Rabu, 05 November 2014

Khotbah Minggu 23 Nopember 2014 Yohanes 11:25-26 Thema : Yesus Adalah Kebangkitan dan Hidup



I.                 Pendahuluan
Dulu Yesus sering berkunjung ke rumah seorang bernama Lazarus, saudara Maria dan Marta. Rumah Lazarus itu dekat kota Yerusalem. Yesus mengasihi keluarga itu. Pada suatu hari Ia mendengar kabar bahwa Lazarus sakit keras. Ketika Yesus sampai di rumah Lazarus, ternyata Lazarus sudah mati dan dikuburkan selama empat hari.
Semua orang di rumah itu menangis, dan banyak orang berkabung karena kematian Lazarus. Tetapi Yesus berkata kepada Marta, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”
Tema Injil Yohanes adalah hidup kekal atau hidup sejati yang dikaruniakan kepada semua orang yang percaya kepada Kristus. Yang dimaksudkan disini bukanlah sekadar hidup yang berdurasi sangat panjang atau tidak pernah berakhir dari segi waktu, melainkan hidup Allah yang kekal atau hidup sebagaimana dihayati dan dijalani oleh Allah sendiri. Dalam Dia ada hidup (Yoh 1:4). Supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16, 3:36). Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yoh 6:36). Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal (Yoh 6:54). Barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup (Yoh 8:12). Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yoh 10:10). Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh 14:6).

II.               Pembahasan
Ada beberapa hal yang ingin Yesus sampaikan melalui nats kotbah pada saat ini yaitu:
a.     Kematian menunggu setiap orang
Kematian adalah kenyataan bagi semua orang. Tetapi apakah sesungguhnya kematian itu? Banyak istilah tentang kematian. Kematian pertama yang sering disebut di Alkitab ialah “kematian rohani.”
Kita mati secara rohani artinya hubungan kita dengan Allah sudah putus. Tidak ada hubungan lagi dengan Allah. Kita tidak mendengarkan suara Allah, dan Dia tidak mendengarkan kita.
Mengapa kita mati secara rohani? Alkitab mengatakan ini disebabkan karena pelanggaran-pelanggaran kita. Karena dosa kita. Dosa memisahkan kita dari Allah. Setiap orang sudah berdosa, maka kematian rohani dialami oleh setiap orang.
Tetapi di sini Yesus tidak berbicara tentang kematian rohani. Dia sedang berbicara tentang kematian jasmani. Yaitu kematian yang sudah dan akan dialami oleh semua orang. Kalau jiwa kita melayang (berpisah) dari tubuh kita, maka dikatakan kita mati (jasmani). Raja Salomo berkata bahwa ada waktunya untuk lahir, dan ada waktunya untuk mati. Dalam kitab Mazmur ada ayat yang menyatakan kepastian kematian jasmani akan menimpa setiap orang: “Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati?” Atas pertanyaan ini kita semua akan menjawab: “Pasti semua orang akan mati.” Semua orang yang masih hidup, sedang menunggu kematiannya.
b.     Kristus adalah pengharapan setiap orang
Ketika Yesus berkata kepada Marta bahwa Ia dalah kebangkitan dan hidup, maksud Yesus ialah bahwa Ia bukan sekedar guru yang mengajarkan perkara kebangkitan, tetapi Yesus adalah kebangkitan!.
Marta menjawab bahwa memang pada akhir zaman semua orang akan dibangkitkan kembali. Tetapi Yesus mengatakan bahwa sekarang ini juga Lazarus akan dibangkitkan. Kebangkitan yang berasal dari Dia. Yesuslah sumber kebangkitan. Itulah sebabnya Yesus Kristus adalah pengharapan setiap orang yang rindu akan hidup kekal. Yang rindu akan kebangkitan dan tidak mati lagi.
Selain itu dalam ayat ini sebenarnya Yesus meramalkan kebangkitanNya sendiri. Ayat ini diucapkan tujuh minggu sebelum Ia sendiri bangkit dari antara orang mati. Bagaimana akhirnya bukti-bukti dari kebangkitan Yesus, kita melihat bahwa kuburanNya kosong. TubuhNya tidak ada lagi di dalam kubur itu, Ia sudah bangkit. Yang tinggal di kubur hanyalah kainNya saja. Sesudah itu Alkitab memberitahu bahwa menyusul kebangkitanNya, Yesus menampakkan diri kepada banyak orang selama tidak kurang dari sepuluh kali. Ia berbicara kepada mereka, makan dengan mereka, berjalan dengan mereka. Yah, Yesus hidup, sebab Ia adalah kebangkitan. Bagaimana dengan hari Minggu? Orang-orang Kristen pada umumnya berhimpun pada hari Minggu untuk berbakti di gereja. Sebenarnya setiap hari Minggu kita merayakan kebangkitan Yesus, sebab Yesus memang bangkit pada hari Minggu pagi.  Karena Yesus Kristus bangkit dari kematian, Ia menjadi pengharapan kita satu-satunya untuk hidup yang kekal. Dulu ada perang saudara di Amerika Serikat, dan dalam peperangan itu seorang tentara tertembak. Ia tahu ia akan mati, sebab banyak mengeluarkan darah. Maka ia berbaring di dalam kemahnya sambil membuka dan membaca Alkitabnya. Beberapa hari kemudian ada seorang tentara lain menjumpai dia di dalam kemah itu.
c.      Percaya adalah kunci setiap orang.
Ayat ini mengatakan bahwa “barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup …......” kita sudah melihat bahwa setiap orang akan mati. Kita sudah melihat bahwa Kristuslah satu-satunya harapan setiap orang. Tetapi percaya adalah kunci bagi setiap orang. Alkitab menekankan berulang kali bahwa barangsiapa percaya akan Dia, beroleh hidup yang kekal. Tetapi orang yang tidak percaya, tidak akan melihat hidup melainkan murka Allah tetap berada di atasnya. Percaya adalah kunci, dan jikalau orang tidak mau percaya, tidak mungkin mempunyai hidup kekal.
Percaya sangat penting sekali. Orang-orang Kristen di Alkitab disebut “orang-orang percaya.” Apakah maksudnya orang percaya? Percaya berarti apa? Percaya berarti yakin! Yakin akan adanya Allah? Yakin akan Yesus? Yakin bahwa bila Allah berjanji, pasti jadi? Yakin kalau kita percaya akan Yesus, lalu Allah akan memberi hidup yang kekal? Orang percaya ialah orang yang yakin bahwa hal yang dipercayainya itu pasti akan jadi pada dia. Begitu juga kita sering mengatakan bahwa kita percaya kepada Yesus, tetapi kita tidak pernah mempercayakan nasib kita kepadaNya. Tidak pernah mempercayakan dosa-dosa kita kepadaNya. Tidak pernah mempercayakan hidup kita kepadaNya. Percaya yang tidak meliputi mempercayakan, belum merupakan percaya! Kalau saudara mau mempunyai kemenangan kekal, mau punya hidup kekal, percayakanlah dosa dan hidup saudara kepada Yesus. Ia mampu memelihara sampai pada akhirnya apa yang saudara pertaruhkan ke dalam tanganNya.
d.     Hidup kekal tersedia bagi setiap orang.
Dalam ayat itu Yesus berkata, “Setiap orang yang ….. percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya.” Tidak akan mati selama-lamanya artinya mempunyai hidup kekal. Apa artinya mempunyai hidup kekal. Apa artinya hidup ini? Kita sendiri membaca bahwa Yesus Kristus sendiri berkata bahwa Ia adalah kebangkitan dan hidup. Berarti Ia adalah sumber buat kehidupan setiap orang. Baik kehidupan jasmani, kehidupan rohani, maupun kehidupan kekal. Bila nyawa kita terpisah (putus) dari tubuh kita, kita mengatakan bahwa kita mati secara jasmani. Tubuhnya memang mati tetapi jiwanya hidup terus. Dan bila jiwa mati, kita mengatakan bahwa kita mati secara rohani. Dan bila kita selama-lamanya dipisahkan dari Allah, kita mati kekal., Saudara/i, Tuhan Yesus sudah bangkit. Tetapi kebangkitanNya tidak berarti apa-apa untuk saudara, jikalau saudara tidak sadar bahwa kematian menunggu saudara, bahwa saudara akan binasa selama-lamanya kalau tidak memiliki Kristus sebagai satu-satunya pengharapan saudara. Tetapi sebaliknya kematian tidap perlu menakuti saudara, kalau saudara percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat saudara pribadi. Kiranya hari ini juga saudara mau bertobat dari dosa dan mengambil keputusan untuk datang kepada Yesus Kristus serta menerima Dia sebagai satu-satunya Juruselamat yang dapat memberi hidup kekal kepada saudara. Kalau saudara menerima Yesus, saudara dapat berkata: “Yesus adalah kebangkitan dan hidup!
Orang percaya yang masih hidup seharusnya tetap mempertahankan kepercayaannya kepada Yesus. Ketika orang itu tetap percaya kepada Yesus, maka dia akan menikmati kehidupan yang sejati. Secara rohani, dia tidak akan mati selama-lamanya. Secara jasmani, dia juga akan memperoleh kehidupan yang sejati, yaitu kehidupan yang penuh dengan damai sejatera. Kepercayaan kepada Yesus membuat seseorang tidak dihantui kekhawatiran dan ketakutan. Kepercayaan kepada Yesus membuat seseorang tidak gelisah tentang masa depannya. Kepercayaan kepada Yesus membuat seseorang merasakan sukacita sorgawi dan tidak terus berduka. Itulah hidup yang sejati itu. Sebagai orang percaya yang masih hidup, mari kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Percayalah bahwa orang yang kita kasihi yang meninggal sudah berbahagia di kehidupan yang baru bersama Tuhan. Jagalah kepercayaan kita kepada Tuhan. Dan, nikmatilah hidup yang penuh damai sejahtera, sekalipun kekhawatiran dan ketakutan menyerang kita.
Perjanjian Baru memang tidak menceritakan kematian dengan panjang lebar dan gamblang. Namun Perjanjian Baru dengan tegas menyaksikan bahwa sengat atau kuasa kematian itu telah dikalahkan dengan kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Kematian tidak lagi sesuatu yang sungguh menakutkan sebab Yesus telah mati dan kemudian bangkit dari antara orang mati itu sebagai Pemenang. Sebab itulah Paulus meneriakkan kemenangan itu: Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? (1 Korintus 15:55). Sebab itu gereja pun bermazmur bersama-sama Daud: sekalipun aku harus berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut. Maksudnya: sekalipun orang-orang percaya harus mati dan masuk ke dalam kematian itu kita tidak akan takut lagi sebab Kristus menemani kita melewati kematian yang gelap itu. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. (Roma 14:8-9). Baik hidup atau mati tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus Yesus (Roma 8:38-39). Lebih dalam dari itu Rasul Paulus mengatakan: Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. (Filipi 1:20-22).

Tidak ada komentar: