Kamis, 03 April 2014

Khotbah Minggu 06 April 2014 "ALLAH YANG MEMULIHKAN" (Yehezkiel 37:1-14)


  Allah dalam Alkitab adalah Allah yang selalu ingin memulihkan (mereformasi) suatu keadaan supaya sesuai kembali dengan apa yang Ia inginkan. Ia membangkitkan Set, Nuh dan keluarganya, Abraham, dan sebagainya, karena Ia ingin memulihkan keadaan manusia. Ia selalu memiliki rencana pemulihan yang besar. Hari ini kita akan melihat salah satu contoh janji pemulihan yang Allah berikan kepada umat-Nya, yaitu Yeh 37:1-14.
  Analisa konteks
 Salah satu keunikan teks ini adalah pengulangan beberapa frase yang mengindikasikan “kedaulatan TUHAN”. Frase “dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN” muncul sebanyak 3 kali (ayat 6b, 13a, 14b). Selain itu, frase “beginilah Firman TUHAN” muncul 4 kali (ayat 4, 5, 9, 12). Mengapa penekanan terhadap kedaulatan TUHAN ini penting dalam konteks Yehezkiel? Karena pada waktu itu bangsa-bangsa mengidentikkan kekalahan suatu bangsa dengan kekuatan/eksistensi allah yang mereka percayai. Kekalahan bangsa Yehuda dari Babel pasti juga membawa dampak spiritual, yaitu keraguan terhadap kekuatan TUHAN (dibandingkan dengan dewa Marduk, dll.).
 Teks ini terdiri dari dua bagian besar: visi (ayat 1-10) dan interpretasi visi (ayat 11-14). Masing-masing bagian tersebut berbicara tentang situasi bangsa Yehuda (ayat 1-3, 11) dan apa yang akan Allah lakukan sebagai respon terhadap situasi tersebut (ayat 4-20, 12-14). Pemahaman tentang struktur ini sangat penting, karena kita akan menyelidiki bagian ini dengan cara membandingkan bagian visi dan interpretasi secara simultan. 
Situasi bangsa Yehuda (ayat 1-3, 11)
 Tulang-tulang di dalam visi Yehezkiel melambangkan bangsa Yehuda (ayat 11a). Penggambaran secara apokaliptis memiliki keuntungan khusus, salah satunya adalah ekspresi melalui verbal-simbolis yang sulit dicapai jika hanya digantikan dengan media verbal.
 “Kering” (ayat 1-2, 11)
Kematian yang digambarkan di ayat 1-2 merupakan kematian yang mengerikan: (1) tulang-tulang tersebut berada di lembah. Kematian yang terhormat ada di kuburan. Kematian di lembah/luar kota merupakan simbol kehinaan. Hanya tulang-tulang saja yang ada mengindikasikan bahwa mayat-mayat tersebut tidak dikuburkan dengan layak dan tubuhnya dimakan binatang-binatang liar. Ini merupakan gambaran kematian yang hina menurut konteks waktu itu. (2) tulang-tulang tersebut sangat banyak. Yehezkiel melihat tulang-tulang tersebut memenuhi lembah (ayat 1), berkeliling dan sangat banyak bertaburan (ayat 2). Jumlah yang sangat besar ini biasanya merujuk pada kekalahan perang (band. ayat 9  “orang-orang yang tersembelih ini”); (3) tulang-tulang tersebut sangat kering. Keadaan ‘sangat kering’ ini menggambarkan situasi bangsa Yehuda yang sudah lama berada di pembuangan.
 “Tanpa harapan” (ayat 2b, 11)
Keberadaan di pembuangan yang sudah sangat lama menyebabkan bangsa Yehuda kehilangan harapan untuk menjadi sebuah bangsa kembali. Mereka merasa bahwa peluang untuk itu sudah tidak ada, apalagi bangsa Babel menjadi tetap kuat dan tidak ada tanda-tanda bahwa suatu bangsa besar lain sudah muncul. Pertanyaan TUHAN di ayat 3a merupakan pertanyaan retoris (tidak perlu dijawab) dan bersifat ironis. Secara manusia, tulang-tulang itu pasti tidak mungkin dihidupkan kembali.
 “Kami sudah hilang (ayat 6-8, 11).
Terjemahan LAI:TB “kami sudah hilang” sulit dipahami. Secara hurufiah, kata Ibrani yang dipakai di sini seharusnya diterjemahkan “terpisah”. Dalam bagian visi, tulang-tulang tersebut digambarkan: terpisah dari sendi-sendinya (ayat 6, “memberikan urat-urat”), berada di tempat yang berbeda-beda (ayat 7 “saling bertemu”). Gambaran ini sesuai dengan situasi historis yang dialami bangsa Yehuda. Sebagian dari mereka tinggal di tanah Yehuda (2Raj 25:12), Mesir (2Raj 25:26), tetapi sebagian besar dibawa ke pembuangan (2Raj 24:14-16; 25:11). Terpisah di sini juga bisa berarti terpisah dari tanah perjanjian.
Pemulihan Allah (ayat 7-10, 12-14)
TUHAN tidak tinggal diam dengan situasi umat-Nya. Ia menubuatkan sebuah pemulihan! Pemulihan apa yang Ia janjikan?
(1)   Pemulihan fisik.
TUHAN menjanjikan pemulihan tanah dan eksistensi sebagai sebuah bangsa (ayat 12-13). Dalam bagian visi, pemulihan ini digambarkan dengan penggabungan tulang-tulang yang dulu terpisah dan tumbuhnya urat/daging yang menyatukan mereka (ayat 7-8). Bagaimanapun, pemulihan ini bukanlah yang paling penting.
(2)   Pemulihan spiritual.
Inti pemulihan yang TUHAN lakukan adalah secara spiritual. Apa yang telah terjadi pada bangsa Yehuda secara fisik (kekalahan perang, pembuangan, dll.) sebenarnya merupakan akibat dari kebobrokan spiritualitas mereka. Ketika TUHAN ingin memulihkan, Ia juga ingin memulihkan yang paling esensial: spiritualitas. TUHAN sengaja membedakan jenis pemulihan ini. Ia memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat secara langsung (ayat 4-6), tetapi yang terjadi adalah secara bertahap (ayat 7-8 dan 9-10). Pemulihan ini membuat situasi berbalik 180o: dari tulang-tulang yang kering dan terpisah menjadi tentara yang sangat besar! (ayat 10). Pemulihan jenis ini hanya bisa terjadi apabila dilakukan oleh Roh (ayat 9, 14; bandingkan mode nubuat di ayat 7-8). Gambaran di ayat 8-10 merujuk balik pada Kejadian 2:7 ketika Allah menciptakan manusia. Rujukan ini mengindikasikan bahwa TUHAN ingin menyiapkan sebuah generasi yang baru yang rohani, yang tidak terkontaminasi oleh dosa dan dunia. 
Konklusi
 Apapun keadaan kita sekarang, janganlah merasa bahwa itu merupakan situasi yang terakhir dan permanen, karena Allah adalah Allah yang suka terhadap pemulihan (reformasi). Alkitab dan sejarah telah menjadi saksi setia terhadap pola kerja Allah ini. Ia ingin suopaya keadaan kita berubah. Lebih penting daripada itu, Ia ingin supaya perubahan itu berujung pada pertumbuhan spiritualitas kita. Marilah kita terus mensyukuri dan berharap melalui permasalahan kita, kita akan bertambah mengenal kedaulatan TUHAN dan mencintai Dia.
Renungan
Tulang-tulang kering yang ada di hadapan Yehezkiel menggambarkan kondisi kerohanian umat Tuhan yang berada di pembuangan. Kerohanian mereka mati dan kehilangan fungsinya seperti tulang-tulang yang berserakan, saling terpisah satu dengan yang lain. Pertanyaan Tuhan mencerminkan pertanyaan Yehezkiel dan semua orang yang menyaksikan kondisi tersebut. Mungkinkah kondisi kerohanian yang sudah sedemikian parah ini dipulihkan kembali?
Gambaran di atas sangat penting dan relevan dengan kehidupan kita. Ada banyak hal yang dapat membuat kehidupan rohani orang-orang Kristen masa kini seperti tulang-tulang kering itu. Mati dan beserakan. Kita hidup di dunia yang semakin sibuk dengan berbagai urusan materi dan jasmani. Dalam kebanyakan keluarga Kristen masa kini, urusan kerohanian hanya diberi tempat di urutan terakhir. Bahkan, tidak sedikit keluarga Kristen yang kondisi kerohaniannya tergolong sakit parah atau bahkan mati. Mungkinkan kondisi kerohanian yang sudah parah itu dipulihkan kembali?
Peragaan yang diberikan Tuhan justru hendak menjawab pertanyaan itu dengan tegas. Jawabnya, tentu saja bisa. Tuhan sanggup menyusun kembali tulang-tulang yang berserakan itu hingga terjalin dengan utuh, dan kemudian membalutnya dengan daging. Tuhan juga sanggup memberikan roh untuk membuat tulang-tulang itu hidup kembali. Tidak ada yang tidak bisa dipulihkan oleh Tuhan, meski separah apapun kondisinya.
Sungguh menarik menyaksikan bahwa tulang-tulang kering ini bergerak, memberikan respon ketika Yehezkiel menyampaikan firman Tuhan. Hal ini bertolak belakang dengan sikap umat Tuhan yang tidak memberikan respon apa-apa terhadap firman-Nya. Sikap responsif tulang-tulang kering itu merupakan teguran keras terhadap umat Tuhan yang tidak bersedia mendengar firman-Nya. Padahal, pemulihan harus diawali dengan kesediaan kita untuk mendengar dan menanggapi firman Tuhan secara positif.
Apapun yang “kering” bisa Tuhan pulihkan, apapun yang “retak” bisa Tuhan sembuhkan, apapun yang “patah” bisa Tuhan sembuhkan. Oleh karena kemahakuasaan Tuhan dan Roh-Nya, lembah bisa ditutup, gunung bisa diratakan. Semua itu bisa terjadi. “Tapi bernubuatlah pada tulang-tulang kering itu!”, kata Tuhan. Jadi tugas kita adalah bernubuat pada semua aspek kehidupan kita yang masih kering. Bernubuatlah bahwa tahun ini adalah Tahun Rahmat Tuhan bagimu!

Iman berarti apapun yang Anda percayai harus terus Anda taruh dalam hati. Perkatakanlah apapun yang Anda percayai itu setiap hari. Lalu dengan apa yang Anda percayai dan perkatakan itu, mulailah bertindak! Sebab iman itu harus bertindak, saat kita melangkah maka ada pintu yang terbuka. Amen

Tidak ada komentar: