Senin, 20 Juli 2015

Khotbah Kebaktian Para Pelayan dan Keluarga

 Kejadian 18: 16-33  
Ketika Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk menghancurkan kota Sodom dan Gomorah, Abraham tahu rencana Tuhan ini. Kalau kita membaca ayat-ayat diatas, “seolah-olah” Abraham sedang tawar-menawar dengan Tuhan. “Seolah-olah” Abraham mampu mengubah keputusan Tuhan. Namun, sebenarnya tidaklah demikian. Mengapa “seolah-olah”? Karena kita tidak mengerti pesan yang tersimpan di dalam ayat yang panjang itu.
Mengapa percakapan itu begitu panjang? Padahal kesimpulan dari percakapan itu sebenarnya adalah: “Katanya: “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Firman-Nya: “Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu”.
Mengapa Tuhan memulai percakapan dengan penawaran-penawaran seperti itu? Artinya dari pihak Tuhan tidak ada masalah, Dia tahu semuanya (Ulangan 29:29). Namun bagi Abraham ada masalah, dia tidak tahu apa yang dan akan terjadi. Oleh sebab itu Tuhan memberikan kesempatan bagi dia untuk bergumul. Tujuannya, agar Abraham mengerti apa yang sedang dijelaskan Tuhan (=lewat tawar-menawar itu). Artinya, setiap kali Tuhan menyatakan kehendak-Nya selalu ada penjelasan untuk proses hidup kita. Agar kita mengerti jalan-jalanNya.
Kenapa kita sulit membaca penjelasan Tuhan untuk mengerti kehendak-Nya?
Kita pintar menikmati hidup namun tidak pintar menjalani hidup.
Artinya, kita hanya suka dan senang menikmati berkat dan kemudahan, namun ketika ada kesulitan dan masalah kita kecewa dan murung kepada Tuhan. Padahal, kalau kita mampu menyikapi kesulitan dan masalah dengan sikap yang benar, maka kita sedang berjalan dalam iman yang semakin dewasa. Ketika kita bisa membaca kehidupan maka kita akan mampu mengenal kehidupan dan menjalaninya dengan baik.
Karena ego kita lebih besar daripada kehendak Tuhan.
Akunya begitu besar. “Pokoknya saya! Mau saya harus begitu!”. Ego seperti ini akan membuat kita sulit mengerti kehendak Tuhan.
Tetapi, kalau kita bisa menurunkan ego kita, maka kita akan bisa mengenal kehendak Tuhan. Selain itu, kita sulit mengerti kehendak Tuhan karena kita sudah terlebih dahulu berasumsi. Kita mengasumsikan bahwa hal-hal yang besar dan bagus (= proyek, pelayanan) adalah kehendak Tuhan. Sebaliknya hal-hal yang kecil kita asumsikan bukan kehendak Tuhan. Ego kita menyukai hal-hal yang demikian. Ketika ego muncul, maka kita tidak dapat melihat apa-apa.
Cara mengenal kehendak Tuhan adalah:
1.Dengan progresif. Kehendak Tuhan itu dinyatakan secara pelan-pelan, tidak sekaligus, tetapi progresif.
2.Sinyal, tanda-tanda untuk kita mengerti. Tuhan selalu memberikan tanda sesuai kapasitas kita dan sesuai perkembangan zaman. Dia tidak hendak mempersulit kita. Tetapi, mengapa sulit mengerti tanda-tanda ini? Karena orang zaman sekarang mencari tanda-tanda yang spektakuler (suara, sinar, halilintar), sedangkan yang "biasa" kita anggap bukan tanda dari Tuhan.
3.Koridor. Ada batas-batas yang Tuhan tetapkan. Misalnya, jangan berpasangan dengan orang yang berlainan iman (agama), jangan menipu dll.
Doa syafaat Abraham itu ternyata menyimpan suatu motivasi, yaitu agar Lot diselamatkan. Rupanya, sekalipun Abraham tidak mengungkapkan isi hatinya ini, namun Tuhan tahu. Itulah sebabnya Dia melepaskan Lot. Ketika kita berpikir bahwa Tuhan tidak bekerja (tidak menjawab doa), padahal pada saat itulah Tuhan sedang merancangkan kebaikan. Tuhan melihat dan memahami kita. Sebab itu jangan pernah takut. Tetaplah kerjakan bagian kita, maka Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.
Kalau dilihat sepintas, rasanya doa Abraham sia-sia, karena akhirnya Sodom dan Gomora toh dihancurkan. Tetapi bacalah Kej 19:29! Lot dan kedua anaknya selamat, karena Tuhan mengingat Abraham. Dengan kata lain, Allah menyelamatkan Lot dan kedua anak perempuannya sebagai jawaban atas doa Abraham!
Jadi, sekalipun permintaan asli dari Abraham (keselamatan orang-orang Sodom dan Gomora) ditolak oleh Allah, tetapi doa Abraham itu tetap dijawab oleh Allah dengan cara yang berbe­da, yaitu dengan menyelamatkan Lot dan kedua anak perempuan­nya! Jelas sekali bahwa doa bukanlah sesuatu yang sia-sia!
Karena itu, maukah saudara lebih banyak menaikkan doa syafaat?


Tidak ada komentar: