Rabu, 26 Agustus 2015

Epistel : Ulangan/5 Musa 4 : 1 – 2 Tema : MELAKUKAN TAURAT DAN NASEHAT TUHAN Nama Minggu : 13 Set Trinitas (Tritunggal) Rabu, 2 September 2015


A. Pengantar
Kitab Ulangan ditulis jauh sesudah Musa meninggal, meskipun banyak yang beranggapan Kitab ini ditulis oleh Musa sendiri untuk mempertahankan keaslian dari beberapa isi yang memang disampaikan oleh Musa sendiri. Namun secara keseluruhan Kitab Ulangan tidak mungkin ditulis oleh Musa, hal ini diperkuat dari keterangan yang dapat diperoleh dalam pasalnya yang ke 34 dalam Kitab Ulangan.
B. Penjelasan Nas
Ulangan 4 ditulis dengan kalimat langsung dari Musa, sehingga kita dapat meraskan bahwa yang itu adalah suara dan perkataan Musa sendiri yang menasehati umatnya Israel. Orang bisa mengatakan, “demikianlah yang dinasehatkan Musa dulu”, atau demikianlah redaktur menulis dan merekonstruksi ucapan Musa. Sehingga ucapan-ucapan Musa dalam Kitab Ulangan dapat memperkuat bahwa Musalah penulisnya. Kita percaya bahwa penulis Kitab Ulangan di zaman kerajaan sebelum Raja Yosia mencoba seobjektif mungkin mendokumenkan bagaimana Musa menasehatkan tentang hukum-hukum dan ketetapan Allah bagi bangs Israel. Tidak ada ditemui naskah lain yang dapat menggugatnya, sehingga oleh gereja-gereja saat ini bisa percaya bahwa Kitab Ulangan adalah ucapan Musa yang ditulis oleh Deutronomis. 
                Nas  ini berisi nasehat atau pengajaran Musa kepada bangsa Israel.  Nas kita dimulai dengan perkataan Musa: “maka sekarang….”. Ini menunjukkan tindakan yang harus diambil pada masa kininya, atau tanggapan yang patut terhadap hal-hal yang baru diceritakan Musa. Tanggapan tersebut bisa positif (setuju dan dilakukan) mapun negatif (tidak setuju dan tidak dilakukan). Itu terserah kepada masing-masing umat Israel, yang jelas sebagaimana dinyakini Musa bahwa barangsiapa melakukan pengajaran yang disampaikannya, yakni hidup patuh melakukan ketetapan dan peraturan Hukum Allah (“hoq” dan “misypat” = petunjuk tegas yang berasal dari Tuhan) ia akan hidup (supaya hidup).


Yang dimaksud di sini suatu hidup yang bahagia karena diatur menurut petunjuk-petunjuk Tuhan dan dalam persekutuan dengan Dia. Lebih jauh dapat juga dipahami sebagai hidup kekal, sebab tiap Firman Tuhan adalah “roti hidup” (Ulangan 8:3), dan FirmanNya menunjukkan jalan ke hidup yang kekal. Pengertian ini mengandung dua aspek: pertama, “hidup” adalah lawan “maut”. Itu berarti bahwa taat kepada Tuhan adalah jalan untuk mencegah ancaman maut. Bagi mereka yang sudah mendengar Firman Tuhan serta panggilannya, tidak ada lagi jalan netral. Mereka harus memilih antara hidup dan maut. Kedua, hidup menunjuk suatu gairah semangat dan nikmat dalam eksistensi manusia. Hidup adalah lawan kelesuan. Perhatian terhadap Firman Allah mengantar kepada kelimpahan dan berkat.
C. Refleksi
1.    Kepemimpinan Musa patutlah kita teladani, terlebih ditengah-tengah krisis kepemimpinan saat ini. Walaupun Allah menyatakan bahwa dia tidak akan masuk kenegeri kanaan, tidak mambuat Musa kendor semangat dalam menyampaikan pengajaran atau nasehat kepada umat Israel.
2.    Kita diingatkan bahwa salah satu panggilan dan tugas kita adalah menjadi umat yang mau mendengar pengajaran yang disampaikan hambaNya. Dalam hal ini sebagaimana disebutkan dalam Amsal 1:8-9, hendaknya kita seperti seorang anak yang mendengarkan pengajaran orang tuanya, sebab pengajaran itu bila dilakukan akan membawa kebahagiaan.
3.    Seperti Musa, Tujuannya tidak lain, yakni memberikan bimbingan agar kehidupan keristen dibangunkan. Bukankah kita seharusnya saling membimbing dan saling menguatkan? Karena itu tugas panggilan ini sangat penting.


KETETAPAN TUHAN ITU SEMPURNA

Evangelium : Wahyu/Pangungkapon 3 : 14 – 22 Tema : BARANGSIAPA KUKASIHI, IA KUTEGOR DAN KUHAJAR Nama Minggu : 13 Set Trinitas (Tritunggal) Minggu, 30 Agustus 2015


A. Pengantar
Jemaat Laodikia adalah jemaat yang terkhir dari ketujuh jemaat yang disapa Tuhan dalam kitab Wahyu. Jemaat ini istimewa karena inilah satu-satunya jemaat yang tentangnya Kristus hanya mencela. Tak satupun pujian yang diberikan Tuhan kepada mereka. Hal ini terjadi karena Jemaat Laodikia tidak memiliki kesungguhan hati. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari jemaat ini.
B. Penjelasan Nas
Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia (ay.14-16), Jemaat Laodikia dinyatakan sebagai jemaat yang tidak memiliki kesungguhan hati dalam mengikuti Tuhan. Mereka dikatakan sebagai jemaat yang “suam-suam kuku”. Suam-suam kuku berasal dari kata ' KHLIAROS HUDOR', air yang rasanya tidak enak dan menyebabkan muntah, kalo dewasa ini barangkali dapat diibaratkan dengan air yang mengandung 'kaporit'. Orang Kristen yang suam kuku adalah orang Kristen yang merasa nyaman, puas diri dan tidak menyadari akan kebutuhannya. Orang Kristen yang suam kuku seolah berkat. "Kami sudah lama percaya kepada Yesus Kristus, kami Kristen udah puluhan tahun.  Inilah gambaran dari jemaat Laodikia.
Gereja Laodikia yang merasa mandiri, puas diri dan merasa nyaman dan aman itu seolah berkata: “Kami tidak membutuhkan apa pun!” Namun sementara itu kuasa rohani mereka melemah; kekayaan materi dan angka statistik mereka hebat menyelubungi mereka seperti kain kafan menyembunyikan mayat yang membusuk.
Penyebab ketidaksungguhan jemaat di Laodikia (ay.17-18), Jemaat Laodikia ada di tengah kota Laodikia. Kota ini sangat istimewa, kota ini memiliki tiga hal yang dibanggakan: Pertama, Laodikia Ini terkenal dengan kemakmurannya, sebagai satu pusat kegiatan perbankan, dan keuangan  terbesar di dunia pada saat itu. Keadaan ini membuat orang Laodikia memiliki mentalitas mandiri, merasa tidak butuh siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.

Kedua, Laodikia termasyur dengan kerajinan pakaian jadinya, khususnya yang terbuat dari wol, ini menimbulkan mentalitas yang sombong, mereka begitu bangga dan yakin diri akan kecantikan dan ketampanannya. Mereka selalu terobsesi untuk dikagumi orang lain.
Ketiga, Laodikia juga tersohor karena mutu sekolah kedokterannya, yang berhasil membuat prestasi medis kota ini lebih melambung lagi adalah salep mata dan salep telinga yang mereka produksi. Sehingga mereka merasa diri selalu sehat khususnya dalam pendengaran dan penglihatan mereka.
Sikap Tuhan atas Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia, Ternyata Tuhan tidak tinggal diam melihat ketidaksungguhan jemaat Laodikia, ada dua sikap Tuhan yaitu Tuhan akan menegor dan menghajar (ay 19a). Kata menegur berasal dari kata “elegcho” yang artinya menunjukkan kesalahan dengan tujuan menginsafkan seseorang. Bukan hanya menegor tetapi jemaat ini pun akan dihajar oleh Tuhan, dihajar maksudnya ini merupakan peringatan yang lebih keras.
Solusi Lepas dari Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia (ay 19—22), Tuhan memberikan solusi bagi jemaat Laodikia yaitu: “relakanlah hatimu dan bertobatlah! Perintah untuk bertobat diawali dengan kerelaan hati, ini merupakan poin yang penting, pertobatan yang sungguh hanya terjadi bila ada kerelaan hati. Kerelaan hati digunakan kata “zeloo” artinya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bertobat.
C. Refleksi
1.    Keadaan rohani jemaat Laodikia dikatakan “Suam-suam kuku” karena mereka menganggap kekayaan, penampilan dan kesehatan yang mereka miliki adalah segalanya. Untuk itu berhati-hatilah dalam kemapanan hidup jangan sampai kitapun memiliki keadaan yang sama dengan jemaat Laodikia.
2.    Kedaaan suam-suam kuku hanya bisa dikalahkan dengan satu tindakan itulah bertobat dan menerima Kristus dalam hidup kita sebagai Tuhan dan Juruselamat.
3.    Jika kita memiliki kesungguhan hati dalam mengikut Kristus maka kita akan memiliki persekutuan yang indah dengan Tuhan Yesus pada masa sekarang  di dunia dan pada masa yang akan datang di Sorga.



Khotbah Kebaktian Rumah Tangga Efesus 6:10-20


Efesus 6:10, “akhirnya, hendaklah kamu kuat…”; II Tim 2:1, “jadilah kamu kuat karena kasih karunia…”
Bagaimana supaya roh kita menjadi kuat:
(1) Kita harus memiliki Firman (I Yoh 2:14). Firman itulah yang akan kita pakai untuk membangkitkan jiwa kita, roh kita akan memakai firman itu untuk berkata2 kepada jiwa kita dan membangunnya kembali.
(2) Kita harus dekat dengan Tuhan. Kita akan selalu kuat bila kita menaruh pengharapan kita pada Tuhan, dan Tuhanlah yang akan memberikan kekuatan itu bagi hidup kita.

Pernahkah anda tertanya-tanya mengapa setelah seseorang itu menjadi orang Kristen, hidupnya menjadi semakin sulit? Saya pernah mendengar seseorang berkata “hidup saya sebelum menjadi orang Kristen jauh lebih aman!”\
Sejujurnya, bukan mudah untuk menjadi orang Kristen. Bukan mudah untuk hidup sebagai garam dan terang di dunia ini.
Apakah yang menyebabkan hal ini? Mengapa hal-hal yang sulit terjadi kepada orang yang saleh? Jawabnya adalah kerana kita sedang berada dalam peperangan rohani! Paulus menjelaskan hal ini di dalam suratnya kepada Efesus.
 Peperangan rohani tidak dapat dielakkan, oleh itu kita harus tahu apa strategi Iblis dan Bagaimana cara mengatasinya!

IBLIS ADALAH MUSUH YANG NYATA
 semua orang Kristen harus sadar bahwa Iblis tidak akan pernah berhenti untuk menghancurkan manusia! Oleh karena itu, maka kita semua harus berdiri teguh di dalam Tuhan! kita harus tetap dalam posisi siap siaga menghadapi Iblis.
Kita harus menggunakan senjata rohani.
2 Korintus 10:3-4

STRATEGI IBLIS
Pertama, Iblis berusaha menyesatkan manusia.
Mari kita lihat apa yang dikatakan Paulus sebelumnya di dalam Efesus 4:14.
Efesus 4:14
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.
1 Timotius 4:1-2
Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Cara Iblis yang kedua adalah membuat hidup manusia susah. Sebagai contoh Iblis menghasut Yudas Iskariot untuk mengkhianati Yesus sehingga Yesus ditangkap, diainaya disiksa dan mati di kayu Salib.
Akibat dari kesusahan hidup ialah manusia mencari alasan untuk membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain. Itulah sebabnya kita melihat ada pembunuhan, peperangan, kemiskinan, penyakit, kebencian,  dan sebagainya. Semua ini tidak mendatangkan kemuliaan kepada Allah.
Cara Iblis yang ketiga adalah melalui pencobaan. Iblis berusaha mencobai manusia untuk menjatuhkan mereka di dalam dosa. Kalau kita melihat cara Iblis mencobai Yesus, kita mendapati ada 3 hal yang dicobai Iblis.
Keinginan daging
Keingin Mata
Keangkuhan hidup.
CARA MENGATASI TIPU MUSTILAH IBLIS
Menurut Firman Tuhan ada 4 cara yg dapat mengatasi Iblis? Semua ini berbicara tentang siapa yang menguasai hati, atau siapa yang kita kasihi dan cara hidup kita. Kita akan membaca dari Yakobus 4:7-8 dan Efesus 6:10-17.
Yakobus 4:7-8
Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Nah menurut Yakobus, ada 3 cara kita melawan Iblis.
Tunduk kepada Allah
Mendekat kepada Tuhan
Menyucikan tangan dan hati
Pertama tunduk kepada Allah. Kita tidak boleh memberontak kepada Allah. Ada banyak orang mencari Allah kerana berkat, kasih, pengampunan dan kesembuhan akan tetapi mereka menolak ketika Allah meminta komitmen dan ketaatan. Bagaimana kita tahu bahawa kita mengenal Allah? 1 Yoh 2:3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Kedua, Mendekat kepada Allah.
Ini berbicara tentang doa. Kenapa doa penting? Ini kerana doa menyatakan bagaimana sebenarnya hubungan kita dengan Allah. Bila hubungan kita dengan Allah intim, maka kita akan dapat mendengar suaraNya, mengenal jalan-jalanNya dan mengerti kehendakNya.
Ketiga adalah menyucikan tangan dan hati.
kita harus menjaga hati kita agar tidak dicemarkan dengan perasaan-perasaan yang jahat dan pikiran-pikiran yang najis. Itulah sebabnya Alkitab berkata kalau kamu merasa marah, cepat-cepat redakan kemarahan kamu dan carilah perdamaian. Kalau disimpulkan, mentahirkan tangan dan hati ini kata yang muncul adalah kekudusan! Bagaimana anda menjelaskan kekudusan? Menurut saya kekudusan bukanlah mengasihi Yesus dan melakukan semua yang kamu inginkan, akan tetapi kekudusan adalah mengasihi Yesus dan melakukan semua yang Yesus inginkan!
Tapi saya sering jatuh di dalam dosa? Bagaimana? Alkitab berkata anda harus cepat2 mengakui dosa. (1 Yohanes 1:8-9)
Keempat adalah menggunakan perlengkapan senjata Allah (Efesus 4:10-17)
Untuk apa kita menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah? Ada dua hal iaitu supaya kita dapat bertahan dari serangan Iblis dan kedua supaya kita dapat melawan Iblis. Itulah sebabnya Yakobus berkata tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis. Kalau kita tunduk kepada Allah lalu kemudian kita pergi melawan Iblis tanpa pakaian perang dan senjata Allah, kita tentu akan dikalahkan.

Amen.

Sabtu, 15 Agustus 2015

Khotbah Minggu 16 Agustus 2015 Ibrani 13: 1-15 Thema Minggu : “Aku Sekali-kali Tidak Meninggalkan Engkau”/ Sandok Tung Na So TinggalhononKu do Ho


I. Pendahuluan
Surat  Ibrani adalah Surat yang dialamatkan pertama sekali kepada orang Yahudi yang telah menjadi pengikut Kristus. Mereka telah menerima dan menjadi pengikut Kristus, namun karena terjadi penganiayaan yang begitu berat, baik secara kehidupan sosial maupun secara fisik, baik dari pihak bangsa Yahudi maupun Romawi, mereka mulai bimbang dan goyah untuk mempertimbangkan kembali menjadi agama Yahudi. Dengan demikian, Surat Ibrani memberikan penguatan dan peneguhan serta mengingatkan mereka supaya tetap beriman kepada Yesus dan tinggal tetap dalam Kekristenan. Untuk Itulah dalam kitab Ibrani diperlihatkan kesempurnaan Kristus sebagai keselamatan dan kehidupan yang jauh lebih unggul dan sempurna dari siapapun dalam dunia ini. Sang Penulis menyatakan identitas sejati Yesus sebagai Allah. Dialah Penguasa Tertinggi. Ia lebih mulia daripada agama atau malaikat manapun. Ia lebih tinggi dari pemimpin Yahudi manapun (seperti Abraham, Musa, atau Yosua) dan lebih tinggi daripada Imam manapun
Tidak jarang kita melihat kasus-kasus kehidupan yang terjadi ditengah-tengah kehidupan kita sehari-hari akibat satu masalah dapat merembes memunculkan masalah yang lain. Contoh sederhananya bisa akibat permasalahan ekonomi keluarga dapat berdampak pada keharmonisan rumahtangga atau bahkan dapat membuat seseorang mencari uang dengan jalan yang tidak benar.
Jika kita tidak mampu mengendalikan diri menghadapi suatu tantangan hidup dapat berdampak ke bagian kehidupan yang lain.
Sehingga dalam tujuan penulisan surat Ibrani ini kita diingatkan oleh Tuhan supaya orang percaya di dorong untuk tetap tabah dan setia di dalam iman, semakin dewasa secara rohani dan mempertahankan kekudusan sebagai umat pilihan Allah. Seberapa beratpun tantangan yang sedang dihadapi oleh orang percaya supaya jangan pernah meninggalkan kesetiaan kepada iman, tetap menjaga kekudusan.
Disinilah diingatkan kembali bagaimana orang Kristen itu supaya semakin dewasa secara rohani, setiap saat perjalanan kehidupan yang boleh kita lalui kita manfaatkan untuk semakin mendewasakan dan mematangkan kita. Sehingga setiap kondisi kehidupan yang kita lalui adalah untuk menempah kita menjadi orang Kristen yang tangguh dan kuat.
Beberapa nasehat diperlihatkan kepada kita untuk menjaganya dan memperhatikan dengan seksama sekalipun beratnya tantangan kehidupan yang harus kita hadapi, beberapa nasehat itu diantaranya:
-    Kasih persaudaraan
-    Menjaga kekudusan pernikahan
-    Tidak menjadi hamba uang
-     Memperhatikan dan meniru iman orang-orang yang menjadi pembimbing iman dan yang telah mendahului mereka yang tetap berpengang dalam iman.
-     Ucapan bibir yang memuliakan Tuhan
Sebagai umat yang percaya kita mempunyai tujuan hidup yaitu “mencari kota yang akan datang” (ay.14). Sebab dunia bukanlah tempat tinggal yang tetap. Sehingga nasehat yang disampaikan Firman Tuhan ini sangat jelas supaya dalam menghadapi persoalan kehidupan apapun, kita tidak diombang-ambingkan nasehat-nasehat yang menyesatkan kita.
Sebaliknya, kita diteguhkan bahwa apapun pergumulan yang sedang kita hadapi ada Tuhan yang menjadi penolong kita (ayat 6). Kuasa pertolongan Tuhan itu tetap nyata sepanjang masa, Allah tetap bekerja ditengah-tengah kehidupan umatNya. Sebab Tuhan Yesus adalah kekal dahulu sekarang dan sampai selamanya (ayat 8).
Maka dibutuhkan kesabaran di dalam iman menghadapi segala apapun kondisi yang kita hadapi. Jika kita mendahului dengan ketakutan dan kekawatiran, maka nasehat-nasehat penyesat akan mudah merasuki kehidupan kita, akhirnya yang terjadi satu masalah dapat merambat membawa masalah baru dalam kehidupan kita. Biarlah setiap apapun yang terjadi dapat kita hadapi dengan iman bahwa Tuhan ada, melihat dan akan menolong kita. 
Pertama, hidup saling mengasihi dan menghormati.
Kasih adalah dasar dari keluarga, oleh sebab itu mengasihi bukan hanya tugas seorang suami tetapi juga seorang istri (Titus 2:4-5).  Perempuan diciptakan oleh Allah dengan tujuan menjadi penolong bagi laki-laki.  Jadi istri adalah “penolong” bagi suami bukan penodong atau perongrong.  Demikian pula dengan para suami harus mengasihi istri dengan tulus, jujur dan sungguh-sungguh.  Didalam menanggung beban suami istri harus saling tolong menolong (Gal 6:2).  Hidup tolong menolong adalah bukti bahwa orang itu saling mengasihi, seperti memberi tumpangan kepada yang membutuhkan dan memperhatikan orang hukuman dan orang yang diperlakukan sewenang-wenang ialah bukti dari kasih persaudaraan (Ibrani 13: 1-3)

Kedua, menjaga kekudusan keluarga. (ayat 4)
Kekudusan perkawinan sangatlah berharga dihadapan Allah sebab kekudusan perkawinan pada dasarnya mencerminkan kekudusan Allah.  Oleh sebab itu diperintahkan: “ Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.  Suami istri harus menjaga kekudusannya sebab dengan demikian mereka diberkatin oleh Tuhan dan menjadi alat bagi kemuliaan-Nya.

Ketiga, percaya akan pemeliharaan Tuhan (ayat 5 – 6)
Tidak dapat dipungkiri bahwa kecintaan akan materi secara berlebihan telah menjadi budaya umum dalam masyarakat.  Segala sesuatu diukur berdasarkan kepemilikan atas materi.  Demikian pula dalam kehidupan keluarga, masalah ekonomi, keinginan akan materi seringkali menjadi pemicu bagi retaknya bangunan kokoh sebuah keluarga.  Oleh sebab itu diperingatkan: “ Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.”  Pemujaan akan uang pada hakekatnya ialah pengingkaran akan Allah.  Pengingkaran bahwa Allah memiliki kesanggupan oleh kuasa-Nya untuk memelihara kehidupan kita dari sehari ke sehari. TERPUJILAH TUHAN. Amen
Dari Berbagai Sumber