Selasa, 19 Agustus 2014

Khotbah Keb. Rumah Tangga Mateus 16:13-20


Biasanya orang karena bergaul akrab akan mengenal sahabatnya lebih  dekat, dan dapat mendeskripsikan sahabatnya itu. Hidup para murid  semakin dekat dengan Yesus. Mereka telah melihat karya Yesus saat mereka menemani Yesus melayani. Seharusnya, mereka semakin tahu  siapa sebenarnya Sang Guru itu. Benarkah para murid demikian?
Bukankah baru saja mereka salah mengerti nasihat Yesus mengenai ragi?  Strategi Yesus untuk mendapatkan pengakuan jujur para murid adalah dengan lebih dahulu menanyakan pandangan orang lain mengenai diri-Nya (13). Baru kemudian Yesus menanyakan  pandangan atau pengenalan para murid secara pribadi. Simon Petrus mewakili para     murid menjawab bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah (16). Yesus menyebut Simon berbahagia bukan karena kemampuannya menjawab tepat melainkan karena ia telah menerima anugerah penyataan Allah Bapa.
Dengan pengenalan yang benar akan Mesias, tanggung jawab memimpin jemaat juga diberikan. Petrus, dipercaya memimpin para rasul untuk  menggembalakan gereja. Sedangkan gereja itu sendiri didirikan atas dasar Yesus. Perhatikan kata Petrus yang berarti batu (Yun. Petros) sedangkan kata batu karang (Yun. Petra) artinya batu karang yang besar. Petrus dan para rasul diberi otoritas untuk mengelolanya (19).
Bergaul akrab dengan Yesus secara fisik ternyata tidak cukup untuk mengenal Dia secara tepat. Perlu penyataan dari Allah. Buktinya, Petrus masih salah mengerti misi Yesus (22). Sebelum bisa bergaul  akrab dengan Yesus seseorang perlu memiliki relasi hidup dengan-Nya. Pengakuan iman Petrus yang mewakili para rasul menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki relasi yang benar dengan Yesus.
Dengan relasi yang benar, kita harus hidup akrab dengan Yesus yaitu dengan membaca dan merenungkan firman-Nya. Kehidupan yang akrab melalui firman-Nya akan mengokohkan pengakuan iman yang keluar dari hati dan pikiran yang paling dalam. Pengakuan yang benar diiringi oleh tindakan yang tepat membuktikan bahwa kita adalah pengikut Yesus yang sejati.
Pentingnya Sebuah Pengakuan Iman
Mengapa Yesus menuntut pengakuan murid-murid-Nya tentang siapakah diri-Nya? Seberapa pentingnyakah sebuah pengakuan iman bagi Dia? Dari bacaan Alkitab hari ini, dapat kita saksikan bahwa Tuhan Yesus menuntut sebuah pengakuan yang jujur dan tulus dari para murid-Nya. Bukan dari pendapat orang mengenai siapakah diri-Nya, melainkan sebuah pengakuan iman yang murni yang dihidupi langsung oleh murid-Nya. Dari sini kita belajar bahwa ternyata Yesus tidak menghendaki setiap orang yang mengaku sebagai murid-Nya-orang yang menyebut dirinya Kristen-tidak berani secara jujur menunjukkan posisi imannya kepada dunia. Setiap orang Kristen dituntut untuk berani menunjukkan statusnya sebagai orang percaya. Ini sebuah pergumulan bagi setiap kita yang hidup dalam zaman postmodern yang pluralis seperti ini. Zaman di mana desakan untuk menghindari sebuah klaim pengakuan iman kepada Kristus begitu besar, karena pengakuan iman seperti itu dianggap sebuah fanatisme agama. Pandangan ini jelas salah karena justru saat Yesus sedang berada di daerah Kaisarea Filipi, Yesus menanyakan pengakuan iman para murid. Kaisarea Filipi pada zaman itu adalah sebuah kota besar yang melambangkan pusat kekuasaan dan kebudayaan dunia. Di kota seperti inilah Tuhan menuntut para murid berani menyatakan pengakuan iman mereka. Kalau hanya bergantung kepada kata orang ; ini yang membuat kita belum mengenalnya dengan sungguh-sungguh. Dan bisa saja itu tidak benar, hanya perkiraan saja.
Petrus muncul dengan pernyataan yang 100 % benar dan sebenarnya dia sungguh mengenal Yesus. Petrus mengatakan : Engkau adalah  Mesias, Anak Allah yang hidup”. Bila kita ingin kembali ketika pemilih murid-murid pertama di Matius 4:18-22, Yesus menjadikan Petrus murid yang pertama. Tanpa ada bantahan dan pertanyaan, Yesus mengatakan : Mari dan ikutlah Aku? Akhirnya Petrus dan Andreas serta Yohanes dan Yakobus mengikuti Yesus. Pernyataan Petrus membuat dia menjadi Murid yang utama bagi Yesus, bahkan Yesus menetapkan atas Petrus gereja awal di dunia ini. “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya”, “kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga, apa yang kauikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”. Betapa luarbiasanya kuasa yang diberikan Yesus kepada Petrus di situ.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Yesus terhadap Petrus tentang terbentuknya gereja bukanlah makna harafiah. Tetapi Yesus mau menjelaskan bahwa melalui pelayanan Petrus dan Iman kepada Yesus akhirnya munculnya jemaat pertama. (bandingkan di Kisah 2 tentang Pentakosta). Dari pengakuan Petrus itulah makna Gereja yang sesungguhnya yaitu kumpulan orang-orang percaya yang dipersatukan di dalam nama Yesus Kristus. Gereja tidak hanya gedungnya (fisiknya) tetapi gereja juga adalah persekutuan orang-orang percaya. Yesus pernah mengatakan : barang siapa berkumpul dua atau tiga orang di dalam namaKu disitulah aku berada
Inilah tantangan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Di tengah-tengah arus besar yang menampilkan sosok gereja seakan-akan hanya menjadi tempat hiburan, pelepas penat bahkan pembiusan diri dari pergumulan dunia, beranikah kita dengan lantang tetapi tetap rendah hati menyaksikan kekristenan kita sesuai dengan pengakuan iman kita? Beranikah kita seperti Simon Petrus yang dengan terus terang mengakui Yesus sebagai satu-satunya pusat pengakuan iman dan hal itu sekaligus berarti sebagai pusat hidup dan ibadah? Amen

Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: