Selasa, 28 Juni 2011

"PERHIASAN WANITA"

Khotbah Pada Keb. Sie Perempuan GKPI se Jabodetabek di GKPI Res Khusus Rawalumbu.
1 Tim 2: 9-15; 1 Pet 3:1-4
Thema: Perhiasan Batiniah yg berasal dari Roh yg Lemah Lembut dan Tentram sangat berharga di mata Allah.
Sub. Thema: Bagaimana Perempuan Pilihan Allah yg telah di Kuduskan dan dikasihiNya terus menerus dibaharui untuk memperoleh Pengetahuan yg benar menurut gambar Khalik kita.

Peran perempuan tak kalah pentingnya dalam hidup keluarga maupun bergereja. Contoh tugas ibu2: Selain seorang istri dan ibu yg harus memperhatikan kebutuhan keluarga besarnya, baik dari pihaknya maupun pihak suaminya. Ngak cuma ngurusin keluarga intinya saja. Bisa kebayang kan berapa banyak orangnya? Kemudian, dia juga harus memperhatikan kondisi rumah (ya kalo ada yang bocor, ada yang retak, rusak.. intinya maintenance alat-alat rumah tangga) serta melakukan pembayaran listrik, air, gas. Jadi seorang istri dan ibu itu artinya: jadi dokter iya, ahli gizi iya, guru iya, pendengar setia iya, koki iya, tukang listrik/ledeng/gas iya dan juga Karena para suami sibuk di tempat kerja, para istrilah yang punya kepedulian tinggi terhadap pelayanan gereja. Mengurus konsumsi. Melawat yang sakit dan berduka. Mengatur rumah tangga gereja. Bahkan, memimpin jemaat. Sungguh, peran perempuan tak boleh dipandang sebelah mata, namun bukan berarti perempuan itu jadi kepala di tengah-tengah keluarga. Ibu-ibu yang dikasihi Tuhan….!
Allah menghendaki wanita Kristen berdandan dengan pantas dan sopan. Kata "pantas" (Yun. –aidos-) mengandung arti merasa malu bila menampakkan bagian tubuh. Kata ini meliputi penolakan untuk berdandan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian kepada tubuh dan melewati batas-batas kesenonohan yang patut. Sumber kesenonohan seseorang terletak di dalam sifat atau batin. Dengan kata lain, kesenonohan adalah manifestasi lahir dari kemurnian batin.
• Berdandan secara tidak pantas yang mungkin menggairahkan keinginan yang tidak suci merupakan kesalahan yang sama besarnya dengan keinginan mesum yang terangsang. Tidak ada aktivitas atau keadaan yang membenarkan hal berpakaian secara tidak pantas yang akan memperlihatkan tubuh sehingga merangsang hawa nafsu dalam orang lain (bd. Gal 5:13; Ef 4:27; Tit 2:11-12; lihat juga Mat 5:28).
• Adalah suatu kesaksian yang menyedihkan jikalau gereja mengabaikan standar alkitabiah untuk berdandan dengan pantas dan malah menerima mode duniawi. Pada dewasa ini yang serba membolehkan di bidang seksual, gereja harus bertindak dan berdandan berbeda dari masyarakat yang bobrok yang mengabaikan dan mencemoohkan keinginan Roh untuk kesenonohan, kemurnian, dan pengekangan yang saleh (bd. Rom 12:1-2).
Saat ini kalau kita lihat di kota-kota bahkan di desa makin banyak dibuka salon-salon kecantikan, beauty salon. Beauty salon dan klinik-klinik kecantikan itu menawarkan tidak hanya potong rambut biasa,tapi juga ribonding, cream bath, mandi lulur, tatoalis, menghilangkan bekas jerawat, memutihkan wajah, memancungkan hidung, sampai operasi plastic?.
Ternyata kaum wanita saat ini semakin suka berdandan, bahkan rela membayar dengan ongkos yg mahal agar kelihatan semakin cantik. Bagi istri-isti kelihatan cantik dihadapan suami sendiri okey2 saja tidak masalah, wajar. Asal jangan ingin kelihatan cantik dengan pria lain. Bahaya.
Memang salah satu cara agar suami betah di rumah adalah sang istri tetap menjaga penampilannya, tetap kelihatan menarik dan cantik. Jangan istri kelihatan cantik pada waktu baru nikah saja, setelah sekian tahun menikah, tidak mau merawat badan lagi, bisa-bisa sang suami bosan. Memang kecantikan secara fisik bagi wanita itu penting dan juga umumnya kaum pria suka melihat wanita yang cantik, bersih, dan harum. Namun kecantikan secara fisik itu tidak akan bertahan lama. Secara alami kita semua akan semakin tua. Waktu gadis kulit masih kencang, sudah punya 2 atau 3 anak pipi mulai kendor, badannya tidak langsing lagi, mulai muncul keriput di wajah, Operasi plastic tidak bisa menyembunyikan proses penuaan, umur terus bertambah. Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji ( Ams 31: 30). Pasti kaum ibu senang menjadi istri yang dipuji-puji suami, walaupun tidak cantik lagi seperti waktu pacaran dulu?
Bagaimana caranya ? Yaitu dengan mengembangkan kecantikan batiniah atau inner beauty seperti yg Alkitab ajarkan : Berdandan dengan pantas bandingkan dengan:
1 Pet 3 : ay. 4 Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yg tersembunyi , dengan perhiasan yg tidak binasa yg berasal dari roh yg lemah lembut dan tenteram.
Memiliki roh yang lemah lembut dan tenteram adalah sumber kecantikan batiniah yang memancar dari dalam hati. Kecantikan fisik yang eksternal tidak menjamin terpancarnya kecantikan batiniah.
Ada manusia batiniah ada manusia lahiriah. Manusia batiniah yg tersembunyi adalah kualitas hati yg tidak bisa dilihat secara langsung. Manusia lahiriah adalah bisa dilihat secara fisik. Rasul Paulus menjelakan dalam 2 Kor 4 : 16 bahwa dalam diri seorang manusia ada dua dimensi : “ Sebab itu kami tidak tawar hati, meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari kesehari.”
Menjadi wanita atau istri yg cantik hatinya pada ay. 4 diibaratkan mengenakan perhiasan batiniah yg tidak bisa binasa. merosot. Pada ayat 3 sebelumnya, perhiasan batiniah dibandingkan dengan perhiasan yg secara lahiriah, yang eksternal, dari luar, bisa dilihat secara langsung , bisa binasa, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau mengenakan pakaian-pakaian ygn indah-indah. Model rambut, perhiasan emas dan fashion ini adalah mengacu kepada fashion dan model rambut yg sangat mahal dan mewah dari wanita-wanita di abad pertama di Roma Yunani. Wanita Kristen harus bijaksana dalam membelanjakan uang. Jangan sampai karena tergoda dgn kemewahan uang belanja untuk biaya sekolah anak-anak, keperluan dapur, dikorbankan. Dan juga jangan sebagai istri menekan suami untuk membeli barang-barang mewah yg tidak dibutuhkan tapi karena gengsi, latah, sehingga suami bisa – bisa jadi korupsi, karena lebih besar pengeluaran dari pada pendapatan, lebih besar pasak daripada tiang.
Bagaimana seseorang itu bisa menjadi manusia batiniah yg memiliki roh yg lemah lembut dan tentram? Manusia batiniah yg tersembunyi ini adalah pribadi baru yg telah diubahkan secara supranatural oleh Roh Kudus ketika mengalami kelahiran baru dalam Kristus Yesus. Barang siapa di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru , yg lama sudah berlalu yg baru sudah datang. ( 2 kor 5: 17). Seperti janji Allah dalam Yehz 36: 26: Kamu akan Ku berikan hati yg baru, dan roh yg baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yg keras dan Kuberikan kepadamu hati yg taat. Setelah diselamatkan oleh Yesus, kita memiliki hati yg baru, roh yg baru dan mengenakan perhiasan yg tidak binasa yg berasal dari roh yg lemah lembut dan tenteram. Kalau Yesus Kristus sifatnya lemah lembut, wanita Kristen haruslah lemah lembut. Lemah lembut sebagai istri terhadap suami yakni sabar, tidak mendendam, tidak cepat marah, tersinggung kalau suami marah. Lemah lembut bukan berarti diam saja kalau suami salah, tetapi bisa menegor, menasihati suami dengan kasih. Wanita yang rohnya tenteram, itu tenang dalam mengasuh rumah tangganya, damai, tidak suka ribut, taat sama suami, bisa menguasai diri , yang penting baginya adalah anak-anak bisa dirawat dengan baik, dikasihi, diperhatikan, suaminya diperhatikan makannya, kesehatannya, ia memikirkan bagaimana suaminya betah di rumah setelah bekerja.dll.
Seperti firman Tuhan ini katakan :
“ Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada diantara mereka yg tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu.” (1 Pet 3 : 1-2)
Maksudnya ayat 1 dan 2 ini dikaitkan dengan ayat 4 adalah dengan memiliki roh yg lemah lembut dan tenteram seorang istri dari suami yg belum percaya atau tidak seiman ( atau suami yg belum bertobat sungguh-sungguh) pasti dengan rela tunduk kepada suaminya, memiliki kelakuan sehari-hari dengan murni dan saleh akan menjadi kesaksian Injil yg lebih kuat daripada kesaksian secara verbal semata.
Kecantikan hati yang berasal dari roh yg lemah lembut dan tentram yang dikembangkan melalui hubungan yg dekat dengan Tuhan akan membuat istri-istri tetap menarik bagi suami-suami , meskipun kecantikan fisik semakin meredup sepanjang tahun.

Bagaimana dengan 1 Timotius 2:12?
Istri-istri dilarang mengajar jika ajaran mereka bisa diartikan oleh seseorang sebagai dia memerintah atau menjadi tuan atas suaminya! Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.
Istri yang baik adalah kebanggaan dan kebahagiaan suaminya, istri yang membuat suaminya malu adalah bagaikan penyakit tulang yang menggerogoti.
Istri yang baik adalah sukacita dan mahkota suaminya, tetapi istri yang merongrong hidup suaminya dan menghambat segala pekerjaannya sangat memalukan.
Seorang istri yang baik budi, seolah-olah makota suaminya, tetapi istri yang mendatangkan malu, seperti bisa dalam tulang-tulangnya.
“…perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.” 1 Petrus 3:4
Alkitab jelas menyatakan bahwa yang menjadi perhiasan bagi wanita bukanlah ‘penampilan luarnya’ semisal tata rias wajah, rambut, pakaian indah atau pun perhiasan yang ia kenakan (emas, berlian, permata) yang mengundang decak kagum siapa saja yang memandangnya, tetapi perhiasan seorang wanita adalah manusia batiniah atau kecantikan batiniahnya (inner beauty)! Penulis amsal berkata, “Seperti anting-anting emas di jungur babi, demikianlah perempuan cantik yang tidak susila.” (Amsal 11:22). Kecantikan fisik (lahiriah) wanita tak akan berarti apa-apa. “Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia,” (Amsal 31:30a) bila tidak diimbangi dengan moral yang baik. Wanita yang berbudi harus memiliki roh yang lemah lembut dan penguasaan diri dalam segala hal sehingga keberadaannya senantiasa menjadi berkat, karena “Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.” (Amsal 31:26).
Banyak contoh wanita-wanita dalam Alkitab yang hidupnya menjadi teladan karena cantik batinnya. Ester adalah perempuan Yahudi yang berani mempertaruhkan reputasi dan juga nyawanya demi keselamatan bangsanya dari rencana jahat Haman; ia berjuang menegakkan kebenaran dan dengan tegas melawan ketidakadilan. Debora dipilih Tuhan untuk membebaskan bangsanya dari tangan Yabin, raja Kanaan. Ia pun mendukung dan memberi semangat kepada Barak menghadapi panglima perang raja Yabin yaitu Sisera. Kata Debora, “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab Tuhan akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” (Hakim-Hakim 4:9).
Seorang wanita tidak hanya pandai berbicara, tetapi ia juga akan memberi semangat, berdoa dan turut merasakan pergumulan yang dialami suami atau keluarga, serta mau membuka telinga terhadap keluh-kesah orang lain dan memiliki hati yang penuh dengan belas kasih dan pengampunan.
Jangan bangga karena kecantikan fisik, berbanggalah bila hidup kita bisa menjadi berkat dan teladan bagi orang lain!
4 langkah untuk membangun manusia batiniah :
1. Batin kita harus dibersihkan
Pada saat kita jatuh dalam dosa, maka batin kita rusak dan kita tidak punya kemampuan untuk berhubungan dengan Tuhan.
Ibrani 9 : 14 “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”
Hanya darah Yesus yang bisa membersihkan batin dan roh kita dari dari dosa.
2. Batin kita harus diberi makan
Matius 4 : 4 “Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Ada 2 jenis makanan, yaitu roti sebagai makanan jasmani, dan makanan rohani yaitu setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.
Jika kita memberi makan jasmani kita setiap hari, maka kitapun harus memberi makan rohani kita setiap hari.
3. Batin kita harus diperbaharui
Rohani kita bisa mengalami kemunduran, tetapi rohani jugabisa diperbaharui sehingga kita makin maju dan makin kuat dalam Tuhan.
2 Korintus 4 : 16 -17
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
4. Batin kita harus dilatih
1 Tim 4 : 7-8
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Dalam melakukan Ibadah, kita perlu latihan. Memberi dan berbuat baik itu juga perlu dilatih, agar menjadi kebiasaan. Awalnya terpaksa, lama-lama jadi biasa, namun akhirnya jadi sukacita.
Jika kita berhasil melakukan keempat hal di atas, maka :
1. Manusia batiniah dapat melihat
Roh yang tadinya lemah akan menjadi kuat, jika roh jadi kuat maka penglihatan rohani juga menjadi kuat.
Efesus 3 : 8 “Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,”
2. Manusia batiniah dapat mendengar
Matius 13: 9 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Pada akhir zaman ini penuh dengan suara, suara yang membingungkan dan nasihat yang menyesatkan, tetapi jika kita punya roh yang hidup dan bangkit, kita akan mendengar suara Tuhan.
3. Manusia batiniah dapat merasakan
Mazmur 34 : 9 “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!”
Jika kita mampu membangun batin kita, maka kita akan merasakan dan menikmati kebaikan Tuhan yang luar biasa.
Pdt. R.H.L. Tobing, S.Th.MA