakim dan menundingnya dengan sinis, tanpa kita pernah mau tahu apa alasannya atau hal-hal apa yang membuat ia melakukan hal itu. Giliran kita mengalami apa yang ia alami. Atau merasakan apa yang ia rasa. Atau melakukan apa yang ia lakukan. Belum tentu kita bisa melakukannya dengan baik, atau jangan-jangan poin kita justru ada dibawahnya. Lihat saja para penonton bola yang bisanya cuma teriak-teriak dan memaki-maki pemain yang sedikit saja melakukan kesalahan. Sesekali turun ke lapangan dong, dan tunjukkan permainan bola Anda!, demikian saya akan menantangnya. Tak perlu menilai orang lain, sebab kita tidak pernah tahu seperti apa kita seandainya berada di posisinya. Belajar memahami orang lain jauh lebih baik daripada kita mengecamnya. Kita bukan manusia yang anti kesalahan, lalu mengapa kita begitu mudah mencaci kesalahan orang? Paling tidak kita harus pernah mengalaminya sendiri lebih dulu, barulah kita boleh berkata-kata. Stop menilai orang lain sebelum kita mengalaminya lebih dulu.

6. Bernyannyi KJ: 26:1-2
1. Mampirlah dengar doa ku, Yesus Penebus,
Orang lain kau hampiri, jangan jalan t'rus
Ref: Yesus- Tuhan, dengar doa ku, Orang lain Kau hampiri, jangan jalan t'rus
2. Dihadapan tahta rahmat, aku menyembah,
Tunduk dalam penyesalan, Tuhan tolonglah
Ref: kembali ke reff.
Atau boleh dari BE: 212: 1-2,4
1. Haholongonna badia, Sian Tuhan Jesus i
Sai songgopi, sai bongoti, Roha dohot tondingki
2. Hasonangan hadadameon, Na ro sian Jesus i
Sai pahosa au na loja, Asa bulus rohangki
4. Sai palambas ma rohangku, dompak angka dongan i
Asa tung ringas rohangku, lao manesa do sai

7. Doa Persembahan dan Doa Bapa Kami


~ Selamat beribadah Tuhan Yesus memberkati -













TATA IBADAH PEKAN KELUARGA
Rabu, --------------- 2018
Thema: Team Work


1. Panggilan Beribadah:
P : Aku hendak mengagungkan, ya Allahku Ya Bapa, dan aku hendak memuji
nama-Mu untuk seterusnya, dan selama-lamanya
AK: Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan Hendak memuliakan namaMu dan selamanya.
P : Besarlah Tuhan dan sangat terpuji
AK: Dan kebesaran-Nya tidak terduga

2. Pujian Menghadap Tuhan: KJ.3: 1+4
1. Kami puji dengan riang, Dikau Allah yang besar
Bagai bunga f'rima siang hati kam ipun mekar
Kabut dosa dan derita, kebimbangan t'lah lenyap
Sumber suka yang abadi, b'ri sinar-Mu menyerap
4. Mari kita pun memuji, dengan suara menggegap
Menyanyikan kuasa kasih, yang teguh serta tetap
kita maju dan bernyanyi, jaya walau diserang
Ikut mengagungkan kasih, dalam lagu pemenang

3. Berdoa ( salah seorang anggota keluarga)

4. Bernyanyi KJ: :249: 1-2
1. Serikat persaudaraan, berdirilah teguh
Sempurnakan persatuan, didalam Tuhan -mu
Bersama-sama majulah dikuatkan iman
Berdamai bersejahtera, dengan pengasihan
2. Serikatmu tetapteguh, diatas alasan
Yaitu satu Tuhanmu, dan satulah iman
Dan satu juga baptisan, dan bapa satulah
Yang oleh mu sekalian, di puji disembah

5. Khotbah:
Bacaan: Yohanes 17:21
"...Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau..." Saya selalu berpikir bahwa sebuah tim olahraga yang bertaburan dengan bintang, pasti akan mendulang sukses dan menjadi juara. Memang tak dapat disangkal lagi bahwa kemampuan dan keahlian individu sangat berpengaruh pada potensi tim, namun ternyata itu bukan segala-galanya. Ada satu hal lagi yang lebih penting dari pada sekedar skill individu, yaitu kerja sama dalam tim! Bagi Anda yang suka sepak bola, mungkin masih membekas kuat di benak kita kejuaraan euro-champion pada tahun 2004. Sang juara bukanlah Italia, Inggris, Perancis, Belanda ataupun Spanyol yang bertebaran bintang, tapi justru Yunani yang sama sekali tidak diperhitungan dan dianggap sebagai tim underdog. Tidak salah juga jika tim Yunani sama sekali tidak diperhitungkan, sebab mereka memang tak punya pemain yang sangat menonjol, namanya saja kita hampirhampir tidak pernah mendengarnya. Lalu apa kunci kesuksesan mereka sehingga mereka berhasil mempecundangi tim-tim unggulan? Kerja sama tim! Untuk meraih kesuksesan, kerja tim yang solid mutlak diperlukan. Jika tak ada kerja sama yang bagus, ini akan sangat memperlambat kinerja keseluruhan. Menjadi tugas seorang pemimpin untuk membuat sebuah tim kerja yang solid, ini akan berdampak besar bagi kemajuan perusahaan. Saya cuplikan kata-kata bagus dari Michael Jordan, bintang NBA "Ada banyak tim dalam setiap olahraga yang memiliki pemain-pemain hebat tetapi tidak pernah memenangkan pertandingan. Seringkali, pemain-pemain tersebut tidak mau berkorban untuk kebesaran tim yang lebih baik. Hal yang menggelikan adalah, pada akhirnya keengganan mereka untuk berkorban hanya membuat tujuan-tujuan pribadi lebih sulit dicapai. Satu hal yang saya percayai adalah jika Anda berpikir dan mencapai sesuatu sebagai sebuah tim, penghormatan pribadi akan datang dengan sendirinya." Kerja sama tim itu kunci kesuksesan kita. Unsur individu memang penting, namun tidak ada yang bisa menggantikan kerja sama tim!Satu orang dapat menjadi unsur dalam sebuah tim, tetapi satu orang tidak dapat membuat tim.

6. Bernyanyi KJ: 388:1-2
1. S'lamat ditangan Yesus,aman pelukan-Nya,
Dalam teduh kasih-Nya, aku bahagia
Lagu merdu malaikat oleh ku terdengar
Dari ne'gri mulia, damai sejaht'ra
Ref: S'lamat ditangan Yesus aman pelukan-nya
Dalam teduh kasih-nya, aku bahagia
2. S'lamat ditangan Yesus, aku tent'ram penuh
Dosa pun dan cobaan, jauh dari diriku
Duka cemas dan bimbang, kuasanya tak tetap
Goda dan air mata akan se'gra lenyap
Ref: kembali ke reff

7. Persembahan:

8. Doa Penutup dan Doa Bapa Kami


~ Selamat beribadah Tuhan Yesus memberkati ~








TATA IBADAH PEKAN KELUARGA
Kamis, --------------- 2018
Thema : Persaingan

1. Panggilan Beribadah:
P : Bersyukurlah kepada Tuhan serukanlah nama-Nya
AK: Perkenalkanlah perbuatan-Nya diantara bangsa-bagsa
P : Bernyanyilah bagi-Nya bermazmurlah bagi-Nya
AK: Percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib
P : Bermegahlah didalam nama-Nya yang kudus
AK: Biarlah bersuka cita, orang-orang yang mencari Tuhan
P : Carilah Tuhan dan kekutan-Nya
AK: Carilah wajah-Nya

2. Pujian Menghadap Tuhan: Bernyanyi KJ. No. 29: 1-2
1. Andaiku punya banyak lidah, dan punya suara yang besar
Akan kugubah madah indah, dan kubernyanyi bergemar
Memuji kasih Allah ku, yang dicurahkan padaku
2. Janganlah diam hai jiwaku, dan kau ragaku bangunlah
Nyatakanlah kegiranganmu, atas berkat anugerah
Karena selama hidupku, akan kupuji Allahku

3. Berdoa ( salah seorang peserta ibadah)

4. Bernyanyi KJ: 407:1-2
1. Tuhan Kau gembala kami, tuntun kami, domba Mu
B'rilah kami menikmati, hikmat pengurbanan Mu
Tuhan Yesus Juru selamat kami ini milkimu
Tuhan Yesus Juru selamat kami ini milik Mu
2 Kau pengawal yang setia, kawan hidup terdekat
Jauhkan kami dari dosa panggil pulang yang sesat
Tuhan Yesus juru selamat, kami mohon b'ri berkat
Tuhan Yesus juru selamat, kami mohon b'ri berkat.
Atau Boleh dari BE: 211: 1-2
1. Tuhan Jesus siparmahan,au biru-biru na do
Jesus gok di ho rohangku, sai ihut tononku Ho
Sai ihut tononku Ho, Sai Ihuttononku Ho.
Jesus gok di Ho rohangku, sai ihuttononku Ho
2. Jumpa masa sori mago, Tung pangapul Ho gogo
Ia bogas Mi hu ida, Sai ihuttononku Ho
Sai ihuttononku Ho,sai Ihuttononku Ho
Ia bogas mi huida, sai ihuttononku Ho
5. Khotbah
Bacaan: I Korintus:9:24-27 Tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu lari begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Inilah waktu untuk berkompetisi. Di era global ini jarang dan hampir tak ada yang bisa menjadi pemilik pasar. Semua lobang sudah terisi oleh persaingan vang ketat. Jika tak siap dalam dunia bisnis yang makin kompetitif, bisa dipastikan kita akan tereliminasi. Hal yang sama juga berlaku bagi kita sebagai pekerja. Jika potensi kita tak berkembang, atau prestasi kita sangat minim stau produktifitas kerja kita jauh dari kata efisien dan efektif, maka siapsiaplah kita meninggalkan kursi dan sebaliknya mempersilakan orang lain yang akan menempatinya. Namun sungguh bijak seandainya kita tidak membenci situasi yang mengharuskan Kita untuk berkompetisi, apalagi harus membenci pesaing kita. Sebab ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dalam sebuah kompetisi jika kita bisa menyikapi dengan sudut pandang yang positif.
Pertama, persaingan bisa menjadi bahan bakar untuk memacu perusahaan kita. Tanpa persaingan mungkin kinerja kita sangat biasa, namun setelah ada ancaman dari kompetitor mau tidak mau kita harus meningkatkan kinerja kita sebaik mungkin. Kalau tidak, kita akan mati! Kedua, persaingan membuat kita tahu posisi kita. Keberhasilan pesaing bisa kita gunakan sebagai barometer atau tolak ukur. Paling tidak kita akan tahu apakah kita jauh tertinggal, ataukah sekarang ini kitalah yang jadi pemimpin pasar. Jika kita menyadari bahwa kita tertinggal, maka kita akan dengan cepat mengejar ketertinggalan itu.
Ketiga, persaingan akan membuat kita makin kreatif dan inovatif. Tak ada istilah puas setelah mencapai titik tertentu. Bahkan ketika kita sudah menjadi market leader sekalipun, jika kita tak ingin posisi kita didahului oleh pesaing kita. Mau tidak mau kita akan terus berupaya untuk terus kreatif dan inovatif.
Keempat, khusus bagi Anda yang hidup dalam persaingan di antara sesama rekan kerja, yakinlah bahwa dengan adanya persaingan maka Anda bisa memunculkan potensi terbaik yang Anda miliki. Anda akan terus melakukan personal improvement karena sebuah persaingan. Bukankah persaingan itu baik? Tanpa persaingan maka kita akan menjadi statis, dan gagal mencapai yang terbaik dalam diri.

6. Bernyanyi: KJ.402: 1-2
1. Kuperlukan Juru s'lamat, agar jangan ku sesat
S'lalu harus kurasakan bahwa Tuhanku dekat
Ref: Maka jiwaku tenang, takkan takut dan enggan
Bila Tuhan ku membimbing, ku di jalan pun ten t'ram
2. Kuperlukan juru s'lamat, karena imanku lemah
Hiburan-Nya menguatkan, sungguh tiada bandingnya
Ref: Maka...

7. Persembahan

 8. Doa Penutup dan Doa Bapa Kami

~ Selamat beribadah Tuhan Yesus memberkati ~




TATA IBADAH PEKAN KELUARGA
Jumat, ----------------- 2018
Thema: Mengampuni Itu Indah

1. Panggilan Beribadah:
P : Bersorak-soraklah bagi Allah hai seluruh bumi
AK: Mazmurkanlah Nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian
P: Katakanlah kepada Allah betapa dahsyatnya karya-Mu
AK: Oleh kekuatan-Mu yang besar, saat ini kami dapat, seperti pada saat ini
P: Kami bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, Jadilah kehendak-Mu ditengah keluarga kami
AK: Agar keluarga kami menjadi keluarga yang berjati diri, yang diwujudkan nyatakan dalam kehiduapan bergereja dan kehidupan sehari-hari

2. Pujian menghap Tuhan: Bernyanyi KJ. 355:1-2
1. Yesus memanggil mari seg'ra ikutlah jalan s'Imat baka
Jangan sesat dengar sabdaNya,hai marilah se'gra
Ref : Sungguh nanti kita 'kan senang,bebas dosa hatipun tentram
Bersama Yesus dalam terang dirumah yang kekal
 2. Hai marilah, kecil dan besar, biar hatimu girang benar
Pilihlah Yesus jangan gentar, Hai mari datang lah Ref: kembali ke reff

3. Berdoa ( salah seorang peserta ibadah)

4. Bernyanyi KJ: 64: 1-2
1. Bila Kulihat bintang gemerlapan, dan bunyi guruh riuh kudengar
Ya Tuhan ku tak putus aku heran, melihat ciptaan-Mu yang besar
Reff : Maka jiwaku pun memuji-Mu sungguh besar Kau Allahku
Maka jiwaku pun memuji-Mu sungguh besar Kau Allahku
2. Ya Tuhan ku pabila kurenungkan pemberian-Mu dalam penebus
Kutertegun bagi ku dicurahkan oleh putra-Mu darah-Nya kudus
Reff : Maka....

5. Khotbah:
Seorang guru membawa sekeranjang kentang ke dalam kelas. Setiap anak diminta untuk mengambil kentang. Masing-masing satu kentang untuk setiap orang yang pernah membuat mereka sakit hati. "Bawalah kentang ini kemanapun kalian pergi ke sekolah, ke gereja, mandi, tidur. Pokoknya jangan dilepas. Sampai minggu depan," perintah sang guru. Para murid melakukannya. Seminggu kemudia mereka kembali ke kelas. Sang guru bertanya, "bagaimana perasaan kalian dengan kentang itu?". Para murid komplain. Ada yang bilang tidak enak. Bikin repot. Kentangnya jadi busuk dan berbau tidak sedap. Pokoknya semua murid sangat terganggu dengan kehadiran kentang itu Gurunya berkata, "begitulah juga kalau kita terus memendam rasa sakit hati.  Kita sendiri yang tidak enak. Seperti membawa kentang-kentang itu.
Pernah dibuat kesal sama seseorang? Pernah merasakan sakit hati sampai ke ubun-ubun? Pada saat seperti itu, kata Kebencian? Amarah yang sampai ke ubun-ubun? Pada saat seperti itu, kata maaf  seolah lenyap dari kamus hidup kita. Tiada maaf bagimu. Seperti diungkap oleh grup  musik Chicago: "It's hard to say I'm sorry". Tidak jarang yang lintas malah keinginan untuk balas dendam. Bahkan kerap menggunakan istilah  yang rohani: "biar Tuhan yang membalas semua perbuatan jahatnya". Tuhan malah diajak "berkolusi" dalam dendam.
Kekecewaan, kesedihan, kebencian, amarah, dan sakit hati adalah rasa yang paling mengobrak-abrik jiwa. Ada sebuah ungkapan bernada canda dalam sebuah lagu: lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati. Sakit fisik seolah lebih mudah dihadapi daripada sakit batin. Konon orang lebih gampang kurus kalau makan hati.
Dalam doa Bapa Kami, ada bagian "dan ampunilah kami atas segala kesalahan kami, seperti kamu juga telah mengampuni yang bersalah kepada kami". Mungkin sakina terbiasanya orang mengucapkan doa Bapa Kami, termasuk bagian ini. Sehingga kurang terhayati. Terucap tanpa tekad untuk melaksanakan.
Tapi ada juga yang rada "sadar diri". Karena masih punya dendam dengan sesama, masih tidak bisa memaafkan saudara, kolega, atau sahabatnya, maka ketika diajak mengucapkan doa Bapa Kami, dan sampai pada bagian tersebut, ia memilih tidak menyebutkannya. Biar tidak merasa berdosa kepada Tuhan.
Padahal megampuni adalah panggilan kita orang percaya. Mengapa? Karena Tuhan sudah lebih dulu mengampuni. Dengan kata lain, kalau saat ini kita tidak dapat mengampuni orang lain, maka pastikan dulu diri kita adalah orang yang sama sekali tidak pernah berbuat dosa.

6. Bernyanyi: BE. No.227: 1-2
1. Jesus ngolu ni tondingku, Ho do haporusanki
Gok di Ho nama diringku, rodi na sa langkaki
2. Lam tangkas ma patuduhon, tu au on pangkop-kopmi
Asa i hu haluhunghon, Hot ma au di lambung -Mi
Atau boleh diganti dengan KJ.33: 1-2

7. Persembahan

8. Doa Persembahan dan Doa Bapa kami


~ Selamat beribadah Tuhan Yesus memberkati~










TATA IBADAH PEKAN KELUARGA
Sabtu, ---------------- 2018
Thema: Nilai Waktu

1. Panggilan beribadah:
P : Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara hidup rukun
AK: Seperti minyak yang baik, diatas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan gunung Sion,
AK: Sebab kesanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan selama lamanya.

2. Pujian menghadap Tuhan: Bernyanyi KJ. 318: 1-2

1. Berbahagia tiap rumah tangga, dimana Kaulah tamu yang tetap
Dan merasakan tiap suka cita, tanpa Tuhan -nya tiadalah lengkap
Dimana hati girang menyambut Mu, dan memandang Mu dengan berseri
Tiap anggota menanti sabdaMu, dan taat akan Firman yang kau beri
2 Berbahagia rumah yang sepakat, hidup sehati dalam kasihMu
Serta tekun mencari hingga dapat damai kekal didalam sinar Mu
Dimana suka duka kan dibagi, ikatan kasih semakin teguh
Diluar Tuhan tidak ada lagi, yang dapat memberi berkat penuh

3. Berdoa ( salah satu peserta ibadah)

4. Bernyanyi KJ. 392: 1-3
1. Kuberbahagia yakin teguh, Yesus abadi kepunyaan ku
Aku waris-Nya ku ditebus, ciptaan baru Rohul Kudus
Ref : Aku bernyanyi bahagia, memuji Yesus selamanya
Aku bernyanyi bahagia, memuji Yesus selamanya
3. Aku serahkan diri penuh, dalam Tuhan ku hatiku teduh
Sambil menyongsong kembalinya,kudiliputi anugerah
Ref : Aku bernyanyi...

5. Khotbah:
Bayangkan ada suatu bank yang setiap pagi memasukkan uang sejumlah Rp 86.400 ke rekening Anda. Anda harus menggunakan seluruhnya hari itu, tak ada saldo yang tersisa hari itu. Setiap malam bank itu menghapus saldo yang tersisa. Apa yang Anda lakukan? Tentu saja Anda berusaha menggunakan seluruhnya agar tak tersisa sesen pun!!! Kita semua memiliki bank seperti itu. Namanya adalah WAKTU. Setiap pagi, bank itu memberikan pada kita 86.400 detik. Setiap sore seluruhnya dihapus. Bila Anda tidak memanfaatkannya maka Anda mengalami kerugian. Anda tidak bisa meminta sisa yang tidak Anda manfaatkan. Setiap pagi jumlah yang sama ditambahkan lagi ke rekening Anda, setiap malam semuanya dihapus. Berapa pun yang tersisa Anda tidak dapat menggunakannya lagi esok. Anda harus hidup dari apa yang tersedia hari ini akanlah sebanyak-banyaknya untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan Anda! Jarum jam berjalan terus. Manfaatkan sebaik-baiknya hari ini Setiap waktu memiliki nilai!!
·         Untuk mengetahui nilai SATU TAHUN, tanyakan pada mahasiswa yana acogl dalam ujiannya.
·         Untuk mengetahui nilai SATU BULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan secara dini.
·         Untuk mengetahui nilai SATU MINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.
·         Untuk mengetahui nilai SATU JAM, tanyakan pada orang yang sedang menunggu kedatangan kekasihnya.
·         Untuk mengetahui nilai SATU MENIT, tanyakan pada orang yang baru saja ketinggalan kereta.
·         Untuk mengetahui nilai SATU DETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar kecelakaan.
·         Untuk mengetahui nilai SATU MILIDETIK, tanyakan pada atlit yang baru saja memenangkan medali pada pertandingan olimpik.
Hargailah setiap saat yang Anda miliki. Dan hargailah lebih bila Anda dapat berbagi dengan orang yang khusus bagi Anda. Ingat waktu tidak akan menunggu siapapun. Kemarin adalah sejarah. Esok adalah misteri. Hari ini adalah anugerah. Hari ini adalah anugerah, oleh karena itu disebut "present" (yang bisa berarti "kini" atau "hadiah"). Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Matius 6:34).

6. Bernyanyi KJ. 421: 1-2
1. Yesus saja kawan ku musafir, dengan Yesus jalan ku senang
Jalan dan tujuan dalam Dia, Hati dan hidup ku pun tenang,
hati dan hidupku pun tenang,
2. Dijalanku menempuh lautan, Melintasi gunung dan lembah
Jika bukan Dia memandu ku, Tak kucapai rumahNya baka
Tak kucapai rumahNya baka

7. Persembahan

8. Doa persembahan dan Doa Bapa Kami

~ Selamat beribadah Tuhan Yesus memberkati~









PESAN PEKAN KELUARGA
MAJELIS GKPI JEMAAT KHUSUS CILIWUNG BANDUNG
“Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan"
Josua, 24: 14

Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik, Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Maz.136:1) Itulah ungkapan yang patut kita dengungkan de hati dan kehidupan kita, khususnya pada saat ini dimana kita ada seperti saati Kita patut merenungkan akan perjalanan kehidupan kita, bagaimana tuntud Tuhan terhadap kita, kita dapat melangkah dalam pergurulan kehidupan di tenoch negara yang ditimpa bergabai krisis.
Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan. Ayat ini adalah merupakan bagian dari kata-kata perpisahan Yosua dengan bangsa Israel dimana seperti yang kita ketahui, bagaimana Tuhan menuntun bangsa tersebut keluar dari perbudakan di tanah Mesir, demikian juga bagaimana Yosua melanjutkan tongkat kepemimpinan dari Musa untuk melanjutkan perjalanan bangsa tersebut ketanah yang penuh madu dan susunya.
Josua dengan tegas mengatakan bahwa saya dan seisi rumahku akan beribadah kepada Tuhan Allah Israel, bukan kepada Allah lain. Dimana dalam hal ini Yosua adalah pemimpin yang tidak diktator melainkan demokratis hal ini terlihat dari sikapnya yang memberikan pilihan kepada bangsa tersebut untuk memilih ilah yang disukai oleh bangsa tersebut. Untuk itulah ayat ini haruslah kita formulasikan dengan keluarga kita saat ini, bahwa kita dan anggota (anak dan penghuni rumah kita) hanya kepada Tuhan lah kita beribadah.
Ditengah-tengah gejolak pergerakan sosial yang sedang melanda bangsa kita saat ini, kita selaku umat Kristen yang merupakan umat minoritas, sering mengalamai kesulitan, dan penderitaan, yang kadang kala membuat kita tawar hati. Sama seperti bangsa Israel baru sebentar di tinggalkan oleh Musa, bangsa tersebut sudah menyembah ilah lain. Selain itu saat ini tanpa dapat kita bendung bahwa globalisasi telah mempengaruhi semua aras kehidupan, tanpa kita bisa melawannya. Tidak rahasia lagi telah banyak terjadi didalam rumah tangga kristen bahwa antara bapa dan ibu tidak satu persekutuan lagi (satu gereja), antara ayah dan ibu dan anak-anak tidak lagi satu ibadah yang sama. Khususnya kalangan anak muda, lebih senang untuk beribadah di mall, ketimbang bersekutu di gereja, dan bahkan sudah banyak generasi Kristen yang pindah agama lain (menjadi murtad). Selain itu jika kita melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi di bidang komunikasi, yang menyebabkan terjadinya dekandensi moral, seperti yang dialami bangsa kita saat ini, untuk itu peran kepala keluarga sangat di butuhkan.
Oleh sebab itu jika memperhatian istilah dibawah ini adalah masih sangat relevan didalam pembangunan jati diri kita yaitu:
1. When Wealth is lost, Nothing is lost (apabila kita kehilangan banta sebanarnya tidak ada yang hilang)
2. When Health is lost, somesthing is lost (apabila kita kehilangan kesehatan, ada sesuatu yang hilang)
3. When Character is lost, everythings is lost (apabila kita kehilangan watak, segalanya akan hilang)
Di dalam perjanjian Lama banyak keluarga yang dapat kita jadikan contoh di Dalam kesetiaan dan ketaatan terhadap Tuhan misalnya perjalanan kehidupan Ruth dan Mertuanya Naomi. Jika kita kembali kebelakang, apa yang tertulis di Dalam Ruth 1:16 " Allahmulah Allahku", yang merupakan perkataan yang keluar dari lubuk hati seorang perempuan yaitu Ruth, yang memiliki kesetiakawanan yang amat dalam terhadap penderitaan yang amat dahsyat, yaitu Naomi. Mereka adalah dua ibu yang berasal dari dua latar belakang sosial budaya dan agama yang berbeda. Tetapi mereka di persekutukan dengan amat mendalam dalam pergumulan hidup yang memilukan. Dalam diri Naomi yang amat tabah, menghadapi penderitaan yang bertubi-tubi, Ruth menemukan penampakan diri dan kasih Allah. Ya,ia menemukan Allah, yaitu Allahnya Naomi lalu runtuhlah tembok-tembok pemisah diantara keduanya. Allahmulah Allahku, berarti ada suatu tali ikatan yang jauh lebih kuat dan dalam, yaitu dalam ikatan kasih Allah, dibandingkan dengan tali yang rapuh primordialisme dalam berbagai bentuk dan penampakannya.
Dalam konteks kehidupan kita sebagai angota jemaat, sebagai majelis Resort dan sebagai BPH Resort Khusus, Allahmu adalah Allahku, berarti suatu kesempatan yang besar yang dapat merubuhkan tembok-tembok pemisah untuk memasuki suatu persekutuan, sehingga tidak akan terdapat kelompok-kelompok didalam persekutuan dalam suatu jemaat sehingga Doa Syafaat Yesus "Supaya mereka menjadi satu" akan terwujud didalam kehidupan berjemaat.
Untuk mewujudkan jemaat yang kokoh dan kuat, kita harus menjadikan pribadi yang siap menjadi panutan dan berkarakter. Untuk itu pembentukan karakter adalah proses tanpa henti "Character Building is Never Ending Process", yang kita dapat melalui pendidikan keagamaan dan persekutuan. Ada ungkapan yang mengatakan:
1. Mengapa repot-repot mencari panutan, lebih baik berani menjadi panutan
2. Mengapa repot-repot mengubah orang lain, ternyata yang diubah adalah justru diri kita sendiri 3. Mengapa repot-repot menyuruh orang lain berbuat baik, lebih baik kita mulai dari diri kita sendiri
Karena itu pesan pada Pekan Keluarga tahun ini adalah :
1. Hendaklah saudara-saudara menjadi pelopor-pelopor pendamaian dilingkungan kehidupan saudara-saudara. Jauhilah kekerasan dan upayakanlah pendamian dengan semua orang. "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu,hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang" (Rom 12:18).
2. Hormatilah kebebasan setiap orang untuk mewujudkan jatidirinya sebagai manusia. Junjung tinggilah harkat dan martabat sesama manusia, sebab setiap orang mempunyai kedaan sosial, ekonomi, budaya yang berbeda.
3. Hendaklah bertekun dalam doa, untuk memohon tuntunan Tuhan didalam perjalanan kehidupan keluarga, jemaat/gereja, bangsa dan negara.
4. Tingkatlah persekutuan dalam keluarga sebagai suatu cara untuk membentengi putra/putri dan seisi rumah kita dari dampak negatif globalisasi.