Rabu, 26 Agustus 2015

Evangelium : Wahyu/Pangungkapon 3 : 14 – 22 Tema : BARANGSIAPA KUKASIHI, IA KUTEGOR DAN KUHAJAR Nama Minggu : 13 Set Trinitas (Tritunggal) Minggu, 30 Agustus 2015


A. Pengantar
Jemaat Laodikia adalah jemaat yang terkhir dari ketujuh jemaat yang disapa Tuhan dalam kitab Wahyu. Jemaat ini istimewa karena inilah satu-satunya jemaat yang tentangnya Kristus hanya mencela. Tak satupun pujian yang diberikan Tuhan kepada mereka. Hal ini terjadi karena Jemaat Laodikia tidak memiliki kesungguhan hati. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari jemaat ini.
B. Penjelasan Nas
Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia (ay.14-16), Jemaat Laodikia dinyatakan sebagai jemaat yang tidak memiliki kesungguhan hati dalam mengikuti Tuhan. Mereka dikatakan sebagai jemaat yang “suam-suam kuku”. Suam-suam kuku berasal dari kata ' KHLIAROS HUDOR', air yang rasanya tidak enak dan menyebabkan muntah, kalo dewasa ini barangkali dapat diibaratkan dengan air yang mengandung 'kaporit'. Orang Kristen yang suam kuku adalah orang Kristen yang merasa nyaman, puas diri dan tidak menyadari akan kebutuhannya. Orang Kristen yang suam kuku seolah berkat. "Kami sudah lama percaya kepada Yesus Kristus, kami Kristen udah puluhan tahun.  Inilah gambaran dari jemaat Laodikia.
Gereja Laodikia yang merasa mandiri, puas diri dan merasa nyaman dan aman itu seolah berkata: “Kami tidak membutuhkan apa pun!” Namun sementara itu kuasa rohani mereka melemah; kekayaan materi dan angka statistik mereka hebat menyelubungi mereka seperti kain kafan menyembunyikan mayat yang membusuk.
Penyebab ketidaksungguhan jemaat di Laodikia (ay.17-18), Jemaat Laodikia ada di tengah kota Laodikia. Kota ini sangat istimewa, kota ini memiliki tiga hal yang dibanggakan: Pertama, Laodikia Ini terkenal dengan kemakmurannya, sebagai satu pusat kegiatan perbankan, dan keuangan  terbesar di dunia pada saat itu. Keadaan ini membuat orang Laodikia memiliki mentalitas mandiri, merasa tidak butuh siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.

Kedua, Laodikia termasyur dengan kerajinan pakaian jadinya, khususnya yang terbuat dari wol, ini menimbulkan mentalitas yang sombong, mereka begitu bangga dan yakin diri akan kecantikan dan ketampanannya. Mereka selalu terobsesi untuk dikagumi orang lain.
Ketiga, Laodikia juga tersohor karena mutu sekolah kedokterannya, yang berhasil membuat prestasi medis kota ini lebih melambung lagi adalah salep mata dan salep telinga yang mereka produksi. Sehingga mereka merasa diri selalu sehat khususnya dalam pendengaran dan penglihatan mereka.
Sikap Tuhan atas Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia, Ternyata Tuhan tidak tinggal diam melihat ketidaksungguhan jemaat Laodikia, ada dua sikap Tuhan yaitu Tuhan akan menegor dan menghajar (ay 19a). Kata menegur berasal dari kata “elegcho” yang artinya menunjukkan kesalahan dengan tujuan menginsafkan seseorang. Bukan hanya menegor tetapi jemaat ini pun akan dihajar oleh Tuhan, dihajar maksudnya ini merupakan peringatan yang lebih keras.
Solusi Lepas dari Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia (ay 19—22), Tuhan memberikan solusi bagi jemaat Laodikia yaitu: “relakanlah hatimu dan bertobatlah! Perintah untuk bertobat diawali dengan kerelaan hati, ini merupakan poin yang penting, pertobatan yang sungguh hanya terjadi bila ada kerelaan hati. Kerelaan hati digunakan kata “zeloo” artinya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bertobat.
C. Refleksi
1.    Keadaan rohani jemaat Laodikia dikatakan “Suam-suam kuku” karena mereka menganggap kekayaan, penampilan dan kesehatan yang mereka miliki adalah segalanya. Untuk itu berhati-hatilah dalam kemapanan hidup jangan sampai kitapun memiliki keadaan yang sama dengan jemaat Laodikia.
2.    Kedaaan suam-suam kuku hanya bisa dikalahkan dengan satu tindakan itulah bertobat dan menerima Kristus dalam hidup kita sebagai Tuhan dan Juruselamat.
3.    Jika kita memiliki kesungguhan hati dalam mengikut Kristus maka kita akan memiliki persekutuan yang indah dengan Tuhan Yesus pada masa sekarang  di dunia dan pada masa yang akan datang di Sorga.



Tidak ada komentar: