Rabu, 29 Juli 2015

Khotbah Minggu 02 Agustus 2015 Yohanes 6 : 24 – 35 “Yesus adalah Roti Hidup”


Pendahuluan
Manusia membutuhkan makanan dalam hidupnya. Kalau tidak makan ia akan kelaparan dan tidak dapat bertahan hidup.
Tuhan Yesus tidak mengabaikan kebutuhan jasmani manusia. Ketika Ia melihat orang banyak yang sedang lapar, Ia memberi mereka makan. Jumlahnya ada 5000 orang laki-laki, belum termasuk kaum ibu dan anak-anak. Ia memberi mereka makan dengan lima roti dan dua ikan yang dipersembahkan seorang anak-anak. Apakah cukup? Lebih dari cukup, bahkan ada sisa dua belas keranjang. Suatu mujizat telah terjadi.
Pada hari berikutnya orang banyak itu mengikuti-Nya sampai ke Kapernaum. Ia tahu mengapa mereka datang. Mereka datang karena perut lapar mereka telah dipuaskan dengan makan roti, bukan karena mereka memahami Dia yang telah memberi makanan itu (Yoh. 6:26). Tuhan Yesus berkata mereka: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal” (Yoh. 6:27).  
Manusia perlu makan untuk hidup, tetapi ia tidak hidup untuk makan. Ada sesuatu yang lebih dari sekedar makan yang seharusnya dicapai oleh manusia. Pada saat Iblis mencobai-Nya untuk merubah batu-batu menjadi roti, Ia menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat. 4:4).
Orang banyak tertarik pada roti, tetapi gagal melihat Sang Pemberinya. Inilah yang seringkali menjadi kegagalan manusia: Mendambakan berkat lebih dari pada Sang Pemberi Berkat. Masalah inilah yang menjadi awal bagi Tuhan Yesus Kristus untuk membicarakan tentang roti hidup.  
Ia berkata kepada mereka, “Akulah roti hidup” (Yoh. 6:35). Pernyataan itu sangat mengena bagi mereka. Mereka datang untuk mencari roti, tetapi roti itu hanya dapat mengenyangkan untuk sesaat. Ia datang untuk memberi roti hidup, sehingga mereka mendapat hidup yang kekal (Yoh. 6:39-40).  
Apa yang dimaksud dengan roti hidup itu? Tuhan Yesus berkata, “Akulah roti hidup”.  Roti hidup itu adalah diri Yesus Kristus sendiri, yaitu tubuh-Nya yang disalibkan di bukit Golgota untuk keselamatan dunia. Orang yang menerima roti hidup itu akan memiliki hidup yang kekal (Yoh. 6:39).
Bagaimana cara menerima roti hidup itu? Caranya adalah percaya kepada-Nya (Yoh. 6:40). Roti hidup itu diperoleh bukan dengan usaha atau perbuatan, tetapi dengan iman.
Menurut Abraham Maslow Tingkat kebutuhan terdiri dari beberapa hal :

1. Kebutuhan fisiologis (Physiological)
Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan lainnya, yaitu jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs)
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya
3. Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs)
Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)
Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.
Dari tingkat kebutuhan yang telah dipaparkan Abraham Maslow diatas menunjukkan bahwa kebutuhan manusia itu ada beberapa, namun memiliki tingkatan prioritas tersendiri antara yang satu dengan yang lain. Bagaimana yang dikatakan Firman Allah tentang itu, terutama tentang makanan jasmani/fisiologis dengan yang Rohani.
Kajian Reflekstif Teologis
1.      Manusia lebih Cendrung memperhatikan yang Fisiologis
Terkadang manusia yang hidup dalam dunia menjadi alasan untuk lebih mementingkan kebutuhan fisiologis daripada yang rohani. Hidup dan tinggal dalam dunia diaplikasikan untuk berebut untuk harta duniawi saja tanpa menghiraukan darimana kehidupannya datang dan untuk apa. Pengenalan terhadap Yesus oleh orang banyak juga demikian, karena mereka telah diberikan makan roti sehingga mereka menganggap bahwa Yesus bermisi duniawi. Tentu saja ini telah mempersempit ke ilahian Yesus sendiri. Demi makanan duniawi mereka mencari Yesus (24), Tuhan tahu apa yang ada dalam pikiran dan motivasi mereka mencari Yesus (26).
2.      Bertemu Yesus Beroleh Kebenaran
Pada saat orang banyak itu bertemu denganNya, mereka bertanya “bilamana Engkau tiba disini” hal ini menunjukkan bahwa mereka keheranan ini adalah bukti bahwa tidak ada mereka yang menyangka bahwa Tuhan mampu menaklukkan Alam dengan berjalan diatas air. Pertemuan mereka dengan Yesus memperoleh kebenaran dari Yesus, mereka telah disadarkan kembali bahwa motivasi mereka salah untuk menemui Yesus. Seharusnya upaya mereka untuk mencari Yesus dimotivasi oleh Roti Hidup bukan roti duniawi. Itulah yang disampaikan Yesus agar mereka berusaha/bekerja untuk Roti yang Kekal.
3.      Bukan Tanda yang di Percayai Namun Pemberi Tanda
Orang banyak itu meminta tanda dari Yesus sama seperti yang telah diterima nenek moyang mereka Musa yang telah menerima tanda kasih Allah memlalui Manna (30-31). Pemahaman ini menunjukkan bahwa mereka masih kurang percaya akan Yesus. Mereka hanya melihat tanda itu sebagai bukti bahwa Yesus adalah sosok yang pantas untuk dihormati dan di puji sebagai yang datang dari Allah (29). Yesus menyatakan yang harus mereka lakukan ialah “percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” itu adalah pernyataan bagi diriNya sebab Dia-lah Tuhan Allah yang menjadikan dan berkuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini. Dia-lah yang membuat tanda-tanda itu, oleh karena itu hanya Yesus yang pantas di Percayai dan di Puji bukan tanda-tandanya.
4.      Roti Hidup itu ialah Yesus yang Kekal
Yesus menunjukkan siapa diriNya yakni Roti Hidup (35), Dia adalah Allah yang menjadikan segala sesuatu termasuk Manna yang disampaikan melalaui Musa. Yesuslah yang seharusnya dicari dan disembah, bukan hal-hal real berupa makanan. Yesus disebut sebagai Roti Hidup menunjukkan bahwa Yesus adalah jalan kehidupan yang kekal, oleh karena itu siapa yang makan Roti Kehidupan itu, yakni Firman itu maka dia akan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Roti Hidup itu ibarat makanan yang berfungsi untuk:
Memberikan Kekuatan: Iman yang kuat dan teguh dan menjadi kekuatan untuk melaksanakan tindakan-tindakan iman berupa kasih.
Memberikan Kesehatan : Roti Hidup itu akan memberikan kesehatan iman bagi yang menerima dan mengkonsumsinya.
Memberikan ketahanan : Roti hidup akan memberikan ketahanan iman, yakni iman yang Tahan uji, tahan terhadap gelombang jaman dan hembusan angin dingin dunia sampai kepada kehidupan yang kekal.

Aplikasi
Menurut Abraham Maslow bahwa dari hierarki tingkat kebutuhan manusia itu, jelas bahwa makanan berada dalam tingkatan dasar. Begitu juga dengan kehidupan orang Kristen, bagaimana mungkin sesorang dapat melakukan tindakan kasih sayang tanpa Roti Hidup? Bagaimana beroleh ketenangan/aman tanpa adanya Roti Hidup? Bagaiman melakukan kasih sayang tanpa Roti Hidup? Bagaimana memiliki harga diri tanpa adanya Roti Hidu? Sebab hanya roti hidup itulah sumber dari segala sesuatu yang kita butuhkan dan yang akan kita lakukan dalam hidup yang benar. Oleh karena itu kita harus pahami bahwa Yesus adalah Roti hidup dan kita dapat mengkonsumsinya melalui mendengarkan Firman Tuhan, Menghayatinya serta menghidupinya.
khotbah Minggu ini memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap setia kepada-Nya. Dimana Yesus berkata: " Akulah roti hidup, barang siapa yang datang kepadaKu tidak akan lapar selama-lama-Nya. Mungkin juga dunia ini akan berkata demikian kepada kita, tetapi tidak sebenar apa yang dikatakan Yesus. Dunia ini menjanjikan makanan dan minuman yang hanya memberikan yang dapat dinikmati sesaat saja, bahkan kenikmatan itu dapat membahayakan kepada hidup kita. dan biasanya orang selalu berlomba untuk mendapatkan kenikmatan yang sesaat itu. Tetapi pemberian hidup yang memiliki kenikmatan  selamanya hanya ada pada Yesus Tuhan kita. Bagaimana caranya? Percaya kanlah hidupmu kepada Allah dan biarlah kamu hidup untuk menjadi berkat dan menjadi kesukaan Tuhan kita. Berilah hidupmu menjadi puji-pujian di hadapan Allah. Janganlah hanya memikirkan kenikmatan sesaat tetapi pikirkanlah kenikmatan yang sesungguhnya yang berasal dari Allah. Siapa saja boleh datang kepada Yesus untuk menerima kehidupan yang kekal sebab Dia sudah datang untuk menyelamatkan kota orang berdosa ini sehingga kita mendapat keselamatan. Keselamatan kita yang sempurna bukan di dunia ini tetapi keselamatan yang sempurna hanya ada di surga yang sudah disediakan oleh Allah melalui Yesus Kristus. Oleh sebab itu datanglah kepada Allah sumber kehidupan itu.
Amen Di kutip dari berbagai sumber.


Tidak ada komentar: