Senin, 09 Maret 2015

Khotbah Minggu 22 Maret 2015 Mazmur 119:9-16 Tema : “Bersukacita Menaati Firman Tuhan”

 Pendahuluan
Mazmur 119 merupakan mazmur sekaligus pasal yang terpanjang dalam Alkitab. Ditulis setelah Bait Allah dibangun kembali, sebagai suatu perenungan akan keindahan firman Allah dan juga keindahan hidup orang-orang yang sedia dituntun oleh firman Allah.
Kerinduan pemazmur untuk dirinya sendiri tidak lain adalah menjaga hidupnya tetap bersih, tidak menyimpang dari printah-perintah Tuhan. Dan kerinduan ini bukan hanya menjadi angan-angan atau moto hidup semata sebagaimana yang juga biasa diucapkan oleh orang-orang Kristen pada umumnya. Kerinduan ini ditindaklanjuti dengan usaha-usaha untuk menggapainya, yaitu dengan mencari Tuhan melalui firmanNya. Merobah sikap dan mental akan mengarahkan kita kepada tuntutan hidup sesuai firmanNya.
Reformasi adalah perjuangan yang harus terus dikerjakan oleh umat Tuhan. Reformasi artinya kembali ke formasi (bentuk semula). Manusia pertama diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, sempurna memiliki akal dan pikiran sehingga layak menjadi mitra Tuhan untuk menjaga keselarasan hidup di dunia ini. Setelah manusia jatuh kedalam dosa keserupaan dan kesegambaran manusia dengan Allah itu telah ternoda, tercoreng, kabur (buram) bahkan gelap sama sekali, hampir tidak kelihatan lagi sifat-sifat ilahi dalam kehidupan manusia, sehingga muncullah istilah “homo homini lupus = manusia menjadi serigala atas sesamanya, ada pendapat yang mengatakan bahwa manusia adalah hewan bercelana, artinya hanya “celana” yang membedakan manusia dengan ciptaan yang lain...ironis....menyedikan
Kebobrokan moral membuat hidup menjadi kacau, kejam dan sadis....mengerikan. Tepat sekali Presiden Ri Joko Widodo menetapkan Revolusi Mental menjadi lokomotif pemerintahannya. Revolusi Mental adalah terapi dari seluruh masalah yang sedang melanda kehidupan manusia. Permasalahannya adalah bagaimana kita memulai revolusi mental yang telah rusak ini ? cukupkah dengan rajin beribadah ? cukupkah hanya dengan berteriak....revolusi mental....revolusi mental dengan sedirinya mental kita berubah..?”
Saya percaya bahwa kita rindu akan perubahan yang signifikan dalam diri , keluarga, gereja dan bangsa kita. Kita rindu akan kehidupan yang tentram dan damai, diwajah setiap insan kembali memancarkan “rupa dan gambar “ Allah, yang penuh kasih, bertanggung jawab, memiliki daya kreatifitas untuk membangun kehidupan menjadi “lebih baik”. Dibawah ini pemazmur memberikan tips untuk mrevolusi mental yang telah rusak
Pendalaman Nats
(1) Mempertahankan Kelakuan Tetap Bersih (ay.9)
Hidup benar (bersih) ditengah-tengah angkatan yang jahat memang sangat sulit dan berat, karena hidup di dunia ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Hidup ditengah masyarakat yang beraneka ragam, nilai kebenaran itu sendiri “nisbi”apa yang kita anggap benar belum tentu benar di mata orang lain dan apa yang dianggap benar oleh orang belum tentu itu benar menurut kita, sehingga nilai kebenaran itu tidak mutlak tetapi tergantung siapa. Bagi segelintir orang korupsi itu benar karena banyak orang melakukannya.... tapi bagi sebagian orang korupsi itu satu momok yang harus di berantas,.. bagi sebagian orang tidak ke gereja itu juga suatu yang benar (buktinya mereka tidak ke gereja, kalau mereka anggap tidak ke gereja itu salah pasti mereka datang ke gereja). Dalam hal ini pemazmur memberikan satu nilai kebenaran adalah “Sesuai Dengan Firman Tuhan” kalau boleh saya meringkaskan isi Firman Tuhan itu adalah “mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri”,. Firman Tuhan itu dapat di ilustrasikan dengan salib. Salib adalah pertemuan antara kayu vertikal dan kayu yang horizontal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena begitu di pisahkan itu bukan lagi salib namanya. Demikian juga antara mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama manusia tidak dapat dipisahkan, karena tidak mungkin kita mengasihi Tuhan tanpa mengasihi sesama manusia. Untuk mempraktekkan kasih ini menjadi tanggung jawab kita, itulah salib yang harus kita pikul setiap saat. Walaupun sebagian orang menganggap “salib” itu ketinggalan zaman, tidak relevan lagi ditengah kehidupan yang sarat dengan persaingan, sulitnya mendapatkan peluang kehidupan “jangankan uang halal uang haram pun sulit mendapatkannya” sehingga uang haram pun dianggap anugerah. Mental seperti ini harus di revolusi. Paulus dalam suratnya ke Jemaat Roma pasal 12 :2 “ Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” Selanjutnya surat Paulus yang kedua kepada Timotius di pasal 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Langkah pertama untuk melakukan revolusi mental adalah setiap orang harus mempertahankan kelakuannya tetap bersih yaitu hidup sesuai dengan Firman Tuhan.
(2) Dengan segenap hati mencari Tuhan
Segenap hati artinya totalitas, tidak terpecah, focus, konsentrasi penuh, tidak bercabang, murni, (kudus= tidak campur aduk). Kalau kita berbicara dengan segenap hati mencari Tuhan, itu artinya tidak ada yang lain selain Tuhan menjadi tujuan hidup. Apakah benar semua orang yang pergi ke gereja murni (dengan segenap hati) mencari Tuhan ? karena kalau menurut logika saya, “apa yang kita cari pasti itu yang kita temukan” orang yang pergi ke pasar di tengah-tenga begitu banyak barang yang ditawarkan tidak akan semua mereka beli pasti yang mereka beli adalah sesuai dengan kebutuhan mereka dan logikanya apa yang mereka butuhkan pasti itu yang mereka cari, tidak akan mungkin seorang ibu yang pergi kepasar mencari dan membeli bawang sementara stok bawangnya masih banyak di rumah. Mungkin belakangan ini sering kita dengar “keluhan-keluhan jemaat, siapa yang berkhotbah....ah Pdt si anu.... ah... enggak enak...monoton... enggak ada lucu-lucunya....enggak menarik....
Menurut hemat saya kalau kita sungguh-sungguh datang ke gereja mau mencari Tuhan dengan segenap hati, setiap pembacaan Firman Tuhan (tanpa di khotbahkan) kita dapat bertemu dengan Tuhan, ketika kita bernyanyi syair lagu yang kita lantunkan dapat membawa jiwa kita kepada Tuhan sehingga kita merasakan bertemu dengan Tuhan.
Marilah mencari Tuhan dengan segenap hati tanpa dinodai dengan motivasi-motivasi yang lain, kuburan bukan tujuan menjadi Kristen (karena ada sebagian orang menjadi Kristen agar nanti mati ada yang mengurus penguburannya), kekayaan bukan menjadi tujuan datang kehadirat Tuhan (karena ada sebagian jemaat mengikut Yesus supaya berlimpah hal ini yang diajarkan oleh teologia sukses yang sangat bertentangan dengan teologia salib)
Sumber kebahagiaan yang kekal ada di dalam Tuhan, sehingga pemazmur rindu berjalan di jalan Tuhan tidak sedikitpun menyimpang dari perintah-perintah Tuhan.
(3) Hati yang menyimpan janji-janji Tuhan
Hati adalah jendela mata artinya apa yang ada dihatimu akan terpancar dari matamu, kalau hatimu lagi marah maka matamu akan merah, kalau hatimu lagi bersukacita maka matamu akan berseri-seri.
Suasana hati itu sendiri tergantung dari apa yang ada dialamnya jika hati didisi dengan kebencian maka yang maka seluruh hidup kita akan memancarkan rada kesal, marah, kebencian. Jika hati kita dipenuhi dengan janji-janji maka akan terpancar suatu gelora yang membara, semangat yang luar biasa. Sebuah janji pasti membuahkan pengharapan, jadi hati-hati kalau kita berjanji, karena janji yang kita ucapkan akan menumbuhkan pengharapan dan ketika pengharapan itu tidak terpenuhi akan timbul “sakitnya tu di sini di dalam hatiku”
Pamazmur mengisi hatinya dengan “janji-janji Tuhan”, janji Tuhan yang akan menyelamatkan, janji Tuhan yang tidak pernah diingkari, karena Tuhan itu penuh kasih dan setia, dan kuasa apapun tidak mampu membatalkan janji-Nya. Janji-janji Tuhan yang ada dihatinya membuat dia terus rindu menjalin hubungan dengan Tuhan memalui perenungan Firman Tuhan (Mzm 119: 97 “betapa kucintai Taurat-Mu....” biasanya orang yang jatuh cinta...mau makan ingat si dia....mau tidur ingat si dia...mau mandi ngat si dia.... di dompet ada si dia.... di kamar ada si dia...” di sisi lain apa yang kita pikirkan hal itu juga yang terpancar dalam hidup kita.
Mari kita menyimpan-janji keselamtan, janji kekekalan Tuhan di hati kita sehingga janji Tuhan itu meberikan pengharapan yang teguh di hati kita, dan pengharapan itu akan memampukan kita mengalahkan tantangan dan cobaan serta godaan yang menggiurkan sekali pun, sehingga kita tetap suci walaupun didalam debu
(4) Menceritakan Firman Tuhan
Surat Paulus kepada Timotius, dalam 1 Timotius 4:16 “ Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau”, kelemahan kita sebagai orang Kristen adalah kurangnya dalam menceritakan Firman Tuhan, itu kelihatan dalam kebaktian rumah tangga dan juga PA, begitu diberikan kesempatan untuk bersaksi semuanya tertunduk.... bahkan ada yang toel kiri dan kanan.... yang mau bersaksi orangnya hanya itu-itu saja.
Satu prinsip yang harus kita pegang “pada akhirnya akan menjadi hakim pada dirinya sendiri” walaupun saat ini masih banyak orang hanya banyak berbicara tanpa bukti tetapi akhirnya kata-kata yang diucapkan itu akan terus terngiang di telinga dan berbisik di hatinya, akan timbul perasaan malu sendiri jika perkataannya tidak sesuai dengan prilakunya. Hal inilah yang membuat pemazmur selalau rindu menceritakan hukum Tuhan yang dia ucapkan, karena ucapan-ucapannya itu akan menjadi pagar/rel menjaga dia tetap berjalan dalam undang-undang Tuhan.
Marilah kita memperkatakan Firman Tuhan sehingga kita juga diproses hidup dalam apa yang kita perkatakan, Hanya Firmna Tuhan yang terus di perkatakan, diperdengarkan dapat memperbaharui hati kita....

Jika hati kita sudah diperbaharui oleh Firman Tuhan....akan terjadi revolusi mental yang akan membawa perubahan yang radikal dalm hidup ini. Hidup benar di tengah kehidupan dunia penuh dosa, mungkin dianggap ketinggalan zaman, tidak relevan, akan ditindas dan dilindas, jangan takut karena Kristus yang tidak memuliakan diri-Nya sendiri menjadi Imam Besar dimuliakan oleh Dia yang telah berfirman kepada-Nya “Anakku Engkau” (Bahan Bacaan Ibrani 5:5-10). Amen

Tidak ada komentar: