Rabu, 05 November 2014

Khotbah Minggu 16 Nopember 2014 Nats : Zefanya 1:7+12-18 Thema : Hari Tuhan Sudah Dekat



I.                Pendahuluan
Zefanya, yang namanya berarti "Tuhan menyembunyikan," adalah putra dari buyut Raja Hizkia yang bernubuat selama masa pemerintahaan Yosia (639-609 SM), penguasa saleh yang terakhir di Yehuda (Zef 1:1). Dengan mengacu kepada Yerusalem sebagai "tempat ini" (Zef 1:4) dan penggambaran yang tepat dari topografi dan dosa-dosanya, menunjukkan bahwa dia adalah penduduk ibu kota. Sebagai keturunan keluarga raja dan kerabat Raja Yosia berarti bahwa ia bisa keluar-masuk istana kerajaan. Dapat dipahami bahwa nubuat-nubuatnya berfokus pada firman Tuhan bagi Yehuda dan bangsa-bangsa lainnya.
Zefanya bernubuat dan menulis untuk memperingatkan Yehuda dan Yerusalem mengenai datangnya hukuman Allah yang mengancam yang disebut "hari Tuhan yang hebat" (Zef 1:14). Penerapan jangka pendek nubuat ini ialah bahwa Yehuda yang murtad akan menerima ganjaran yang sesuai dengan kejahatan mereka, sebagaimana halnya bangsa-bangsa kafir di sekitar mereka, yang disebut satu per satu oleh Zefanya. Penerapan jangka panjangnya berkenaan dengan gereja dan dunia pada akhir sejarah. Zefanya juga menulis untuk membesarkan hati orang saleh bahwa Allah kelak akan memulihkan umat-Nya; ketika itu Yehuda akan menyanyikan pujian kepada Allah mereka yang adil, yang tinggal di antara mereka.
II.              Pembahasan
Ayat 7: Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Bangsa ini telah murtad sampai pada titik di mana mereka tidak dapat kembali lagi. Penghukuman sekarang tidak dapat dielakkan. Seruan mereka yang sia-sia mengingatkan  pada generasi yang binasa dalam Air Bah ketika pintu bahtera tertutup. Mereka telah menolak untuk mempersembahkan kurban bakaran kepada Tuhan; sekarang mereka sendiri yang akan menjadi kurban persembahan itu. Kurban itu ialah segala sesuatu yang akan dihukum dan yang dianggap sebagai kurban, yang diadakan Jahwe sendiri. Ia menyediakan pula jamuan kurban para undanganNya, yang harus ditahirkan untuk ikut serta dalam ibadah itu dan undanga-undangan  Jahwe itu adalah musu-musuh, yang akan melaksanakan hukuman Allah itu.. Hari Tuhan adalah hari penghakiman, sebagaimana ditulis dalam Amos 5:18. Para undangan adalah musuh-musuh Yehuda, dan korban adalah Yehuda.

Ayat 12-13: Beberapa orang Yehuda memiliki pandangan deistik (pandangan bahwa Allah tidak terlibat secara aktif dalam kehidupan sehari-hari manusia); mereka percaya Allah tidak akan menghukum dosa umat-Nya. Namun  Orang yang mempunyai sikap ini akan menemukan pada hari penghakiman bahwa Allah sungguh minta pertanggungjawaban atas dosa-dosa yang mereka tidak mau tinggalkan. dan  manusia juga perlu tahu bahwa Allah bukan menjauhkan diri atau tidak terlibat dalam kehidupan manusia; Ia akan memberikan upah kepada orang yang mencari Dia dan menghukum orang yang berbalik dari Dia dan mengikut kejahatan (lih. Rom 2:5-11).
Dalam kitab Zefanya Tuhan melalui nabiNya mengingatkan hari kedatanganNya sebagai hukuman bagi mereka yang terus menerus hidup dalam dosa. Mereka hidup dalam dosa yang bertumpuk-tumpuk, mengental seperti anggur di atas endapannya. Mereka merasakan bahwa Tuhan acuh tak acuh terhadap apa yang mereka lakukan, Tuhan tidak berbahaya dan lepas tangan terhadap mereka. Dan ini adalah sikap hidup yang keliru dalam menantikan kedatanganNya.

Ayat 14-18: Sudah dekat hari Tuhan, yaitu hari penghakiman Allah akan manusia. Hari Tuhan itu yang akan datang dan umat manusia harus bersiap menyambut kedatangan hari Tuhan itu , Zefanya menggambarkan bahwa hari Tuhan itu pahit, bahkan sampai membuat pahlawan menangis, sementara Paulus memberikan gambaran pentingnya berjaga-jaga.
Kedatangan Tuhan Yesus kembali adalah sebuah kebenaran dan janji Tuhan yang pasti digenapi, meskipun kita tidak tahu kapan dan saatnya. Dan memang bukan persoalan kita untuk menghitung menit, jam, dan hari kedatanganNya, melainkan sikap yang dituntut dari manusia adalah meningkatkan spiritualitas kita dengan jalan meninggalkan dosa-dosa kita dan menjalani panggilan hidup kita dengan sebaik-baiknya.
Dalam “Matius 25:14-30” sebagai bagian dari Kotbah Yesus tentang akhir zaman, kita diingatkan tentang sikap hidup yang semestinya kita miliki dalam menantikan kedatanganNya kembali, yaitu setia memakai setiap talenta yang telah Tuhan karuniakan bagi setiap anak-anakNya dengan setia, maksimal dan bertanggungjawab. Namun, meskipun ini adalah kehendak Tuhan bagi kita, tetapi realitanya orang-orang meresponi kehendak Tuhan ini dengan beragam tanggapan. Ada yang meresponi kehendak Tuhan ini dengan baik sehingga mendapatkan pujian dan promosi dari Tuannya, sebaliknya ada yang mengabaikan, mensia-siakan talenta yang dipercayakan kepadanya sehingga mendapatkan hukuman dari Tuannya. Pertanyaannya adalah yang mana yang menggambarkan sikap dan respon kita dalam menantikan kedatangan Tuhan kembali.
III.            Renungan
Saudara/i, Hari Tuhan menggambarkan tentang kedatangan Tuhan di dunia ini. Hari itu adalah hari penghukuman. Tuhan akan menghukum siapa saja yang melakukan kejahatan, kekerasan dan penipuan. Pada hari Tuhan itu, ratapan terdengar di mana-mana. Suasana semakin mencekam manakala kota dan pemukiman digeledah untuk menemukan pelaku-pelaku kejahatan. Hari Tuhan juga pahit dan kelam, jauh dari suasana gembira dan semarak. Darah tercurah dan tidak ada keselamatan. Emas dan perak tidak berguna untuk membeli keamanan apalagi kenyamanan.
Pemberitaan tentang hari Tuhan perlu dilakukan saat ini. Orang-orang masa kini sering terlena dengan gaya hidup yang serba nikmat dan serba mudah. Kejahatan pun makin marak dan kualitasnya semakin meninggi. Orang-orang hidup menurut nilai-nilai yang mereka anut sendiri. Tuhan tak menentukan apa-apa. Dia bahkan disebut “tidak berbuat baik dan tidak berbuat jahat”, karena itu orang-orang juga hidup semaunya, nyaman dengan perbuatan masing-masing.
Pemberitaan tentang hari Tuhan seperti diberitakan oleh Zefanya masih tetap relevan untuk disuarakan. Satu ketika ia akan terjadi. Sudah dekat hari Tuhan dan datang dengan cepat sekali. Ini mengingatkan kita untuk tidak terlena dengan kesibukan kita masing-masing, apalagi dengan gaya hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Tuhan akan melakukan pembalasan sebab mereka telah berdosa kepada Tuhan. Kita hanya akan terhindar apabila kita mau bertobat, meninggalkan kebiasaan hidup kita selama ini, mencari Tuhan dan hidup dalam kerendahan hati. Tak perlu bertanya kapan itu akan tiba. Yang perlu adalah berjaga-jaga menyambut hari Tuhan.

Tidak ada komentar: