Selasa, 31 Januari 2012

Khotbah Minggu 05 Feb 2012 Yesaya 40:21-31

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (Amsal 17:22)
Setiap orang memiliki alasan saat hendak atau saat sedang melakukan sesuatu. Ada motif yang menyebabkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Bahkan, kualitas hasil pekerjaan seseorang sangat dipengaruhi oleh motivasinya.
Namun, ada kalanya seseorang kehilangan motivasi dan semangat ketika hendak melakukan sesuatu. Pernahkah Sdr/i kehilangan motivasi dan semangat ? sdr yang mulanya menggebu-gebu mengerjakan suatu hal – ternyata setelah beberapa waktu – akhirnya kehilangan minat untuk melanjutkan atau menyelesaikan pekerjaan tersebut; pernahkah sdr mengalaminya?
Penyebab hilangnya semangat dan motivasi dalam diri seseorang bisa bermacam-macam. Ada orang yang kehilangan semangat karena banyaknya masalah yang dihadapinya. Ada orang yang vitalitasnya menurun karena banyaknya kesibukan yang membebaninya. Ada orang yang semangatnya menurun karena masalah disorientasi atas tujuan hidupnya. Ada pula orang yang kehilangan semangat karena merasa tidak ada yang mendukung dirinya saat melakukan suatu pekerjaan.
Kehilangan motivasi dan semangat pernah di alami bangsa Israel setelah mereka dibuang. Mereka ragu atas diri mereka sendiri sebagai bangsa pilihan Allah. Apa sebabnya? Yerusalem sudah porak-poranda; Israel dibuang dan pembuangan itu berlangsung sangat lama. Mereka juga mengalami kehidupan yang sulit di Babel. Bangsa Israel menganggap bahwa Allah telah melupakan mereka dan akan membiarkan mereka hancur. (Yesaya 40:27; 49:14).
Itu sebabnya dalam khotbah minggu ini (Yesaya 40:21-31), Yesaya dengan keras bertanya dengan gaya retoris sampai tiga kali: tidakkah kamu tahu; tidakkah kamu dengar; tidakkah kamu mengerti – kepada bangsa Israel. Dalam pertanyaan ini kelihatan bahwa Yesaya seolah kecewa melihat orang Israel yang semangatnya sudah menurun.
Pada zaman ini banyak sekali orang yang merasa putus asa dan kecewa secara berlebihan dan berlarut-larut. Perasaan ini sering di sebut dengan depresi. Depresi tidak memandang bulu, orang dari golongan atas atau rendah, kaya atau miskin, terpelajar atau tidak, tua atau muda semuanya dapat di serang oleh perasaan ini. Depresi telah menyelinap kedalam kehidupan manusia, membawa kesusahan yang tak terkatakan.
Tujuan universal manusia ialah memperoleh damai sejahtera serta kebahagiaan yang sempurna, semua orang ingin meperoleh kepuasan hati. Diseluruh dunia sejumlah besar dokter, pendeta, ahli jiwa, psikiater sibuk dalam usaha untuk menolong orang-orang untuk mendapatkan kebahagiaan.
Usaha untuk mendapatkan damai sejahtera itu sering kali tidak mebuahkan seperti yang diharapkan. Dalam mencari kepuasan pribadi, berjuta-juta orang akhirnya menemui kegagalan dan yang menyedihkan.
Jika anak Tuhan kalah terhadap masalah, akan mempengaruhi kehidupan pribadinya maupun kesaksiannya sebagai orang Kristen. Hal ini akan merusak hubungan pribadi seseorang dengan Allah, kebahagiaan mereka akan hilang hal ini juga akan menggerogoti inti kehidupan rumah tangga dan hubungan dengan orang lain.
Semua orang pasti pernah merasakan, kecewa, takut, khawatir dan was-was perasaan itu membuat tubuh menjadi lemas dan semangat menjadi pudar, dari manakah kita mendapat kekuatan yang baru ?
Nats renungan kita ini adalah penghiburan bagi umat Allah, dimana Allah akan mengakhiri perhambaan mereka. Perhambaan ini memang di sebabkan oleh dosa dan kesalahan mereka, tetapi dosa dan kesalahan itu telah diampuni oleh Tuhan. Tuhan akan datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya yang berkuasa. umat Isarael kembali diajak merenungkan “siapa yang paling besar dalam dunia ini”. Karena pada waktu itu umat yang di buang ke babel, merasakan tidak ada yang lebih besar dari kerajaan dan dewa Babel. Pola pikir seperti ini membuat hilangnya pengharapan merea akan kebebasan. Mereka lebih takut kepada manusia dari pada Allah. (Illustrasi: Bom di Prancis) Karena itu…:
1.Hiduplah dan bekerjalah bersama Kristus.Hidup baru bersama Kristus adalah hidup yang tidak pesimis (rendah) , putus asa, tetapi adalah hidup yang penuh semangat, optimis, kuat dan dipenuhi oleh pengharapan.
2.Perubahan hidup dari segi negatif (rendah, tidak bermutu) bisa berubah menjadi hidup yang baik dan berguna, jika kita mau menerima Kristus dalam hidup kita (2 Kor 5:17)
3.Jaman sekarang adalah jaman yang penuh dengan berbagai macam problema hidup. Problema hidup itu acapkali mengganggu stabilitas hidup kita, sehingga kita sering merasa kecewa, tidak berdaya, dan putus asa. Kadangkala kita menggugat Tuhan, seraya berkata bahwa Tuhan itu tidak adil, Tuhan tidak bekerja lagi buat hidup dan kehidupan saya. Sebenarnya Tuhan mengetahui semuanya itu, Tuhan mengetahui apa yang mau diperbuatnya, yang penting bagi kita, apakah kita mau berserah kepadaNya dan memohon bimbingannya dalam perjalanan hidup kita, niscaya Tuhan akan memberikan segala yang perlu bagi kita, berkat yang berkelimphan (bnd Rm 11:33-36)
Mengalami masalah seperti ini (kehilangan semangat) sesungguhnya sangat berbahaya. Bangsa kita ini juga sedang berada dalam situasi serupa. Kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin negara sudah berkurang. Tindak kejahatan semakin bertambah. Keadilan tidak bisa ditegakkan. Akibatnya masyarakat menjadi pesimis atas nasib bangsa ini. Masyarakat kehilangan semangat dan vitalitasnya untuk membangun dirinya. Sehingga tidak heran, seorang pengamat pernah mengatakan, “Seharusnya Bangsa Indonesia sudah collapse saat ini.” Jika sebuah bangsa kehilangan semangat dan vitalitasnya, bangsa tersebut bisa punah.
Nah, jika itu mungkin terjadi pada sebuah bangsa, maka bagaimana jika itu kita alami sendiri? Mudah-mudahan tidak turut punah, seperti kata Ayub, “Semangatku patah, umurku telah habis, dan bagiku tersedia kuburan” (Ayub 17:1).
Pada dasarnya Allah menghendaki bahwa kehidupan Kristen itu sebagai kehidupan yang penuh gairah dan bersemangat. Semangat yang ada dalam diri orang Kristen berasal dari Roh Kudus. Ialah causa yang menggerakkan orang-orang Kristen untuk berbuat hal-hal benar dan besar dalam kehidupan.
Melalui Firman Allah ini, Tuhan mengatakan kepada kita bahwa segala kendala yang kita hadapi dalam hidup tidak boleh membuat kita takut, lemah, dan kehilangan keberanian kita. Kekuasaan orang lain yang berusaha membatasi ruang gerak kita tidak boleh membuat kita minder atau tawar hati. Tapi hendaklah kita mengikuti kata Paulus, “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Tentu, Allahlah yang menguatkan kita dalam setiap keluh kesah kita.
Tuhan tidak pernah tersembunyi dan meninggalkan sdr/i dari setiap pergumulan yang sdr hadapi. Ini adalah kesaksian Yesaya. Allah tidak pernah menjadi lelah dan menjadi lesu melihat kelemahan yang ada dalam diri kita. “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yesaya 40:29).
Allah berkuasa untuk menaklukkan segala kekuasaan yang menghalangi kita untuk melakukan kebaikan yang terbaik dalam kehidupan kita. Ia mampu menjauhkan kita dari segala usaha jahat yang melemahkan jiwa kita. Oleh sebab itu, ketika Anda kehilangan gairah dalam hidup Anda untuk melakukan yang terbaik, nantikanlah Tuhan, sebab Anda akan mendapat kekuatan baru (Yesaya 40:31). Amin

Jumat, 20 Januari 2012

"JAMITA"

I Timoteus 6 : 9-11

Huria ni Tuhanta Yesus Kristus..!

Adong do umpama batak mandok: Pat ni manuk paturengreng, marrara mata mida hepeng, sian umpama on boi buatonta kesimpulan, na mansai penting situtu do hepeng I, jala mempunyai daya tarik na mempesonakan, na boi manarik jolma I tu hangaluton. Adong do na mandok: hepeng do mangatur negara on, molo piningkiran sungguh mengherankan, barang na so berharga I boi mangatur ngolu ni jolma, toho ma nanidok ni angka na malo I, Hepeng on ima; Habang so marhabong mardalan so mar pat, manginsir so marimbulu, ibana do na umburju laos ibana do na jumungkat.
Mansai toho do pandohan on sipata, ai boi do rasahononta, songon dia pengaruh ni hepeng I di ngolunta siapari on, sonang manang susa jolma I tergantung tu adong do hepeng na manang dang, ala ni onma umbahen jotjot jolma I menghalalkan segala cara, laho mangalului hepeng i. Lapatanna manangko pe taho asal ma hepeng, manggabusi halak manang mangangkali pe taho asal dalan ni hepeng. Ise ulaning sian hita on na so olo mamora, jala ise na so olo mangomo ? Ra, sude do halak sai mangusahahon pangomoan jala mangalui hamoraon di bagasan ngoluna.
Marasing- asing do dalan ni ganup halak laho mangalului pangmoanna. Maragam cara ditahi jala diula laho mangeahi hamoraon i. Di falsafah ni halak Batak pe, termasuk do hamoraon songon sada sintasinta ni ngolu na ideal songon na tarida sian ungkapan “ Hamoraon, Hasangapon, Hagabeon”. Persoalanna nuaeng, beha do hita menilai angka pangomoanta manang hamoraon I ? Beha do hita mangadopi angka arta manang hepeng na adong di hita ? Ondo nanaeng tangkasanta di turpukta sadari on.

Nahinaholongan dibagasan goar ni Tuhanta,,!

Juara bagas do hita di ngolunta on, sitiop jala siramoti na pinasahat ni Debata, dipangke Jesus dohot angka siseanNa do hepeng, suang songoni nang si Paulus, hita pe tapangke do hepeng, alai dipaingot Jesus do hita taringot tu mara ni hepeng I, ala ni ima umbahen didok; Pasu-pasu ni Jahowa do mambahen mamora, jala dang mardongan hangaluton dibahen tu hita. Manang aha pe na adong di hita, hamoraon, hagabeon nang hasangapon, sude I dang milikta, milik ni Debata do, ala ni ima ingkon manta hita asa unang tapansuasaehon arta na pinasahat ni Debata, alai asa tapangke tu lomo ni rohaNa. Laos ido na tong diondolhon Apostel Paulus di suratna tu si Timoteus on, ala adong angka pangajari pargapgap na so marsitiopan tu hata na tingkos di tonga-tonga ni huria na parjolo I, na mangajari nasida mandok: ia di ula pe angka na denggan manang hadaulaton asa manjalo upah do, asa mandapot pangomoan, panghorhon ni on, boi do patubu kecendrungan materialisme manang gulutan di hepeng di huria na parjolo I (ay 3-5).

Huria ni Tuhanta Jesus…!
Diakui panurat ni buku on do ia hadaulaton memang sada sumber do i laho mandapot pangomoan (ay. 6.) Alai marasing do pangantusionna taringot tu pangamoan i ndang na gabe berupa “ kemewahan material”, alai asal ma sae tu haporluan ngolungolu siganup ari. Jala laos i do diajarhon Tuhan Jesus di Tangiang Ale Amanami : “ lehon ma di hami sadari on hangoluan siapari “ (tumangkas di bagasan bahasa Indonesia didok : makanan kami yang secukupnya). Hasabamon maradophon sinadongan sisongon i tung mansai godang lapatanna tu ngolu ni jolma asa boi malua sian ketergantungan tu angka rumang ni materi manag arta.

Adong 2 alasan na di kemukakan Apostel Paulus di turpukta on, unang bergantung hita tu materi/hepeng
a. Sada kenyataan do na so a dong agia aha taboan tu portibion (ay 7.a) Na marlapatan do i, ia angka materi/arta//hepeng/sinadongan i angka na ro doi muse ; ndang sada bagian na hakiki ni hajolmaon i. Jala ia tung godang pe angka arta tapapungu di hasiangan on, ndang marlapatan i molo dung mate hita; ndang tarboan hita i tu udean, tading do sudena I, marlapatan do i, na so kekal do arta i, parsatongkinan do.

b. Roha na holongan tu arta/hepeng, ido urat ni nasa hajahaton (ayat 10) jala hamoraon boi do gabe sada rumang ni pangunjungan di ngolu on (ayat 9). Molo taida angka na masa ditongatonga ni masyarakatta, masa pe angka perselisihan, perampokan, korupsi, dohot lan naasing, godangan i tubu marurat sian arta/hepeng do. Hape kenyataanna, hamoraon ndang menjamin hadameon manang hasonangan di ngolu on, angka parungkilon dohot angka permasalahan ni ngolu tong do godang tubu diangka na mora.

Nahinaholongan dibagasan goar ni Tuhanta Jesus..!
Turpuk on ndang na naeng mambahen paraloan tu angka na mora. Ndang na gabe ingkon hasogohononta angka arta/hepeng. Ndang na naeng dohonon ni turpuk on tu hita asa unang talului pangomoan. Alai na ringkot nuaeng, be ha do hita mandok mauliate tu Tuhanta na pasahathon i tu hita. So tung gabe tubu panghilalaan na so denggan taringot tu angka arta i, ai sudena i basabasa ni Debata do (I Tim. 4:4). Denggan jala badia do angka arta i (4:5), persoalan nuaeng beha do penilaianta jala sikapta mamangke saluhutna i. Ido umbahen di ayat na mangihut di toru ni turpukta on dipaandar do dalan laho mamangke angka arta i dohot denggan. Tu angka na mora, asa unang gabe hamoraonna i dihaposi melebihi Debata na pasahatton (ay 17); asa marroha na buas ai angka arta i na laho pangkeon do, laho nikmatan jala na girgir marsibasabasa (ay.18), memberi jala membagi. Ai marhite ido hita asa dapotan Pasu-pasu. Didok si Epicurus ahli filsafat Junani: “Jolma na so umboto mandok mauliate jala sabar di na otik, dang mungkin di boto I mandok mauliate jala sabar di na godang, asa ingkon sian mulai na metmet manang na otik do hita marsiajar mandok mauliate, asa taboto mandok mauliate di na godang.
Ala ni ima hamu nahinaholongan marhite turpukta sadari on dipaingot hita :

1.Marpanumpak do habisuhon, hapistaran, ulaon dohot halojaonta tu bahat ni angka arta/sinadongan na bot tapapungu/tasari. Betak hinorhon ni i do umbahen na marasingasing penilaianta taringot tu arta i, nang tu haroroan ni arta i di ngolunta. Beha do hita manimbangi i ?

2.Ndang na maralo hape angka arta i tu ngolu hakristenonta, jala songon i do ndang maralo hamoraon i tu haporseaonta. Gariada denggan do i di jolo ni Debata.
Alai tong do boi gabe manusai, manegai jala mambahen sursar ngolunta, molo so tapargunahon dohot denggan. Beha do sikapta laho mangadopi huhut mamangke angka arta/sinadongan na adong di hita asa unang masa sisongon i ?


3.Jotjot do tubu holso ni jolma na mandok, “ molo dang adong hepenghu, sai hira na so suman do na mangolu on” , nang pe ianggo haporluan ni ngoluna siapari cukup do nian. Di ngolunta sandiri pe ra jotjot do tubu pamingkirion sisongon i. Sian i tarida do, na so marnasae do ianggo sinadongan on di ngolunta. Tung maol do patubuhon roha na “merasa cukup”. Beha do manghasabamhon nasa na adong di hita jala pataridahon i di ngolunta ? Adong do pardomuan ni on tu pola hidup sederhana na nianjurhon ni pamarenta ?

4.Nuaeng on tung mansai ringkot do na menabung, isara ni Tabanas, dna, jala godang situtu do panghorhon ni on tu pendidikan ni angka dakdanak; apalagi mangeahi ngolu na naeng ro masa. Menabung i ma gerakan penghematan huhut parade angka na porlu tu tingki na mangihut. Alai di lain pihak, godang do on gabe sidalian di deba halak laho mangholit. Beha do hita marnida batasbatas ni na mangholit dohot na manabung ?

5.Boi do marhite angka arta/hepeng marmulia Goar ni Debata di portibion, lapatanna, gabe dipangke Debata arta/hepeng i songon sada alatNa marhite-hite hita. Alai olo do sabalikna gabe hinorhon ni arta/hepeng i ndang diargahon jolma i Debata. Dia ma perananta songon halak Kristen hita mangadopi angka situasi sisongon on ? Talusi ma ganup dibagasan rohanta be. Amen

RHL.Tobing

"MENGENAL ALKITAB"

Di seluruh dunia sampai akhir tahun 1988, Alkitab – baik lengkap atau bagian-bagiannya – telah diterjemahkan ke dalam 1.907 bahasa (terdiri dari 310 Alkitab, 695 Perjanjian Baru dan 902 bagian Alkitab – minimal satu kitab dari Alkitab). Sedangkan di Indonesia, menurut catatan Lembaga Alkitab Indonesia, sampai pertengahan tahun 1990, Alkitab maupun bagian-bagiannya telah diterjemahkan ke dalam 127 bahasa (terdiri dari 13 Alkitab, 21 Perjanjian Baru dan 93 bagian Alkitab/porsion – minimal satu kitab/bagian dari Alkitab). Jadi, Alkitab merupakan satu-satunya buku yang paling banyak diterjemahkan

Mengapa Alkitab begitu penting? Karena isinya sangat mempengaruhi sejarah kehidupan manusia di dunia ini. Pengaruh tersebut dapat dirasakan dalam bidang kebudayaan, kesenian, politik dan kebudayaan serta bidang-bidang lainnya. Alkitab merupakan sumber kepercayaan bagi umat kritiani karena berisikan ajaran yang dinyatakan oleh Allah, serta merupakan kumpulan peraturan-peraturan bagaimana umat kristiani dapat hidup menurut rencana Allah. Alkitab juga merupakan landasan keberadaan gereja, dasar ibadah kristiani, serta merupakan satu dokumen tentang perkembangan iman kita. Sejak lama pemikir-pemikir teologis dan filosofis mencari pilihan dari Alkitab. Alkitab juga berguna bagi setiap orang, sebagaimana sumber indpirasi dan pengetahuan rohani, sebagai penuntun untuk dapat hidup dengan adil dan mengasihi orang lain, dan sebagai pedoman serta panduan untuk menghadapi masalah dan kesempatan dalam hidup ini.

1. Apakah Alkitab itu?
Alkitab adalah kumpulan tulisan-tulisan suci tentang hubungan Allah dengan manusia, dan pernyataan tentang apa yang Allah kehendaki. Alkitab berasal dari kata Arab “KITAB” dengan kata sandang “AL” yang dalam bahsa Yunaninya “BIBLIA” – yaitu bentuk jamak dari “BIBLION” yang berarti “KITAB-KITAB” (atau buku’buku). Dari kata itulah kita mendapat “BIBLIA” (bahsa latin, bahsa Portugis dan bahsa Spanyol), “BIBLE” (bahasa Inggris dan bahsa Prancis), “BIBEL” (bahsa Jerman, yang kemudian juga disebut dalam bahasa Batak), dan “BIJBEL” (bahsa Belanda).

2. Bagaimana Alkitab ditulis?
Bagian-bagian dari Alkitab tidak ditulis sekaligus, setelah lewat berabad-abad barulah kumpulan kitab-kitab ini diselesaikan, dan kemudian ditetapkan sebagai bagian dari Kitab Suci.
Bagian-bagian dari Alkitab ditulis oleh orang-orang yang diilhami (banding 2 Tim. 3:16). Allah memenuhkan mereka dengan Roh Kudus (banding 2 Ptr. 1:21) untuk dapat memahami dan menyampaikan secara tepat berita keselamatan Allah untuk manusia yang hidup di segala jaman. Mereka menulis berita dari Allah itu dengan gaya bahasa dan ungkapan yang sesuai dengan adat, kebiasaan, dan zaman mereka masing-masing; itulah sebabnya kata, istilah, susunan kalimat dan wacana yang mereka pakai, perlu dipelajari menurut latar belakang sejarah, bahasa dan kebudayaan pada waktu itu.
Dalam penulisan tiap-tiap buku itu dimanfaatkan sumber-sumber yang lebih tua dan tradisi lama. Dalam Alkitab disebutkan nama beberapa sumber tersebut antara lain “Kitab Peperangan Tuhan” (Bil. 21:14), “Kitab Orang Jujur” (Yos. 10:13; 2 Sam. 1:18), “Kitab Riwayat Salomo” (1 Raja. 11:41), “Kitab Sejarah Raja-raja Israel” (1 Raja. 14:19), “Kitab Sejarah Raja-raja Yehuda” (1 Raja 14:29) dan “Tafsiran Kitab Kitab Raja-raja” (2 Taw. 24:27), “Riwayat Nabi Natan”, “Nubuat Ahia”, “Penglihatan-penglihatan Nabi Ido” (2 Taw. 9:29), serta “Kitab Sejarah Nabi Ido” (2 Taw. 13:22).
Buku para nabi memuat ucapan-ucapan para nabi dan bagian-bagian dari riwayat hidup mereka. Memang dalam bentuk dan susunannya yang sekarang ini, kita berhutang budi untuk pencatatan dan penyusunannya kepada pengikut-pengikut nabi dan penyusun yang lain. Alkitab sendiri mencatat bahwa Yeremia banyak dibantu oleh juru tulisnya yang bernama barukh (Yer. 36:4 dst) dan Yesaya memerintahkan pengikutnya menjaga/melestarikan berita dari Allah yang telah disampaikan kepadanya (Yes. 8:16). Juga disebutkan bahwa sebagian dari buku Amsal dikumpulkan oleh pegawai-pegawai Raja Hizkia (Am. 25:1).

3. Kanonisasi Alkitab
kitab-kitab dari Alkitab dikumpulkan secara bertahap dalam kurun waktu kurang lebih 1500 tahun. Penulisannya oleh orang-orang yang berbeda, dalam berbagai bahasa (Ibrani, Aram dan Yunani) serta ditempat yang berbeda pula (Mesopotamia, Babilonia, Mesir, Palestina dan Yunani).
Kanonisasi berasal dari kata Yunani “kanon” yang berarti ukuran/patokan (banding Gal. 6:16; 2 Kor. 10:13, 15, 16). Prosesnya sendiri cukup rumit dan memakan waktu yang lama. Arti umum kanon Alkitab adalah kumpulan atau daftar kitab-kitab/buku-buku yang diakui sebagai patokan iman dan pelaksanaannya. Apapun rintisan kanonisasi tersebut dapat dilihat dari dalam Alkitab itu sendiri, misalnya dalam Ul. 4:12; 12:32; Yer. 26:2; Ams 30:6; Pkh. 3:14; 2 Ptr 3:15-16; Why. 22:6-8, 18-19.
Jadi, kanonisasi Alkitab adalah pengakuan pada buku-buku yang benar-benar merupakan bagian dari Kitab suci – yakni yang diilhami oleh Allah, dan pengesahannya sebagai kumpulan tulisan suci yaitu Firman Tuhan dalam bahasa manusia, karena di dalamnya dimuat sabda Allah yang tertulis. Sabda inilah yang menyatakan kasih Allah dan kehendak Allah yang bermanfaat bagi umat manusia di segala zaman.

a.Perjanjian lama
Bagian ini sebenarnya adalah kitab suci umat Yahudi yang disampaikan, ditulis dan dihimpun dalam waktu lebih dari 1000 tahun. Semuanya ditulis dalam bahasa Ibrani kecuali sebagia Kitab Daniel (2:4-7:28) dan sebagian Kitab Ezra (4:8-16:18; 7:12-26), yang ditulis dalam bahsa Aram. Bahsa Aram adalah bahasa resmi pada masa kejayaan Kerajaan Persia.
Pada mulanya kisah-kisah mengenai Allah dan hubunganNya dengan umat Israel disampaikan dari mulut ke mulut. Baru sekitar tahun 1200-1000 SM kisah-kisah itu mulai dituliskan. Sekitar 600 SM buku ulangan dijadikan norma pelaksanaan keagamaan, yaitu dalam rangkaian pembaruan-pembaruan yang diadakan oleh Raja Yosia (2 Raja 22-23). Sekitar tahun 400 SM Taurat atau “kelima buku Musa” (bahasa Yunani “Pentateukh”) diterima sebagai tulisan suci. Buku nabi-nabi diterima sebagai tulisan suci antara tahun 400-200 SM. Buku-buku lain yang berisi puisi, pengajaran, nubuatan, dan sejarah diterima sebagai tulisan suci menjelang zaman Perjanjian Baru. Walaupun begitu pada waktu itu masih ada buku-buku yang diragukan kewibawaannya sebagai tulisan suci, antara lain pengkhotbah, Ester, Yehezkiel dan Kidung Agung.
Demikianlah Kanon Ibrani terus bertambah; akan tetapi setelah jatuhnya kota Yerusalem kedalam tangan musuh kurang lebih tahun 70 M, kecenderungan Kanon Ibrani adalah membatasi tulisan-tulisan yang diterima sebagai Kitab Suci.
Selanjutnya sekitar tahun 90, guru-guru agama Yahudi di bawah pimpinan Jahonanan ben Zakkai mengadakan sidang di Jamnia (Jabneh). Mereka meninjau, menimbang tulisan-tulisan itu dan membukukan Kitab Suci mereka. Mereka memutuskan untuk menerima 39 buku yang merupakan Kitab Suci, serta menolak buku-buku tambahan yang dimuat dalam Septuaginta, yaitu terjemahan pertama Kitab Suci ke dalam bahasa Yunani. Buku-buku tambahan ini aslinya tidak ditulis dalam bahasa Ibrani tetapi Yunani. Buku-buku inilah kemudian dikenal dengan sebutan Deutrokanonika – artinya “kanon kedua” yang terdiri dari : Tobit, Yudit, tambahan-tambahan pada buku Ester, kebijaksanaan Salomo, Yesus anak Sirakh, Barukh, Surat Nabi Yeremia, Tambahan-tambahan pada buku Daniel, serta I Makabe dan II Makabe.
Berdasarkan kata-kata Paulus tentang dua perjajian, umat Kristiani menyambut ke 39 buku dlam kanon Ibrani ini Perjanjian Lama, karena bagian ini berisi perjanjian Allah khususnya dengan Abraham dan keturunannya. Ini untuk membedakan dari Perjanjian Baru, yang merupakan perjanjian yang dibarui antara Allah dengan semua orang, yaitu melalui pribadi Yesus Kristus. Memang Perjanjian Lama sudah dipakai pada zaman rasul-rasul dan dalam kebaktian-kebaktian kristiani. Perjanjian Lama dianggap penting dalam hubungannya dengan Kristus dan pekerjaannya. Penting juga dicatat bahwa Perjanjian Lama adalah Alkitab Yesus Kristus ajaran Yesus didasarkan pada Perjanjian Lama, dan Yesus menyatakan bahwa nubuat-nubuat Perjanjian Lama digenapi dalam diriNya.
Pada awal abad ke 3 M, Bapa-bapa gereja mulai membedakan buku-buku Deutrokanonika dari ke 39 buku Perjanjian Lama, tetapi mereka masih pakai keduanya. Pada abad ke 4 sampai abad pertengahan, dalam Sidang-sidang Gereja setempat, mula-mula dimasukan 39 buku Perjanjian Lama, 27 buku Perjanjian Baru dan buku-buku Deutrokanonika dalam kanon Alkitab. Walaupun seorang Bapa Gereja yang bernama Jerome tidak menyetujui bahwa buku-buku Deutrokanonika adalah tulisan suci, tetapi secara tradisi pemakaian buku-buku itu berjalan terus.
Setelah reformasi, Gereja Protestan menolak buku-buku Deutrokanonika yang mereka sebut Apokripa artinya “tersembunyi”. Sebaliknya Gereja Roma Katolik pada sidang gereja (konsili) di Trent tahun 1546 menentuka satu daftar buku-buku yang termasuk kanon, termasuk di dalamnya buku-buku Deutrokanonika. Sedangkan Gereja Yunani Ortodoks pada Sidang Sinode di Yerusalem tahun 1672 menerima buku-buku yang diperdebatkan itu, sedangkan Barukh, I Makabe dan II Makabe ditolak. Patut dicatat, bahwa penulis-penulis Perjanjian Baru mengutip 38 dari ke-39 buku Perjanjian Lama. Tetapi penulis-penulis Perjanjian Baru tidak mengutip dari Deutrokanonika.
 Pembagian Perjanjian Lama dalam Teks Ibrani
Sebenarnya ke 39 buku Perjanjian Lama itu menurut kanon Ibrani hanyalah 24 buku. Berbeda dari urutan ke 39 buku Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristiani, ke 24 buku dalam naskah Ibrani dikelompokan dalam 3 bagian. Sebenarnya perbedaan ini bukanlah perbedaan isinya, melainkan sekedar perbedaan perhitungan dan pengelompokannya. Pada umumnya Alkitab kristiani mengikuti apa yang disebut kanon Yunani (dikenal juga dengan sebutan kanon Aleksandria) yang dikelompokan dalam 4 bagian. Berikut ini disampaikan pengelompokan menurut kanon Ibrani dan kanon Yunani:
Kanon Ibrani
a.Taurat (Torah): 1. Kejadian; 2. Keluaran; 3. Imamat; 4. Bilangan; 5. Ulangan
b.Nabi-nabi (Neviim): nabi-nabi terdahulu 6. Yosua; 7. Hakim-hakim; 8. Samuel; 9. Raja-raja nabi-nabi kemudian 10. Yesaya; 11. Yeremia; 12. Yehezkiel; 13. Duabelas Nabi
c.Kitab-kitab (Ketuvim): 14. Mazmur; 15. Amsal; 16. Ayub; 17. Kidung Agung; 18. Rut; 19. Ratapan; 20. Pengkhotbah; 21. Ester; 22. Daniel; 23. Ezra-Nehemia; 24. Tawarikh
Kanon Yunani
a.Taurat: 1. Kejadian; 2. Keluaran; 3. Imamat; 4. Bilangan; 5. Ulangan
b.Sejarah: Sejarah Pertama 6. Yosua; 7. Hakim-hakim; 8. Rut; 9. I Samuel; 10. II Samuel; 11. I Raja-raja; 12 II Raja-raja; Sejarah Kedua 13. I Tawarikh; 14. II Tawarikh; 15. Ezra; 16. Nehemia; 17. Ester
c.Sastra: Nabi-nabi Besar: 23. Yesaya; 24. Yeremia; 25. Ratapan; 26. Yehezkiel; 27. Daniel; Nabi-nabi Kecil: 28. Hosea; 29. Yoel; 30. Amos; 31. Obaja; 32. Yunus; 33. Mikha; 34. Nahum; 35. Habakuk; 36. Zefanya; 37. Hagai; 38. Zakharia; 39. Maleakhi
Taurat :
 Seringkali bagian ini disebut Pentateukh.
Bagian ini merupakan dasar Alkitab Ibrani, dan tidak ada perbedaan pengelompokan antara kanon Ibrani dan Kanon Yunani.
 Berisi peraturan-peraturan mengenai tingkah laku hidup, cara ibadah yang sesuai dengan kehendak Allah, serta asal usul bangsa Israel.
Nabi-nabi:
“Nabi-nabi terdahulu” memuat lebih banyak sejarah.
“Nabi-nabi Terkemudian” lebih banyak memuat nubuatan-nubuatan, sebab itu dalam kanon Yunani digolongkan “Nubuat”. “Nabi-nabi Besar” dan “Nabi-nabi Kecil” bukan menyatakan perbedaan status kenabian mereka, melainkan sekedar perbedaan besar dan kecilnya buku, yaitu banyak dan sedikitnya tulisan dalam buku itu; yang lebih banyak disebut “Nabi-nabi Besar”, yang lebih sedikit disebut “Nabi-nabi kecil”.
Berisi sejarah bersatunya 12 suku bangsa Israel dan pemberitaan-pemberitaan (nubuatan-nubuatan) dari Allah agar mereka kembali pada jalan yang ditentukan Allah.
Kitab-kitab:
Sering juga bagian ini disebut Hagiographa.
Kelompok ini dibagi dalam kanon Yunani menurut jenisnya: Mazmur, Amsal, ayub dan Kidung Agung dikelompokan sebagai “Sastra” ; Rut, ester, Ezra-Nehemia dan Tawarikh dikelompokkan “Sejarah”; sedang Ratapan dan Daniel dikelompokkan “Nubuat”.
Berisi puisi dan Kidung/ nyanyian, nasihat-nasihat untuk hidup, filsafat, dan sejarah.

b.Perjanjian Baru
Bagian ini adalah tulisan suci umat kristiani yang ditulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umat kristiani yang baru mengenal kristus dan ajaranNya dan untuk menentang ajaran-ajaran yang salah. Mulanya orang-orang kristiani melanjutkan kebiasan membaca dari Perjanjian Lama. Pengikut-pengikut Yesus yang mengenal Yesus semasa hidupNya dapat mengisahkan riwayat Yesus dan ajaranNya. Tetapi setelah rasul-rasul Yesus meninggal dunia, tulisan-tulisan mengenai Yesus dan ajaranNya makin bertambah peranannya.
Buku-buku yang termasuk dalam Perjanjian Baru ini, ditulis dalam jangka waktu kurang lebih 50 tahun dan ditulis dalam bahasa Yunani Koine, yaitu bahasa Yunani sehari-hari (bukan bahsa sastra). Dengan demikian Perjanjian Baru melengkapi Perjanjian Lama, yaitu dengan memberikan panduan tentang bagaimana membentuk gereja, petunjuk-petunjuk mengenai ajaran-ajaran dan patokan kepercayaan gereja. Dengan demikian Alkitab Kristiani sekarang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Seperti halnya kanon Ibrani, Perjanjian Baru pun dikanonkan dengan tujuan yang sama. Surat-surat Paulus telah digunakan dalam kebaktian-kebaktian Jemaat dan dibacakan sebagai khotbah. Tahun 95 M surat-surat itu dikumpulkan dan menjadi bagian yang baku dalam Kebaktian-kebaktian jemaat, begitu juga dengan kisah rasul-rasul. Surat Yakobus, Petrus, Yohanes dan Yudas yang juga Paulus dan menjadi kumpulan surat pada tahun 100-105 M.
Sementara itu kisah dari mulut ke mulut tentang Yesus kristus dituliskan antara tahun 70-100 M. Injil Markus, Matius dan Lukas yang disebut Injil Sinoptik ditulis lebih awal daripada Injil Yohanes. Injil (bahasa Yunani “euanggelion” yang artinya Kabar Baik) sudah banyak dipakai oleh masyarakat Kristiani. Ke-empat Injil itu dikumpulkan dan dibakukan pada tahun 15 M. akhirnya pada tahun 180 M, Injil dan surat-surat digabungkan menjadi satu pengakuan kepercayaan dan sumber iman kristiani. (Catatan: Injil Sinoptik adalah ketiga Injil yang saling berhubungan, artinya: Berpandangan sama).
Saat itu juga beredar tulisan-tulisan lain dalam bahsa Yunani seperti: I Clement, Surat Barnabas, Hermas, Didakhe (=ajaran) 12 rasul, Surat-surat Ignatius dan Polycarpus. (Catatan: Injil Barnabas yang sering dianggap menghebohkan, ternyata tidak termasuk dalam tulisan-tulisan lain ini, karena baru ditulis pada abad ke-15 dan dalam bahasa Italia).
Kejadian-kejadian ini telah mendorong kanonisasi Perjanjian Baru. Pada tahun 140 M, seorang guru yang berpengaruh bernama Marcion membuat satu daftar yang membuat buku-buku yang menurut ukurannya sendiri “suci” yaitu Injil Lukas dan sejumlah Surat Paulus. Marcion menolak semua buku-buku Perjanjian Lama karena berlatarbelakang Yahudi dan tidak bersangkut paut dengan kekristenan. Kejadian ini menyebabkan pemimpin-pemimpin gereja sadar akan kebutuhan satu daftar yang diakui dan disahkan oleh gereja.
Pada akhir abad kedua terdapat beberapa kanon antara lain dari Irenacus, Muratorian, tertullian dan Clement dari Aleksandria yang merupakan daftar sementara buku-buku yang diilhami. Walau demikian, II Petrus, II dan III Yohanes, Yakobus, Yudas, Ibrani dan Wahyu masih dipermasalahkan kewibawaannya sebagai tulisan suci.
Pada tahun 200 M, untuk menghadapi tantangan dari ajaran sesat gnotik (ajaran yang menekankan bahwa pengetahuan akan kebenaran rohani adalah pengetahuan yang dirahasiakan dan hanya mereka yang mengetahui akan diselamatkan), gereja menentukan bahwa buku-buku yang diilhami adalah:
 Yang ditulis oleh rasul atau orang yang dekat dengan rasul.
 Yang dipakai dalam kebaktian-kebaktian umu.
Pada awal abad ke-3, seorang imam dan pakar Alkitab yang bernama Origen memperjelas keadaan dengan menggolongkan buku-buku sebagai berikut:
 Yang diakui (dipakai dan diterima dimana-mana)
 Yang dipertentangkan (tetapi akhirnya diterima)
 Yang ditolak (dinyatakan sebagai buku-buku biasa, kemudian dikenal dengan istilah pseudopigrafa).
Kemudian Eusebius membuat daftar yang makin mendekati Perjanjian Baru kita yang sekarang ini. Akhirnya, pada tahun 367 M daftar yang disampaikan oleh Athanasius, Uskup Aleksandria, menjadi daftar buku tulisan suci yang memuat ke-27 buku Perjanjian Baru. Jadi, ke-27 buku Perjanjian Baru dan ke-39 buku Perjanjian Lama inilah yang menjadi ke-66 buku Alkitab kita dalam bentuk yang sekarang ini.

1.Pembagian Perjanjian Baru
Buku-buku Perjanjian Baru, dapat dikelompokan dalam 4 bagian:
aInjil (Kabar Baik): 1. Matius; 2. Markus; 3. Lukas; 4. Yohanes
b.5. Kisah Rasul-rasul
c.Surat-surat: 6. Roma; 7. I Korintus; 8. II Korintus; 9. Galatia; 10. efesus; 11. Filipi; 12. Kolose; 13. I Tesalonika; 14. II Tesalonika; 15. I Timotius; 16. II Timotius; 17. Titus; 18. Filemon; 19. Ibrani; 20. Yakobus; 21. I Petrus; 22. II Petrus; 23. I Yohanes; 24. II Yohanes; 25. III Yohanes; 26. Yudas
d. Wahyu: 27. Wahyu
Injil:
Ketiga Injil pertama disebut: Injil Sinoptik yang artinya dilihat dari pandangan yang sama. Memang ke-3 injil itu susunan dan ungkapan katanya mirip satu sama lain.
Berisi: kehidupan dan ajaran Yesus, merupakan dasar seluruh Perjanjian Baru.
Kisah Rasul-rasul:
Berisi: Keadaan Gereja kristiani mula-mula, dan bagaimana pengabar-pengabar Injil khususnya Petrus dan Paulus menyebarkan iman kristiani ke dunia sekitar mereka.
Surat-surat:
I & II Timotius dan Titus disebut Surat Pastoral (Pengembalan). Yakobus I & II Petrus, Yudas, I-III Yohanes disebut surat umum.
Berisi: Surat-surat pribadi untuk perorangan dan surat-surat umum untuk dibacakan di depan Jemaat/Gereja.
Wahyu:
 Berisi: Apa yang dilihat oleh Yohanes, yaitu pergumulan antara gereja Kristus dengan Iblis, dan puncak kemenangan Allah yang memerintah sebagai Raja (juga disebut apokaliptik).

c.Kewibawaan Perjanjian Lama dan Baru
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mendapat kewibawaannya dari Yesus Kristus, Sang firman Allah sendiri. Kewibawaan Yesus lebih besar daripada kewibawaan Perjanjian Lama (bnd. Mat. 5:21-22, 27-28, 31-32, 33-34, 38-39, 43-44 “Kalian tahu ada ajaran seperti ini…, tetapi sekarang Aku berkata kepadamu….”). karena itu Gereja menerima kewibawaan Perjanjian Baru paling tidak setingkat dengan kewibawaan Perjanjian Lama. Rasul Paulus pun menekankan bahwa apa yang disampaikannya diterima dari Tuhan Yesus, atau adalah ajaran Tuhan Yesus (bnd. 1 Kor. 7:10; 9:14; 11:23-26; 1 Tes. 4:15).
Jadi Perjanjian Lama berwibawa atas Gereja karena Yesus memeteraikan kewibawaanNya atas Perjanjian Lama dan menafsirkannya sebagai pembuka jalan bagi diriNya. Perjanjian Baru berwibawa atas gereja karena rasul-rasul memberi kesaksian tentang pribadi Yesus Kristus. Dengan kata lain, kewibawaan Alkitab terletak pada Allah dalam Perjanjian Lama dan kesaksian tentang Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru, agar kita dapat mendengar dan menerima Firman Allah yaitu Yesus Kristus sendiri!

d.Kesimpulan
Betapa besar jasa penyalin-penyalin naskah Alkitab! Dari proses penulisan dan kanonisasi yang panjang dan berliku-liku tsb, tampak sekali ketekunan dan ketelitian penyalin-penyalin naskah Alkitab. Walaupun dalam penyalinan naskah Alkitab selang beratus-ratus tahun kesalahan menulis dan menyalin tidak dapat dihindarkan, perbedaan yang ada tidak mengaburkan ajaran-ajaran yang penting dan pokok tentang iman kristiani. Kita telah melihat bahwa proses Kanonisasi Alkitab secara ketat membedakan ajaran yang dinyatakan dari Allah dari ajaran-ajaran yang salah. Jadi, sekarang kita dapat membaca Alkitab kita dan menerima kewibawaan Alkitab dengan yakin bahwa isi Alkitab benar-benar Firman Allah.

Senin, 16 Januari 2012

"MASA LALU TELAH LAMA HILANG"

MASA LALU TELAH LAMA HILANG
MASA BARU KITA JALANI
(Yesaya 43: 18-25 )

Yesaya adalah salah satu kitab terpenting dalam Perjanjian Lama karena pengajaran teologis di dalamnya. Salah satu yang terpenting ialah pengajaran tentang Allah. Allah adalah Yang Mahakudus. Ungkapan Yesaya yang khas, “Yang Mahakudus, Allah Israel” (Yes. 6:5). Yesaya diutus kepada bangsa yang berdosa, bukan karena ibadat mereka tidak memadai, tetapi karena mereka menolak mendengarkan firman Allah (Yes. 6:9-10), berkelakuan tidak pantas, mengabaikan keadilan dan kebenaran (1:16-7, 22-23). Jika penghukuman atas bangsa itu disebabkan oleh kenajisan mereka, yakni pelanggaran terhadap kekudusan Allah, maka pemulihan bangsa itu juga meliputi semacam penyucian dan penebusan dari dosa (1:18).
Bagian Kitab Yesaya ini bertema keselamatan. Utusan Tuhan membawa penghiburan kepada umat-Nya. Penghakiman (Yes 1:1-39:8) tidak dapat dihilangkan dari setiap tulisan yang berhubungan dengan penyelamatan, tetapi pasal-pasal ini, Yes 40:1-66:24, membicarakan mengenai Allah yang siap untuk menyelamatkan, berapa pun harganya.
"Yesaya" berarti "Tuhan adalah keselamatan" dan dia adalah nabi keselamatan. Namun, keselamatan dan penghakiman selalu bersama-sama dalam Alkitab; jika Anda tidak mau diselamatkan, maka Anda akan dihakimi. Oleh karena itu, Yesaya menggabungkan kedua tema ini: penghakiman (Yes 1:1-35:10) dan keselamatan (Yes 40:1-66:24).
Perhatikan bahwa Tuhan membuat pernyataan, “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pem-berontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu. Ingatkanlah Aku, marilah kita berperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar! (Yesaya 43: 25-26). Tuhan, melalui perantara nabi Yesaya, menyampaikan pesan ini kepada orang Israel, tetapi pesan ini juga dapat diterapkan kepada kita karena kita sekarang adalah anak-anak Allah (Roma 8:16). Dan Ibrani 9:12-14 menjelaskan bagaimana darah Kristus telah menghapus dosa pemberontakan kita!
Menurut penulis novel asal Inggris, Aldous Huxley, "Tidak ada langkah mundur pada papan catur kehidupan." Namun kita tetap menyadari akan hal-hal yang telah kita lakukan dan hal-hal yang kita biarkan terbengkalai. Dosa-dosa kita membuat kita cemas. Dosa-dosa itu mendorong kita untuk sangat berharap dapat memperbaiki masa lalu. Apakah Anda mencemaskan sesuatu yang telah Anda lakukan di masa lalu ? Bersukacitalah ! Allah telah berfirman, , : "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Tuhan sudah berjanji akan membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, sudahkah kita mengetahuinya? (ay. 18-19). Bahkan sesuatu yang sangat baru, yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (1Kor 2:9), bukan untuk semua orang, hanya mereka yang hidupnya terus menerus diperbaharui. Jika Anda beriman dan memohon kepada-Nya untuk mengampuni Anda, masa lalu Anda benar-benar dilupakan. "Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita" (Mazmur 103:12). Tuhan melakukannya untuk Dia sendiri! Salah satu alasan mengapa Dia melakukannya untuk DiriNya sendiri adalah karena Dia ingin memberkati kita. Dan Dia tidak dapat memberkati kita jika Dia tidak menghapus dosa pemberontakan kita dan mengampuni segala kesalahan-kesalahan kita. Percaya dan bersukacitalah! –

“KETIDAK BERUBAHAN TUHAN YANG BAIK”

Khotbah Pelantikan Majelis POUK BDP
Yes 41:4; 48:12; Yak 1:17

Masalah ketuhanan Yesus sebagai Mesias yang dinanti-nantikan adalah sebuah masalah yang penting dalam Perjanjian Baru. Banyak pertentangan yang timbul ketika Yesus muncul sebagai Mesias di dunia. Ketika Yesus mengklaim bahwa Dia adalah utusan Allah dan bahkan Dia adalah Allah, secara langsung orang-orang yang mengetahuinya harus mengambil keputusan bersikap pro atau kontra. Percaya atau tidak percaya, itulah yang sedang dihadapi oleh jemaat-jemaat asuhan Yohanes yang terdiri dari orang-orang Kristen asal Yahudi dan bukan Yahudi. Dalam Yohanes 8:21-29 diberitakan bahwa Tuhan Yesus berasal dai Bapa ("Aku dari atas...., Aku bukan dari dunia ini") dan setelah Ia melaksanakan seluruh karya penyelamatan-Nya bagi umat manusia, Ia akan kembali kepada Bapa di sorga. Namun, manusia berdosa berasal dari "bawah", dari "dunia" ini (ayat 23) sehingga tidak mungkin bagi mereka datang kepada Bapa di sorga (ayat 21: "mati dalam dosamu... ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang"). Mereka pasti binasa kecuali mereka percaya bahwa Yesuslah Mesias (ayat 24). Ungkapan "Akulah Dia" (bahasa Yunani ego eimi, dalam ayat 24 dan 28) merujuk pada pernyataan Allah di Yesaya (bahasa Ibrani ani hu yang berarti "Aku tetap Dia": Yes. 41:4;10, 13, 25; 46:4; 48:12) yaitu Allah penyelamat. Yesuslah satu-satunya penyelamatan Allah bagi umat manusia. Klaim Yesus "Akulah Dia" menunjuk kepada kesatuan-Nya dengan Bapa (ayat 26, 28) serta kepada penyertaan Bapa pada Yesus dalam menggenapi rencana keselamatan Bapa (ayat 29). Hanya ketika manusia berdosa menerima karya Kristus disalib ("meninggikan Anak Manusia") mereka dimampukan untuk mengerti dan menerima Yesus sebagai Mesias dari Allah (ayat 28)
Ketidakberubahan Allah adalah sesuatu hal yang sangat fundamental bagi keadaan-Nya yang bermula dari diri-Nya sendiri. Ketidakberubahan ini adalah kesempurnaan dari Allah, yang dengan-Nya Ia tak mungkin mengalami perubahan, bukan saja dalam keberadaan-Nya, tetapi juga dalam segala kesempurnaan-Nya, dan dalam tujuan serta janji-janji-Nya. Dalam kebaikan dari sifat ini Ia ditinggikan di atas segala-galanya, dan terbebas sepenuhnya dari segala yang mengecilkan-Nya atau dari segala pertumbuhan atau penyusutan, dalam keberadaan dan kesempurnaan-Nya. Pengetahuan dan rencana-Nya, prinsip-prinsip moral dan tindakan-Nya tetap untuk selamanya. Bahkan juga proses berpikir mengajarkan kepada kita bahwa tidak mungkin ada perubahan dalam diri Allah, sebab suatu perubahan bisa berarti perubahan yang baik maupun buruk. Akan tetapi dalam diri Allah, sebagai Kesempurnaan yang mutlak, perkembangan dan kemerosotan sama-sama tidak mungkin. Ketidakberubahan Allah ini jelas diajarkan oleh Alkitab spt dalam ayat-ayat berikut
Kel 3:14; Maz 102:26-28; Yes 41:4; 48:12; Mal 3:6; Rom
1:23; Ibr 1:11-12; Yak 1:17.
Sdr/I yang dikasihi Tuhan.
1. Yesus adalah Allah, Ia adalah Mesias yang diutus Allah datang ke dunia untuk menyelematkan manusia dan manusia memperoleh hidup kekal bersama Allah. Kita menjadi anak2llah; lahir dari Fir; Allah dan Roh Kudus.
2. Yesus tidak pernah gentar menghadapi penolakan atas diri-Nya. Dia tetap menyatakan diri-Nya bahkan Dia memberi diri-Nya untuk mati di kayu salib ("Meninggikan Anak Manusia"), sebagai bukti bahwa hanya melalui kematian-Nya saja, orang menjadi percaya dan menerima Dia sebagai Mesias yang diutus Allah. Kematian-Nya sama dengan pembebasan manusia dari dosa. Melalui kematian-Nya manusia dibebaskan dari belenggu dosa dan menjadi percaya kepada-Nya. Itulah cara yang hanya dapat ditempuh dalam menyatakan diri-Nya sebagai yang diutus Allah.
3. Yesus telah membabaskan manusia dari belenggu dosa. Pernyataan yang dibuat Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya membuktikan bahwa manusia selamat. Keselamatan hidup ini harus mewarnai perjalanan hidup manusia, sehingga manusia selalu bersyukur. Dengan demikian kehidupan yang telah diselamatkan dan dimerdekakan itu ditandai dengan ungkapan syukur di dalamnya.
4. Kematian Yesus sebagai tanda penyataan diri-Nya yang diutus Allah berlaku sekali untuk selamanya. Orang percaya yang sudah diselamatkan, hidup hanya di dalam pengasihan-Nya saja. Tidak ada kekuatan yang mampu membaharui hidup ini kecuali Yesus yang mati dan bangkit untuk kita. Bersandarlah kepada-Nya yang telah membuat pernyataan bahwa hanya melalui kematian dan kebangkitan-Nya, manusia menjadi selamat.
Dewasa ini masyarakat kita makin familiar dengan
istilah facebook. Facebook adalah sebuah website
jejaring
sosial yang kini semakin mendapat tempat di hati
masyarakat Indonesia. Malah kini diberitakan oleh
barbagai media kalau Indonesia adalah salah satu
negara pengguna facebook terbesar di
dunia. Facebook memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara luas dan tanpa batas lewat dunia maya. Dengan facebook seseorang yang berada di kota Manado misalnya, bisa berkominikasi dengan seseorang yang ada di kota lain atau di negara yang berbeda. Tapi, berita yang mengejutkan darifacebook adalah seperti yang dirilis oleh inilah.com yakni "Anti Tuhan Galam Masa di Facebook". Tahun 2009 anggotanya ada 350 orang, Tahun 2012 berapa..? Komunitas ini sedang mengkampanyakan berbagai keyakinan yang meragukan keberadaan Tuhan. Sementara itu, diperkirakan pengguna internet di kalangan warga POUK BDP makin hari makin meluas. Internet kini tidak lagi milik kalangan tertentu (berpunya), atau tidak lagi milik orang perkotaan. Internet kini telah menjadi milik semua orang bahkan datang dari segala usia. Sejauh ini masih amat minim upaya untuk memproteksi dampak-dampak negatif dari internet, termasukfacebook. Saat ini, musuh Gereja bukan lagi terbatas pada seorang yang datang sebagai "nabi palsu" secara kelihatan yang menyesatkan iman percaya, tapi mungkin datang dengan "baju" baru seperti internet berupa facebook dan jejaring sosial yang lain yang amat digandrungi banyak orang. Dengan maksud mempengaruhi supaya meragukan bahkan menolak keberadaan Tuhan. Ini pertanda bahwa warga gereja harus waspada dalam segala hal. Dan ini adalah tugas Penatua.
• Disadari atau tidak masih ada juga dengan apa yang disebut dualisme kepercayaan. Bahkan seringkali orang-orang yang mempraktekkan dualisme kepercayaan ini adalah justru orang yang beragama. Mereka melakukan ritual-ritual khusus untuk memohon pada roh-roh supranatural (ilmu-ilmu klenik) agar diberikan "jodoh", "jabatan", "kesehatan",
• "perlindungan" atau kekebalan", "kekayaan", bahkan santet, white magic, dll.
• Dewasa ini masih tumbuh ajaran-ajaran atau paham-paham yang menolak Yesus sebagai Tuhan Allah. Saksi Yehova misalnya, bagi mereka Yesus adalah Allah yang lebih rendah dari Bapa, dan karena itu Yesus adalah pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa yang berperan sebagai pelayan utama Yehova.
• Masih terdapat warga Gereja yang menjadikan Tuhan sebagai "ban reserep = ban cadangan). Tuhan diperlukan jika ada pergumulan, musibah, kesulitan atau Tuhan diperlukan jika ada hari-hari khusus, seperti membaptis anak, perkawinan, dll. Di luar itu Tuhan tidak diperhitungkan sama sekali. Kekristenan seperti itu adalah Kekristenan KTP (Kristen Tanpa Pertobatan).
• Ajaran Hadasah yg mengajarkan bahwa Org tua hanya melahirkan setelah itu milik Tuhan. Saksi Ahli dari PGIW
TUHAN TIDAK PERNAH BERUBAH.
“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” Yakobus 1:17.
Ada satu hal yang harus kita ketahui dan pahami dengan sungguh, sebagaimana disampaikan Yakobus dalam nats ini,
yaitu bahwa Allah baik!
Tidak hanya dalam waktu-waktu tertentu Dia baik, tetapi untuk selama-lamanya Ia selalu baik.
Jadi, Tuhan itu memang baik, tanpa ada embel-embel tertentu.
Pemazmur menegaskan pula, “Sebab Tuhan itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya, dan kesetiaanNya tetap turun-temurun.” (Mazmur 100:5). Yakobus pun mengatakan bahwa Allah tidak berubah, dan AnakNya, Yesus Kristus, juga tidak pernah berubah: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibrani 13:8).
Dan dalam Yohanes 10:30 dijelaskan bahwa Yesus dan Allah adalah sama.
Jika Allah tidak pernah berubah, Yesus pun tidak pernah berubah; jadi Bapa, Putera dan Roh Kudus tetap sama.
Jika saat ini kita sedang dalam kesulitan atau pergumulan berat, jangan pernah putus asa, apalagi lari dan minta pertolongan kepada ‘allah’ lain. Datanglah kepada Yesus karena Ia sangat bisa kita andalkan. KuasaNya, kasihNya, kesetiaanNya dan kebaikanNya tidak pernah berubah.
Dia rindu melakukan perkara-perkara yang baik bagi kita bukan karena kita ini baik dan layak;
Ia melakukan perkara-perkara yang baik bagi kita karena Ia memang baik.
Bahkan, “…Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8b).
Kita patut berbahagia, sebab walaupun segala sesuatu di dunia ini berubah, Tuhan tetap sama.
Ia mengasihi kita tanpa syarat; Ia tidak mengasihi kita jika kita baik, lalu berhenti mengasihi jika kita tidak baik.
Ingatlah, Tuhan selalu mengasihi kita, berlimpah anugerah, belas kasihan dan selalu siap untuk mengampuni.
Jadi Tuhan tidak pernah berubah setiap kali keadaan kita berubah.
Bukankah kita yang seringkali berubah tidak lagi setia, bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan,
ketika melihat keadaan di sekitar kita sedang tidak baik?
Tetapkan hati dan jangan pernah goyah karena kita memiliki Tuhan yang tidak berubah!
Pdt. RH.L. Tobing, S.Th.MA